SURABAYA, KOMPAS — Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, berjanji mengusut tuntas kematian dua siswa perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate, Minggu (1/10) dini hari. Mereka diduga tewas dikeroyok oknum suporter Persebaya.
"Kami minta kedua kelompok yang bertikai meredam amarah dan menahan diri," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal seusai mediasi tertutup dengan perwakilan koordinator suporter Persebaya, yang dikenal dengan sebutan Bonek, dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Markas Polrestabes Surabaya, Minggu. "Kedua kelompok sudah menjamin akan meredam massanya agar insiden ini menjadi yang terakhir. Oknum Bonek atau siapa pun pelakunya akan kami proses secara hukum tanpa pandang bulu," kata Iqbal.
Pihak kepolisian segera memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan terkait peristiwa yang menewaskan M Anis (22), warga Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, dan Aris Eko Ristanto (25), warga Kabupaten Bojonegoro, Jatim, itu.
Pemeriksaan dimulai dengan memanggil koordinator Bonek, Andy Kristiantono, sebagai saksi. Andy berada di lokasi kejadian saat pengeroyokan. Ia pun membawa kedua korban ke rumah sakit.
Perwakilan kedua belah pihak menyerahkan proses hukum kepada polisi. Andy menyatakan, dirinya siap menjadi saksi atas peristiwa tersebut. "Terkait pemicu, ada banyak persepsi. Kami serahkan kepada Polrestabes Surabaya untuk mengambil kesimpulan," ujar Andy ketika ditanya soal pemicu pengeroyokan.
Ketua PSHT Surabaya Rosadin menyebutkan, kematian Anis dan Aris merupakan kejadian yang tidak dikehendaki bersama. "Kami akan meredam pergerakan untuk menghormati proses hukum," kata Rosadin.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan belasungkawa dan permohonan maaf kepada keluarga korban. Perwakilan Pemerintah Kota Surabaya dan Polrestabes Surabaya telah mengunjungi keluarga korban dan memberikan santunan. "Saya sudah berkoordinasi dengan Kapolrestabes Surabaya, masalah ini diusut agar tidak ada yang saling balas dendam," ucap Risma.
Pengeroyokan
Pengeroyokan terjadi sekitar pukul 01.30. Saat itu, lebih dari 20 siswa PSHT melakukan konvoi dari arah Surabaya menuju Gresik. Ketika melintasi Terminal Tambak Osowilangun, mereka diduga berupaya menerobos kerumunan suporter sepak bola yang baru selesai menonton pertandingan Persebaya melawan Persigo Semeru FC Lumajang di Stadion Gelora Bung Tomo.
Diduga terjadi selisih paham, sejumlah oknum Bonek menghadang massa PSHT di depan SPBU di Jalan Raya Balongsari.
Iqbal mengatakan, setelah dikeroyok, kedua korban dilarikan ke RS Muji Rahayu, Surabaya, oleh Andy. Namun, korban meninggal dalam perjalanan.