JAKARTA, KOMPAS - Kemacetan panjang terjadi di area agrowisata PTPN Gunung Mas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/10) siang. Kendaraan dari rombongan pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta itu tertahan selama lebih dari tiga jam dan tidak bisa keluar dari kompleks agrowisata Gunung Mas.
Kendaraan PNS DKI Jakarta sudah mengantre untuk keluar dari area agrowisata sejak pukul 11.25. Namun, mobil tertahan dan hanya bergerak beberapa meter dari area agrowisata. Mobil baru benar-benar bisa keluar dari area agrowisata pada pukul 16.00. Adapun dari arah berlawanan Jakarta ke Puncak, antrean kendaraan terpantau sampai di tol Sentul.
Menurut informasi dari pihak kepolisian Polres Bogor, tidak ada koordinasi dari panitia acara yaitu Korpri DKI terkait acara dari Pemprov DKI. Akibatnya, antrean mengular baik untuk naik-turun Puncak hingga beberapa kilometer.
Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Sekretaris Dewan Korpri DKI Didih Hartaya mengungkapkan Korpri DKI sesungguhnya sudah melakukan koordinasi dengan polisi Bogor melalui Dishub DKI. Koordinasi dilakukan tentang rencana pelaksanaan kegiatan di Gunung Mas termasuk kepada pihak pengelola. Namun, jumlah kendaraan di luar prediksi. Selain itu, ada beberapa titik perbaikan jalan sehingga terjadi kepadatan yang luar biasa.
"Saya atas nama panitia soliditas dan solidaritas Korpri Provinsi DKI Jakarta mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan pengguna jalan jalur Puncak dan sebaliknya atas kepadatan jalur tersebut," ujar Didih dalam pesan singkatnya.
Ribuan PNS ikut serta
Sebelumnya, pada Sabtu pagi, sebanyak 8.016 pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta mengikuti acara berjalan-jalan santai di kebun teh (tea walk) di kebun teh Gunung Mas. Kegiatan tahunan itu dilaksanakan untuk meningkatkan soliditas dan solidaritas PNS DKI Jakarta.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, ada 835 regu peserta yang ikut dalam acara teawalk tersebut. Acara santai itu dimulai sekitar pukul 07.30. Masing-masing satuan kerja perangkat daerah memakai seragam khusus dan berjalan kaki sejauh 6 kilometer-7 kilometer. Dalam acara itu juga disediakan berbagai macam doorprice sepeda motor, sepeda, televisi, dan sebagainya.
"Acara ini dibuat dengan anggaran Rp 225 juta. Anggaran digunakan untuk sewa tempat menginap, hiburan, dan doorprize," kata Saefullah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sudah beberapa tahun terakhir, gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tidak mengikuti acara tea walk di Puncak. Saat ia menjabat, ia menginginkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ia ingin menjalin kerja sama untuk bisa mengubah Jakarta lebih baik lagi.
"Selama lima tahun gubernur dan wakil gubernur tidak berpartisipasi langsung dalam acara Korpri. Kami merasa penting untuk melakukan pembinaan di lingkungan pegawai negeri," kata Anies.
Anies mengatakan, aparatur sipil negara adalah instrumen paling mendasar untuk melaksanakan semua program pemerintahan. Menurutnya, ASN bukan untuk dimusuhi dan direndahkan tetapi harus dibina dan dikembangkan. Ia berharap organisasi Korpri dan seluruh jajaran ASN Pemprov DKI bisa bekerja dengan baik.
"PNS DKI banyak yang baik, ada juga yang nakal, ada yang bermasalah. Tapi, justru tanggung jawab kita sebagai pimpinan untuk membina, mengembangkan termasuk dalam soliditas solidaritas dan kinerja," kata Anies.