Antre Sepanjang 1 Km demi KTP-el
”Kemarin, waktu mau perpanjang surat keterangan lagi di kelurahan, saya diberi tahu kalau bisa membuat KTP-el dan langsung jadi di TMII,” ujarnya.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif mengatakan, pihaknya membuka stan perekaman KTP-el dalam acara Nusantara Expo di Jakarta, Rabu-Minggu (18-22/10). Pada hari ketiga pelaksanaannya, animo masyarakat untuk membuat KTP-el tampak sangat tinggi. ”Dalam sehari ada 2.000–3.000 orang merekam dan mencetak KTP-el,” katanya.
Sejak pukul 08.00, Trisye dan suaminya mengantre untuk menyetorkan surat keterangan dan fotokopi kartu keluarga (KK) kepada petugas Dukcapil. Namun, hingga pukul 11.00, posisi mereka belum jauh bergerak, masih berjarak 1 kilometer antrean dari meja petugas sambil menahan terik matahari.
Winda Alienda (26), warga Cijantung, Jakarta Timur, bahkan datang sejak pukul 06.00 dan langsung mengantre. Ibu satu anak yang sudah satu tahun menunggu panggilan pencetakan dari kelurahan ini berhasil mendapatkan nomor antrean pengambilan KTP-el setelah enam jam menunggu. Akan tetapi, ia masih harus kembali keesokan harinya untuk mengambil KTP-el yang sudah dicetak.
”Saya berharap ke depan KTP-el bisa dicetak langsung di kelurahan tanpa menunggu lama. Kalau harus mengantre panjang seperti ini, kan, buang-buang waktu,” ujar Winda.
Bermula dari hoaks
Zudan mengatakan, awalnya acara ini hanya ditujukan untuk perekaman data warga. Berdasarkan data Kemendagri, hingga saat ini angka nasional menunjukkan masih sekitar 7 juta orang belum merekam data. ”Jadi, ada berita bohong (hoaks) yang menyebar di masyarakat bahwa mereka bisa mendapatkan KTP-el langsung setelah melakukan perekaman di sini,” tuturnya.
Padahal, data yang direkam masyarakat harus melalui proses penunggalan terlebih dahulu sebelum dapat dicetak. Zudan mengatakan, hingga saat ini masih ada 4 juta data individu yang mengantre untuk ditunggalkan.
”Masyarakat yang bisa mendapatkan secara langsung itu adalah mereka yang KTP-el-nya hilang atau rusak, jadi datanya sudah ada (sudah tunggal), itu bisa langsung kami ganti,” kata Zudan.
Sebagian besar masyarakat mengetahui informasi pembuatan KTP-el di TMII dari pesan berantai yang menyebar melalui grup aplikasi pesan singkat dalam jaringan (daring). Salah satunya Atikoh Hernadi (42), warga Babelan, Kabupaten Bekasi. Dia mengendarai sepeda motor sejauh 40 kilometer menuju TMII setelah mendapat informasi dari grup Whatsapp pertemanannya.
”Saya ingin mengganti status pernikahan di KTP-el yang beda dengan KK,” ujar Atikoh. Gara-gara data berbeda, Atikoh ditolak saat hendak membeli sepeda motor secara kredit.
Cetak di kelurahan
Meski banyak warga salah paham, Ditjen Dukcapil tetap melayani ribuan warga yang berharap dapat mencetak KTP-el. Zudan menugaskan 70 petugas yang disebar ke bagian penerimaan dokumen surat keterangan dan KK, perekaman data, dan pencetakan KTP-el. Selain itu, ada 10 alat pencetak KTP-el yang dibagi dalam dua kelompok wilayah warga DKI Jakarta dan warga di luar DKI Jakarta.
Ia menambahkan, tidak ada target dan batasan bagi warga yang ingin mendapatkan pelayanan KTP-el dalam kegiatan ini. Bagi masyarakat yang sudah memiliki data tunggal, proses pencetakan hanya butuh dua hari.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan, total warga DKI yang belum merekam data untuk pembuatan KTP-el sebanyak 39.000 orang (0,51 persen) dari 7,6 juta warga yang wajib KTP.
Di TMII, petugas yang bertugas adalah petugas dari Disdukcapil DKI dan Kemendagri. Mereka bertugas memberikan penjelasan kepada warga yang datang. Data Jumat kemarin, ada 697 surat milik warga belum bisa dicetak karena belum teruji ketunggalan datanya.
Jika sudah teruji dengan diberikannya surat keterangan ketunggalan data yang menyatakan siap cetak atau pre ready record (PRR), warga bisa mencetak KTP-el di kelurahan.
Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Arief M Edie mengatakan, tujuan dibukanya stan untuk memberikan pelayanan masyarakat yang belum menerima KTP-el. Masyarakat bisa melihat dan mengontrol proses pembuatannya.
Arief meminta pemerintah daerah membuka pelayanan rekam KTP-el pada Sabtu dan Minggu guna memudahkan warga yang sibuk di hari kerja. Ini sesuai dengan surat edaran Menteri Dalam Negeri tentang pelayanan perekaman KTP-el.
Khusus di TMII, untuk memudahkan masyarakat, layanan pembuatan KTP-el akan diubah. Dukcapil akan menyediakan beberapa kotak dokumen untuk warga DKI Jakarta dan luar DKI Jakarta. ”Besok, warga yang menyerahkan surat keterangan dan KK tinggal menaruh saja di kotak itu, tak perlu antre lagi,” kata Zudan.
Penyerahan dokumen dan perekaman data akan berakhir Sabtu ini. Minggu (22/10), Dukcapil hanya melayani pengambilan KTP-el. (DD01/DD15/HLN)