Meletus 2 Kali dalam Sehari, Aktivitas Vulkanis Gunung Sinabung Terus Meningkat
Oleh
Nikson Sinaga
·2 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir. Awan panas guguran meluncur hingga jarak 2.000 meter sampai 4.500 meter. Kegempaan juga meningkat yang didominasi gempa guguran 150 kali per hari. Gempa tektonik berkekuatan M 3,1 juga terjadi di Karo, Rabu (25/10).
Pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Derry Al Hidayat, Rabu, menyatakan, kubah lava bervolume 2,1 juta meter kubik di puncak Gunung Sinabung tidak stabil yang ditandai dengan gempa guguran yang terjadi secara terus-menerus. Sebagian kubah lava pun telah runtuh dan meluncur menjadi awan panas guguran.
”Kami meminta warga tetap patuh agar tidak memasuki zona merah. Kami perkirakan dalam beberapa hari ke depan masih akan terjadi awan panas guguran secara beruntun,” kata Derry.
Derry menyatakan, pantauan pada Rabu pukul 00.00 hingga pukul 18.00, Gunung Sinabung meletus sebanyak dua kali dengan tinggi kolom masing-masing 1.000 meter. Guguran pun terjadi secara terus-menerus dengan jarak luncur 500 meter hingga 1.500 meter. Namun, awan panas guguran tidak terjadi.
Awan panas guguran dengan skala besar terpantau tiga kali pada Selasa (24/10). Awan panas guguran paling besar terjadi pukul 09.59 dengan jarak luncur 4.500 meter ke arah timur-tenggara atau ke arah Desa Kutatonggal dan Gamber. Awan panas itu disertai erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter. Luncuran awan panas diperkirakan membentur badan Sungai Lau Borus dan hawa panasnya terasa sampai ke ladang warga. Awan panas guguran juga terjadi secara beruntun pada pukul 14.22 dan pukul 14.45 dengan jarak luncur masing-masing 2.000 meter dan 3.000 meter.
Tingginya aktivitas vulkanis Gunung Sinabung juga tergambar dari peningkatan aktivitas kegempaan. Jenis gempa yang mendominasi adalah gempa guguran 150 kali per hari sebagaimana terpantau pada Selasa. ”Gempa ini menunjukkan tidak stabilnya kubah lava sehingga kubah lava tersebut gugur,” ujar Derry.
Selain gempa guguran, Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung juga mencatat terjadinya gempa frekuensi rendah, gempa hibrid, gempa embusan, dan gempa letusan. Gempa frekuensi rendah terjadi hingga 21 kali per hari yang menunjukkan adanya aliran energi dan fluida dari dapur magma menuju kawah gunung. Gempa hibrid terjadi sembilan kali per hari yang menandakan masih adanya proses pembentukan kubah lava. Dalam beberapa tahun belakangan, kubah lava gunung tersebut terus tumbuh dan gugur kembali.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.