Jalur Darat Penghubung Wamena-Tolikara Masih Lumpuh
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·2 menit baca
TOLIKARA, KOMPAS — Jalan Trans-Papua yang menjadi satu-satunya akses jalur darat dari Wamena ke Tolikara masih lumpuh hingga Senin (23/10). Ruas jalan ini ditutup ratusan pendukung calon bupati John Tabo yang kalah dalam Pilkada Tolikara selama dua pekan terakhir.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tolikara Derwes Jikwa saat dihubungi dari Jayapura, Senin sore.
Derwes mengatakan, penutupan jalan Trans-Papua oleh massa terjadi di Kampung Minagi, Kabupaten Tolikara. Jarak Minagi dengan Karubaga, ibu kota Tolikara, sekitar 10 kilometer.
”Dalam beberapa hari ini, pasokan barang kebutuhan pokok terus menipis, seperti beras, gula, minyak goreng, dan bahan bakar minyak,” ujar Derwes.
Ia menyebutkan, selama ini warga Tolikara sangat bergantung pada pasokan berbagai barang kebutuhan pokok dari Wamena. Ini karena Wamena menjadi pusat perekonomian dan transit berbagai barang dari Jayapura.
”Massa menuntut agar pihak kepolisian membebaskan belasan warga Tolikara yang ditangkap karena menyerang kantor Kementerian Dalam Negeri pada 11 Oktober lalu. Setelah itu, barulah mereka membuka kembali ruas jalan tersebut,” tutur Derwes.
Sementara itu, Asisten I Setda Pemprov Papua Doren Wakerkwa mengatakan, pihaknya bersama perwakilan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih dan Kepolisian Daerah Papua telah membentuk tim mediasi untuk mengatasi masalah pemalangan jalan di Tolikara serta mencegah terjadinya konflik Pilkada antarwarga.
”Tim ini akan menginisiasi rekonsiliasi antara massa pendukung bupati terpilih Usman Wanimbo dan massa John Tabo,” lanjut Doren.
Ia menambahkam, Pemprov Papua akan berkoordinasi dengan pihak Polda Metro Jaya terkait tuntutan membebaskan 11 warga yang terlibat aksi penyerangan kantor Kemendagri.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengakui masih adanya pemalangan jalan Trans-Papua di Minagi oleh simpatisan John Tabo.
”Sebenarnya warga sudah bisa melewati jalan di Minagi dengan berjalan kaki, sementara kendaraan belum diperbolehkan melintasi ruas jalan tersebut. Kami masih mengupayakan langkah persuasif agar mereka membuka kembali jalan tersebut,” tutur Boy.