Rp 4,1 Triliun Gerakkan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
Oleh
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Proyek pembangunan tujuh hotel bintang lima jaringan internasional, balai sidang, dan instalasi penyulingan air laut berkapasitas 3.000 meter kubik per hari senilai total Rp 4,1 triliun mulai menggerakkan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Kawasan khusus yang juga menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, itu diproyeksikan menyerap investasi Rp 726 triliun pada 2020.
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika diharapkan dapat menyerap 58.000 pekerja langsung dan menggerakkan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya KEK Mandalika di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (20/10). Acara itu dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil, dan Gubernur NTB M Zainul Majdi.
Presiden mengatakan, proyek yang sudah disepakati harus terealisasi. ”Yang tanda tangan kontrak, tolong diberikan klausul bahwa enam bulan ini (konstruksi) harus dimulai. Jangan hanya dapat kontrak, dapat lahan sekian hektar, kemudian didiamkan,” kata Presiden Jokowi.
Investor yang menelantarkan lahan akan dikenai sanksi pencabutan izin dan pembatalan kontrak. Konsesi tersebut kemudian akan dialihkan kepada investor lain yang lebih serius.
Terintegrasi
Mandalika memiliki pantai pasir putih yang halus dengan laut jernih. Pemerintah telah membentuk BUMN pengembangan kawasan pariwisata, yakni Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), untuk mengembangkan Mandalika secara terintegrasi dan terpadu.
Presiden mengatakan, pengembangan KEK Mandalika harus bermanfaat bagi masyarakat. KEK Mandalika beroperasi setelah terkatung-katung selama hampir 29 tahun. Pemerintah menunjuk manajemen ITDC selaku pengelola pada 2015 setelah kawasan dengan panjang pantai 1,6 kilometer itu ditetapkan sebagai KEK Mandalika.
Sebanyak 18 investor menjalin kerja sama dengan ITDC dan sebagian besar sudah menandatangani dan mengantongi izin mengelola lahan. Sisanya, 12 investor, sudah menandatangani nota kesepahaman.
Ketua Kelompok Kerja Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S Thaib mengatakan, Mandalika adalah satu dari tiga destinasi prioritas yang dianggap paling siap selain Danau Toba dan Candi Borobudur.
Hiramsyah mencatat telah masuk penanaman modal asing langsung (FDI) Rp 13,1 triliun. Dana sebesar itu terdiri dari Hotel Pullman (Rp 650 miliar), Clubmed (Rp 1,1 triliun), Paramount (Rp 1 triliun), X2 (Rp 300 miliar) yang dibangun PT Elmar Mitra Perkasa, Royal Tulip (Rp 250 miliar) yang dibangun Lees International (Korea Selatan), Lot H7 (Rp 900 miliar), Shaza (Rp 2 triliun), dan Vinci Development Cluster (Rp 6,7 triliun).
Hotel Paramount dibangun PT Perusahaan Resort Indonesia-Amerika. Selain itu, ada pula investor PT Mosaique Jiva One Sky (India) yang akan membangun Hotel M JOS dan Sky Wealth dari Malaysia.
KEK Mandalika diproyeksikan memiliki 10.000 kamar hotel dengan target 2.000 kamar pada tahun 2019. Selain itu juga dilengkapi sirkuit balap motor GP kelas dunia dan convention center yang diharapkan terealisasi pada 2019.
Darmin mengatakan, pembangunan KEK Mandalika bertujuan menciptakan pusat pertumbuhan baru di daerah. Strategi ini sekaligus melibatkan masyarakat setempat untuk memaksimalkan keberadaan KEK sebagai salah satu instrumen mengatasi ketimpangan kesejahteraan.
Target pemerintah
Dengan memanfaatkan penyertaan modal negara Rp 250 miliar, ITDC telah mencatat aliran investasi Rp 13,1 triliun. Nilai investasi yang sedang berjalan di lapangan sekarang Rp 4,1 triliun. Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Enoh Suharto Pranoto menyatakan, pemerintah menargetkan terwujudnya 25 KEK sampai 2019. Sejauh ini sudah ada 12 KEK yang ditetapkan, 8 KEK bertema manufaktur, dan 4 KEK bertema kepariwisataan.
Kementerian Koordinator Perekonomian menargetkan, sampai dengan akhir 2017 akan terdapat dua KEK lagi yang akan beroperasi, yaitu KEK Lhokseumawe dan KEK Galang Batang di Bintan. Sementara enam KEK lainnya diharapkan dapat dioperasikan pada semester I-2018.
Untuk mendukung pariwisata Danau Toba, pembangunan infrastruktur jalan di Sumatera Utara terus dikebut. Perkembangan lain adalah dibukanya Bandara Silangit untuk melayani penerbangan internasional dan nasional. Menurut rencana, penerbangan perdana Singapura-Silangit dimulai tanggal 28 Oktober.
Hiramsyah mengatakan, infrastruktur pendukung pariwisata Candi Borobudur juga menjadi fokus pemerintah. Salah satunya adalah bandara Kulon Progo, DI Yogyakarta, yang proses pembangunan tahap satu akan dimulai awal 2018. (HAM/RUL/LAS/MED)