Target Pertumbuhan Ekonomi Didukung Fundamen yang Relatif Kuat
Oleh
A Handoko
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 sebesar 5,4 persen dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. Proyeksi itu didukung oleh fundamen ekonomi Indonesia yang makin kuat.
Strategi kebijakan fiskal yang diarahkan untuk kegiatan yang lebih produktif diharapkan bisa menjaga kepercayaan investor, baik melalui investasi langsung maupun portofolio.
Ekonom pasar global PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menuturkan, kebijakan fiskal juga diarahkan untuk lebih efisien, berdaya tahan, dan mampu mengendalikan risiko dalam jangka pendek serta jangka panjang.
”Untuk mencapai target kebijakan fiskal, pemerintah juga terlihat sangat optimal dalam menyusun strategi penerimaan. Sementara dari sisi belanja kebijakan fiskal diarahkan untuk belanja produktif,” ujar Josua, Kamis (26/10) di Jakarta.
Optimalisasi penerimaan pajak antara lain dilakukan melalui pelaksanaan pertukaran informasi otomatis (AEoI), pemanfaatan data dan implementasi sistem informasi perpajakan yang terintegrasi, membangun kesadaran pajak, dan pemberian insentif perpajakan untuk meningkatkan gairah investasi dan usaha.
Penerimaan pajak 2018 ditargetkan Rp 1.618 triliun, tumbuh 10 persen dibandingkan proyeksi APBN 2017. Adapun belanja pemerintah pusat diperkirakan mencapai Rp 1.454,5 triliun, tumbuh 8,3 persen dari proyeksi APBN 2017.
”Kebijakan fiskal masih diarahkan untuk meningkatkan belanja produktif melalui sejumlah sektor, antara lain pembangunan infrastruktur, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran, serta pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas antarwilayah,” tutur Josua.
Belanja infrastruktur ditargetkan Rp 410,7 triliun. Pemerintah akan fokus dalam proyek prioritas infrastruktur untuk pembangunan jalan, pembangunan irigasi, peningkatan elektrifikasi, dan pembangunan rumah susun.
”Belanja juga ditujukan untuk meningkatkan efektivitas program perlindungan sosial, antara lain perluasan keluarga penerima program keluarga harapan, perbaikan mutu layanan kesehatan, dan keberlanjutan program-program bantuan langsung ke masyarakat. Program ini diimpelementasikan melaui Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, beras untuk keluarga sejahtera (rastra), dan bantuan pangan nontunai,” ujar Josua.
Proyeksi perekonomian 2018 masih akan didukung oleh stabilitas sistem keuangan. Hasil rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan pada Rabu malam menunjukkan, OJK melihat pemulihan ekonomi global semakin solid. Hal ini akan berdampak positif terhadap kondisi perekonomian domestik.
Pasar saham
Di pasar saham, pengesahan APBN 2018 berhasil menjaga level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, IHSG dibuka melemah ke level 6.018, tetapi kemudian menguat ke sekitar 6.028 pada perdagangan siang.
Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG menguat 1,23 persen menjadi 6.025. Posisi tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Sejak awal tahun, IHSG sudah naik 13,76 persen. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, IHSG menguat 11,18 persen. Dalam lima tahun terakhir, IHSG menguat 56,09 persen.
Sebenarnya, para investor asing sudah melepaskan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak Mei lalu. Hingga hari ini, investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 17 triliun. Hari ini, investor asing mulai masuk lagi dengan membukukan pembelian bersih sebesar Rp 130 miliar. Indeks yang terus menguat ketika investor asing melepaskan sahamnya juga menandakan para investor domestik semakin dominan di pasar saham. (JOE)