Kedubes AS Persilakan Jenderal Gatot Datang ke AS, Indonesia Tetap Minta Klarifikasi
Kedubes AS mempersilakan Jenderal Gatot Nurmantyo berkunjung ke AS. Namun, Kemlu RI tetap minta penjelasan mengapa sempat ada larangan.
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Duta Besar Amerika Serikat Erin Elizabeth McKee menyatakan, larangan terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk datang ke negara itu sudah dicabut. Gatot dipersilakan untuk melanjutkan kunjungan ke AS.
Kementerian Luar Negeri RI memanggil Wakil Dubes AS untuk datang ke Pejambon, Jakarta, guna menjelaskan insiden larangan terhadap Gatot untuk berkunjung ke Washington. Pertemuan Retno dengan McKee berlangsung pada Senin (23/10) pagi.
Pada Sabtu pekan lalu, Gatot di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, hendak berangkat menuju AS untuk memenuhi undangan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Joseph F Dunford Jr. Namun, tiba-tiba ada pemberitahuan dari pihak AS bahwa Gatot tidak boleh masuk ke wilayah negara itu. Gatot lantas saat itu batal berangkat ke AS.
Dalam jumpa pers, Minggu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Wuryanto, di Jakarta, mengatakan, Jenderal Gatot sedianya akan menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober 2017 di Washington DC. Panglima TNI mendapat undangan resmi yang dikirim oleh Jenderal Dunford Jr.
”Jenderal Gatot Nurmantyo beserta istri dan delegasi telah mengurus visa dan administrasi lainnya untuk persiapan keberangkatan. Kemudian, pada Sabtu, 21 Oktober 2017, Panglima TNI siap berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates, tetapi beberapa saat sebelum keberangkatan, ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Customs and Border Protection,” ucap Wuryanto.
Segera setelah insiden terjadi, Kedubes RI di Washington mengirim nota diplomatik kepada Kemlu AS untuk meminta klarifikasi. Pada Minggu pagi, Kemlu RI juga mengirim nota diplomatik ke Kedubes AS di Jakarta untuk meminta penjelasan. Retno berbicara pula dengan Dubes AS Joseph Donovan untuk meminta klarifikasi. Mengingat Dubes AS sedang tak berada di Jakarta, Wakil Dubes AS dipanggil untuk datang ke Kemlu pada senin pagi.
Di Istana Negara, Senin, Retno menjelaskan, dalam pertemuan di Kantor Kemlu RI, pihak Kedubes AS melihat pentingnya Indonesia bagi negara tersebut. Hubungan kedua negara juga sedang dalam kondisi baik. ”Mereka menyesal dan meminta maaf atas situasi yang terjadi, yang tentunya menyebabkan ketidaknyamanan. Kemudian mereka menyampaikan bahwa larangan itu sudah tidak ada, sudah dicabut. Jenderal Gatot disambut hangat untuk melanjutkan kunjungannya ke AS,” ungkap Menlu RI.
Seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Retno menjelaskan, Pemerintah Indonesia tetap meminta klarifikasi atau penjelasan mengapa larangan terhadap kunjungan Gatot smapai bisa terjadi. ”Mereka menyampaikan bahwa saat ini sedang berkoordinasi dengan otoritas-otoritas terkait di AS guna mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Menurut Retno, meskipun Kedubes AS menyampaikan bahwa saat ini Washington masih Minggu malam, Pemerintah Indonesia tetap membutuhkan klarifikasi sesegera mungkin. ”Indonesia adalah mitra baik. Kita memiliki strategic partnership (Kemitraan Strategis). Indonesia dinilai sebagai negara yang penting, tetapi ada kejadian seperti ini. Jadi, hal itu yang tadi muncul dari pertemuan, dan saya sudah melaporkannya ke Bapak Presiden,” katanya. (NTA/JOS/ATO)