LHOKSUKON, KOMPAS — Dua bus Sempati Star bertabrakan di jalan lintas Sumatera, tepatnya di Desa Meunasah Drang, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Jumat (20/10) pukul 02.30. Dua orang tewas dan 15 orang lainnya luka ringan.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Aceh Komisaris Besar Gunawan mengatakan, korban tewas adalah Saiful Bahri (24), warga Aceh Utara, dan Zaini (51), warga Pidie. Keduanya kernet di masing-masing bus yang mengalami kecelakaan.
Gunawan mengatakan, kedua bus Sempati Star melaju dari arah berlawanan. Bus dengan nomor polisi BL 7751 AA yang disopiri M Ali (42) melaju dari Banda Aceh menuju Medan, sedangkan bus bernomor polisi BL 7014 dikemudikan Samsul Bahri (37) melaju dari Medan menuju ke Banda Aceh.
Setiba di Desa Meunasah, bus dari Banda Aceh berusaha mendahului truk, tetapi dari arah berlawanan bus dari Medan melaju kencang. Kecelakaan tak terhindarkan. Kedua bus bertabrakan dan terseret ke bahu jalan.
Kedua bus rusak cukup parah pada bagian kiri depan. Kaca pecah dan kap depan hancur. Kernet kedua bus yang sama-sama duduk di bagian kiri depan tewas terjepit kap ringsek. Sementara para penumpang di kedua bus luka ringan setelah terbentur.
”Korban luka telah mendapat perawatan. Saat ini polisi masih menyelidiki kasus itu,” katanya.
Gunawan menambahkan, polisi fokus mengevakuasi korban, baru melakukan olah tempat kejadian perkara. Melihat kronologi kejadian, kemungkinan besar salah satu sopir akan dijadikan tersangka. Saat ini kedua sopir dirawat di RSUD Zainoel Abidin di Banda Aceh.
”Jika kondisi membaik, baru kami mintai keterangan,” kata Gunawan. Selain memeriksa sopir, polisi juga akan memanggil pihak perusahaan untuk meminta keterangan.
Sering kecelakaan
Gunawan mengatakan, tingkat kecelakaan di Jalan Medan-Banda Aceh tergolong tinggi. Pada masa liburan Idul Adha, 19 Juni-2 Juli 2017, terjadi 59 kecelakaan di jalan nasional itu dengan jumlah korban tewas 30 orang. Kecelakaan dipicu kelalaian pengemudi, mengantuk, lelah, dan melanggar aturan lalu lintas.
Pada Senin (31/7), lima orang tewas setelah mobil pikap yang mengangkut bahan bakar minyak bertabrakan dengan angkutan penumpang jenis minibus Mitsubishi L300 di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Desa Alur Dua Bakaran Bate, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa (Kompas, 1/8).
Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Aceh Nizarli mengatakan, 60 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan kesalahan manusia dan 40 persen dipicu faktor eksternal seperti jalan rusak, tidak ada rambu, dan minim penerangan.
Dinas Perhubungan, kata Nizarli, melakukan pembinaan secara berkala terhadap sopir bus dan perusahaan. Setiap tahun, 3-4 sopir perwakilan perusahaan bus diberi pembekalan cara berkendara yang baik. Materi yang diberikan adalah aturan lalu lintas, psikologis, dan perilaku berkendara. Sopir juga rutin dites bebas dari konsumsi narkoba.
Azwir Sanusi, anggota staf Perusahaan Otobus Sempati Star, mengatakan, perusahaan akan menyantuni korban. ”Biasanya korban disantuni Jasa Raharja. Dari perusahaan juga ada,” kata Azwir. (AIN)