Rusia Klaim 120 Milisi NIIS Tewas
MOSKWA, SABTU — Rusia mengklaim telah menewaskan 120 milisi Negara Islam di Irak dan Suriah dan 60 tentara bayaran asing. Sejumlah komandan juga tewas dalam serangkaian serangan udara yang dilakukan di Suriah. Namun, Rusia tidak pernah mengakui korban sipil.
Hal itu dinyatakan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskwa, Sabtu (7/10). ”Pos komando teroris dan hingga 80 milisi NIIS, termasuk sembilan orang asli Kaukasus utara, dihancurkan di wilayah Mayadeen,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia tentang serangan yang dilakukan militer Rusia di Suriah. Ditambahkan, 40 milisi NIIS lainnya terbunuh di kota Albu Kamal. Mayadeen merupakan benteng terakhir kelompok NIIS di Suriah.
Lebih lanjut disampaikan, lebih dari 60 tentara bayaran dari bekas negara Uni Soviet, Tunisia, dan Mesir tewas di Lembah Eufrat, di selatan Deir Ezzor. Menurut Moskwa, tentara asing bayaran dengan jumlah besar datang ke Suriah melalui kota perbatasan Albu Kamal dari Irak.
Komandan senior
Yang menarik, dalam pernyataan itu disebutkan, pasukan Rusia telah membunuh komandan senior NIIS, Omar al-Shishani, Alaa al-Din al-Shishani, dan Salah al-Din al-Shishani, yang semuanya berasal dari Kaukasus utara. Moskwa melaporkan kematian mereka setelah selama beberapa hari memastikan hasil serangan sebelumnya di utara perbatasan Albu Kamal. Dalam serangan tersebut, pasukan Rusia telah menghancurkan pos komando NIIS dengan lebih dari 30 milisinya.
Soal kematian Omar al-Shishani ini agak membingungkan karena pada 2016 Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pernah menyatakan pejuang itu telah dibunuh oleh tentara AS di Irak.
Shishani, yang lebih dikenal dengan nama perangnya, ”Omar Chechen”, berasal dari Georgia, bekas negara bagian Uni Soviet yang sebagian penduduknya beretnis Chechen. Dia berjuang sebagai pemberontak Chechen melawan pasukan Rusia sebelum akhirnya bergabung dengan militer Georgia pada 2006.
Shishani kemudian muncul di Suriah utara sebagai komandan kelompok tentara bayaran asing dan menjadi pemimpin senior di NIIS.
Selain Omar al-Shishani, tewasnya Salah al-Din al-Shishani juga dipertanyakan. Rami Abdel Rahman, pemimpin Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berbasis di Inggris, membantah kematian Salah. Menurut dia, Salah al-Din al-Shishani masih hidup di suatu tempat yang dikuasai NIIS di provinsi Aleppo bagian barat.
”Dia komandan yang sangat terkenal dan kelompoknya bersekutu dengan milisi Front Al-Nusra dan hanya berjuang melawan rezim Suriah,” kata Abdel Rahman. ”Dia tidak terkait dengan NIIS,” ujarnya.
Serangan lanjutan terhadap NIIS di Deir Ezzor mengakibatkan kematian banyak warga sipil. SOHR mengatakan, serangan Rusia pada Kamis malam itu menewaskan 14 warga, termasuk tiga anak. Kematian warga sipil ini tidak diakui Rusia sejak negara ini mengintervensi Suriah pada 2015. Bahkan, kata lembaga ini, Rusia selalu menyangkal laporan yang disampaikan dan menilai laporan itu bias.
Sebelumnya, pada hari Jumat, Rusia juga mengklaim telah membunuh beberapa komandan NIIS, termasuk ”menteri perang” yang pernah dilatih AS dan pernah disayembarakan kepalanya senilai 3 juta dollar AS.
”Menurut data yang sudah dikonfirmasi, di antara mereka yang terbunuh, adalah empat komandan lapangan berpengaruh, termasuk Emir Abu Mohammed al-Shimali,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang disampaikan melalui Facebook. (AFP/AP/RET)