ABU DHABI, KOMPAS — Sampai hari kedua penyelenggaraan kompetisi WorldSkills Abu Dhabi 2017 di Abu Dhabi National Exhibition Centre, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tim Indonesia yang berjumlah 31 tenaga kerja muda telah menyelesaikan 70 persen tugas dari 29 bidang lomba yang diikuti. Persiapan latihan yang relatif matang selama 1,5-2 tahun menjadikan peserta lebih siap menghadapi kompetisi WorldSkills tahun ini.
Pada hari pertama kompetisi, Minggu (15/10), tim Indonesia mengikuti 29 bidang lomba. Adapun pada hari kedua, Senin (16/10), tim Indonesia mengikuti 28 bidang lomba. Pada hari kedua, terdapat satu bidang yang tidak dilombakan sehingga hanya 28 bidang lomba yang diikuti tim Indonesia.
Secara keseluruhan, tim bisa menyelesaikan sekitar 70 persen proyek yang dilombakan. ”Setiap hari, di masing-masing bidang lomba, peserta melakukan tiga hingga empat proyek. Ada proyek yang sifatnya bersambung, tetapi ada pula yang tidak. Karena persiapan latihan anak-anak agak panjang, tahun ini mereka lebih siap melaksanakan pekerjaan yang dilombakan,” tutur Ketua Tim Bidang Humas WorldSkills Indonesia, Haryono, Senin, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Aloysius Budi Kurniawan, dari Abu Dhabi.
Technical Delegate WorldSkills Indonesia, Dyah Kartiningdyah, menambahkan, sampai hari kedua, kompetisi ini berjalan lancar. ”Di beberapa bidang lomba, peserta kita hasilnya terlihat lebih baik daripada saat WorldSkills 2015. Anak-anak sekarang terlihat lebih tenang,” ujarnya.
Seluruh rangkaian lomba di ajang WorldSkills Abu Dhabi 2017 digelar 15-18 Oktober. Adapun seluruh perolehan hasil lomba akan diumumkan pada acara penutupan, Kamis (19/10).
Pada ajang WorldSkills 2015 yang digelar di Brasil, Indonesia berhasil menyabet dua medali kemenangan. Satu medali perak disumbang oleh Hari Sunarto pada bidang lomba Plastic Die Engineering dan satu medali perunggu disumbang oleh Rifki Yanto pada bidang lomba Prototype Modelling. Selain meraih dua medali, Indonesia juga mendapatkan 15 medali Excellent berupa sertifikat yang menandai bahwa hasil kerja peserta telah lolos standar internasional.
Indonesia rutin mengikuti ajang kompetisi dua tahunan ini sejak 2005. Saat pertama kali ikut kompetisi ini, jumlah negara yang terlibat baru 37, hingga akhirnya terus bertambah mencapai 77 negara tahun ini. Dengan bertambahnya negara peserta, tingkat persaingan di setiap bidang lomba menjadi semakin ketat.
Serap tenaga kerja
Selain menjadi ajang uji kompetensi tenaga-tenaga kerja muda, WorldSkills juga mampu melahirkan tenaga-tenaga kerja muda andal dunia industri dan pelayanan jasa. Hal ini terbukti dengan terserapnya sebagian besar lulusan kompetisi WorldSkills ke dunia kerja dan bangku kuliah lanjutan.
Dari 31 peserta WorldSkills Abu Dhabi 2017 asal Indonesia, sebagian besar sudah bekerja di dunia industri dan sebagian kecil melanjutkan kuliah. ”Saya mendapat beasiswa dari Astra untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Manufaktur Astra di Sunter, Jakarta Utara. Di WorldSkills, saya bisa belajar mengenal peralatan baru serta penerapan prosedur-prosedur yang sesungguhnya dalam dunia industri,” kata Sahal Amri, peserta WorldSkills Abu Dhabi 2017 bidang lomba Automobile Technology lulusan SMK Nahdlatul Ulama Ma’arif Kudus.