SURABAYA, KOMPAS — PT Perkebunan Nusantara X bekerja sama dengan Nippon Electric Company, perusahaan berbasis teknologi dari Jepang, mengembangkan aplikasi Smart Sugarcane System (3S). Aplikasi ini diharapkan bisa meningkatkan potensi produksi gula dari data lahan tebu yang diambil menggunakan satelit.
Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo, Jumat (20/10), di Surabaya, Jawa Timur, mengatakan, Nippon Electric Company (NEC) menyediakan satelit yang mampu memetakan lahan tebu secara tepat dan menyeluruh. Pemetaan tersebut akan ditunjang data dari PTPN X, seperti data terkait pemilik lahan, luasan lahan, dan pemanfaatan lahan untuk mengambil tindakan terbaik yang bisa meningkatkan produktivitas tebu.
Kepemilikan data yang akurat menjadi salah satu kunci untuk memprediksi produksi tebu, baik dalam jumlah maupun rendemen. Setelah mengetahui kondisi tebu saat proses penanaman, bisa ditentukan perlakuan yang paling tepat agar bisa mencapai produktivitas tertinggi.
”Dengan menggunakan data ini, kami bisa memprediksi pola produksi giling hingga beberapa tahun ke depan sehingga PTPN X mampu melakukan evaluasi dan pembenahan, baik dari sisi on farm maupun off farm, guna menghasilkan tebu yang maksimal,” kata Dwi.
Aplikasi 3S itu telah dipaparkan secara langsung dalam World Plantation Conference and Exhibition 2017 yang digelar pada 18-20 Oktober 2017 di Jakarta. Kedua belah pihak berencana akan menuangkan kerja sama tersebut dalam bentuk nota kesepahaman dalam waktu dekat. Aplikasi itu ditargetkan mulai diterapkan pada musim tanam 2018.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PTPN X Firda Suraida menambahkan, selama ini, sistem produksi gula masih dilakukan secara manual. Perhitungan potensi gula masih dilakukan secara terpisah dan belum menggabungkan sejumlah parameter yang ada.
Penghitungan masih didasarkan pada luasan lahan dan perkiraan rendemen, padahal ada faktor lain, seperti lokasi lahan, cuaca, dan jarak dengan pabrik gula yang bisa memengaruhi gula yang dihasilkan.
Penggunaan aplikasi 3S akan memperkuat aplikasi e-farming yang sudah diterapkan PTPN X. Aplikasi e-farming memudahkan proses pendaftaran area lahan, meningkatkan akurasi data lahan, memudahkan pengawasan, dan evaluasi lahan yang terdaftar.
”Penambahan penggunaan satelit membuat data makin akurat sehingga bisa mencapai hasil sesuai prediksi,” kata Firda.
Adapun realisasi lahan PTPN X pada 2016 seluas 70.511 hektar dan menghasilkan gula 380.403 ton. Sementara pada musim giling tahun ini, produksi gula ditargetkan 342.591 ton.
Analis Senior Nusantara Sugar Community, Adig Suwandi, mengatakan, penguatan data bisa menjadi bagian dari perbaikan on farm dan off farm. Sebab, selama ini ada sejumlah faktor yang memengaruhi turunnya potensi rendemen, seperti penataan varietas yang kurang tepat, pola tanam yang kurang sesuai, dan perlakuan saat tebang angkut.
”Jika semua faktor penentu produktivitas bisa diukur secara terintegrasi, potensi gula bisa didapat dengan maksimal. Petani akan diuntungkan,” tutur Adig.