PM Rajoy Beri Waktu 8 Hari kepada Catalonia untuk Batalkan Kemerdekaan
Oleh
MH SAMSUL HADI
·2 menit baca
MADRID, KAMIS — Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy memberi waktu delapan hari bagi pemerintah Catalan untuk membatalkan kemerdekaan yang mereka upayakan. Jika peringatan ini tidak dihiraukan, ia akan mencabut otonomi politik Catalonia dan memerintah wilayah itu secara langsung.
Di sidang parlemen Spanyol, setelah menyampaikan pidato yang disiarkan televisi secara langsung, Rabu (11/10), Rajoy menegaskan, pemerintah Catalan mempunyai waktu hingga Senin, 16 Oktober mendatang, pada pukul 08.00 GMT (atau 15.00 WIB) untuk menyampaikan jawaban atas permintaan klarifikasi tentang deklarasi kemerdekaan.
Jika Pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont, mengonfirmasi bahwa dia telah mendeklarasikan kemerdekaan, ia diberi tambahan waktu lagi selama tiga hari atau hingga Kamis, 19 Oktober, pukul 08.00 GMT untuk membatalkan deklarasi kemerdekaan. Jika peringatan ini tidak dipatuhi, Madrid akan menerapkan Pasal 155 Konstitusi Spanyol.
Belum jelas, apakah pemerintah Catalan akan memenuhi permintaan tersebut, tetapi mereka menghadapi situasi penuh teka-teki. Selasa malam lalu, Puigdemont mengeluarkan deklarasi simbolik kemerdekaan dan pemisahan Catalonia dari Spanyol, dengan menandatangani deklarasi pernyataan kemerdekaan di parlemen Catalonia. Namun, ia tiba-tiba menangguhkan masa berlaku deklarasi kemerdekaan itu dan meminta dialog dengan pemerintahan Madrid.
Langkah yang diambil PM Rajoy bisa memperdalam konfrontasi antara Madrid dan Catalan, wilayah timur laut Spanyol. Selain itu, langkah tersebut juga memberi sinyal tentang jalan keluar yang dipilih Rajoy untuk keluar dari krisis politik terbesar di negeri itu sejak peristiwa kudeta militer yang gagal tahun 1981.
Dengan mengaktifkan Pasal 155, Rajoy bisa melucuti pemerintah regional Catalan. Ia mungkin saja juga mengumumkan pemilu regional yang dipercepat setelah mengaktifkan Pasal 155.
Menurut pengamat, pemerintah Catalan kini dihadapkan pada situasi penuh teka-teki. Jika Puigdemont mengatakan ia telah memproklamasikan kemerdekaan, pemerintah pusat bakal turun tangan. Jika dia menyatakan bahwa ia tidak mendeklarasikan kemerdekaan itu, partai ekstrem kiri (CUP), kemungkinan bakal menarik dukungan kepada pemerintah minoritas Puigdemont.
”Rajoy mempunyai dua sasaran: jika Puigdemont masih tetap ragu-ragu, gerakan pro kemerdekaan bakal semakin terpecah; jika Puigdemont bersikeras mempertahankan kemerdekaan, Rajoy bakal bisa menerapkan Pasal 155,” kata Antonio Barroso, Deputi Direktur Teneo Intelligence, perusahaan riset yang bermarkas di London, Inggris.
”Pada langkah sebaliknya, sasaran Rajoy adalah pertama-tama memulihkan tegaknya aturan di Catalonia dan hingga batas tertentu hal itu bisa berujung pada pemilu yang dipercepat di kawasan,” kata Barroso.
Pertaruhan yang dihadapi Rajoy sangat besar. Lepasnya Catalonia, yang memiliki bahasa dan budaya sendiri, bakal menyebabkan Spanyol kehilangan seperlima pendapatan ekonominya dan lebih dari seperempat ekspornya. (REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.