Misteri Pembunuhan Kennedy dan Ancaman Keamanan AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis (26/10) malam waktu Washington DC atau Jumat (27/10), berketetapan tak merilis semua atau menahan sebagian berkas tentang kasus pembunuhan presiden ke-35, John Fitzgerald Kennedy (JFK). Trump, seperti dilaporkan The Telegraph, memutuskan untuk hanya membuka lebih dari 2.800 dokumen. Sementara ratusan lainnya masih tetap dirahasiakan bagi publik.
Dalam memonya, Trump meminta CIA untuk merevisi alasannya untuk merahasiakannya dan melaporkannya kembali dalam enam bulan (180 hari) seperti dilaporkan The Washington Post. Langkah Trump itu bertentangan dengan semangatnya sepekan silam, 21 Oktober. Ketika itu Trump berkicau di Twitter @realDonaldTrump bahwa dia mengizinkan semua dokumen Kennedy dibuka.
”Sebagai presiden, saya akan mengizinkan dokumen-dokumen JFK yang sejak lama diblokir dan dirahasiakan untuk dibuka,” kicau Trump saat itu, seperti dilaporkan The Washington Post.
Trump bahkan mengeluarkan memo kepada Kepala Badan Intelijen Pusat (CIA) AS Mike Pompeo yang menyatakan publik AS mengharapkan akses sebanyak mungkin ke catatan pembunuhan Kennedy.
Sebagai presiden, saya akan mengizinkan dokumen-dokumen JFK yang sejak lama diblokir dan dirahasiakan untuk dibuka.
Kantor berita Reuters melaporkan, Trump awalnya ingin mengungkap semua dokumen mengenai tragedi pembunuhan itu sesuai dengan perintah Kongres pada 1992. Mandat Kongres itu menetapkan, semua dokumen penyelidikan kematian Kennedy harus dibuka untuk publik paling lambat pada 26 Oktober 2017.
Keamanan nasional
Perubahan sikap Trump terjadi setelah dia mendapat tekanan dari Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan CIA, dan instansi pemerintah lainnya, demi kepentingan keamanan nasional.
”Donald Trump tadi malam (Kamis malam waktu Washington DC) tunduk pada tekanan CIA dan FBI yang menghalangi perilisan ratusan berkas terkait pembunuhan John F Kennedy,” tulis The Telegraph mengutip seorang pejabat tinggi AS.
Donald Trump tadi malam tunduk pada tekanan CIA dan FBI.
”Departemen dan badan-badan eksekutif meminta saya agar sejumlah informasi tetap dirahasiakan demi keamanan nasional, penegakan hukum, dan hubungan luar negeri,” katanya.
”Saya tidak memiliki pilihan hari ini selain menerima penyuntingan (dokumen Kennedy) daripada membiarkan terjadinya kerugian pada keamanan negara yang mungkin tidak dapat dipulihkan kembali,” katanya, seperti diberitakan The Washington Post.
Trump juga menjelaskan, aparat hukum dan agen luar negeri telah meminta agar dokumen tertentu tentang pembunuhan Kennedy direvisi.
Arsip tentang pembunuhan Kennedy berisi lebih dari 3.100 dokumen yang sebelumnya belum pernah dirilis ke publik. Demi kepentingan keamanan nasional, Arsip Nasional AS diizinkan hanya boleh merilis 2.891 berkas.
Sebelumnya, Arsip Nasional AS sudah mengungkap lebih dari 30.000 dokumen, tetapi dengan sensor-sensor yang ketat. Dokumen-dokumen yang dibuat terkenal dalam film Kennedy karya Oliver Stone pada 1991 itu dirilis setelah Trump memutuskan tak akan menghalangi publikasinya.
Berkas-berkas itu terdiri dari kesaksian dan surat-surat dari pemimpin CIA dan FBI, kesaksian istri Kennedy, dan kuasa hukum seorang bos mafia yang menjadi pusat misteri.
Pembunuhan Kennedy tetap menjadi salah satu momen paling ikonik dan kontroversial dalam sejarah modern AS.
Sisi gelap sejarah AS
Kennedy tewas ditembak oleh penembak jitu pada 22 November 1963 di Dallas, Texas, atau 10 tahun setelah ia resmi menjadi presiden ke-35 pada 3 Januari 1953.
Pembunuhan Kennedy, saat ia mengunjungi Dallas bersama Ibu Negara, Gubernur Texas John Connally dan istrinya, Nellie, tetap menjadi salah satu momen paling ikonik dan kontroversial dalam sejarah modern AS.
Setahun setelah pembunuhan itu, Komisi Warren, yang didirikan oleh penerus Kennedy, Lyndon Johnson, menyimpulkan, orang paling berkuasa di dunia telah dibunuh oleh Lee Harvey Oswald, mantan Marinir berusia 24 tahun, dengan menggunakan senjata yang dibeli lewat surat pesanan.
Para pakar mengenai kasus pembunuhan Kennedy menduga, dokumen-dokumen yang telah lama ditunggu-tunggu dan hanya sebagiannya yang boleh dirilis, tak berisi sesuatu yang sangat mengejutkan.
Dokumen-dokumen ini juga diharapkan bisa memberi cahaya untuk salah satu sisi gelap sejarah AS.
Namun, bagi mereka yang berharap bahwa ribuan dokumen ini akan mengakhiri semua teori konspirasi di sekitar pembunuhan Kennedy, mungkin akan merasa kecewa. ”Teori konspirasi tak akan berhenti meski ada fakta-fakta baru,” kata Gerald Posner, penulis buku Case Closed: Lee Harvey Oswald and the Assassination of JFK.
Teori konspirasi tak akan berhenti meski ada fakta-fakta baru.
Berkas itu jusru lebih banyak mengungkap aktivitas tersangka pembunuh Kennedy, Lee Harvey Oswald, di Mexico City pada akhir 1963 sebelum pembunuhan itu.
Oswald dilaporkan bertemu seorang agen Komite Keamanan Negara atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), organisasi intelijen utama pada era Uni Soviet. Sebagai sebuah organisasi intelijen, KGB aktif beroperasi sejak 13 Maret 1954 hingga 6 November 1991—bersamaan dengan bubarnya Uni Soviet.
Oswald ditahan di Dallas sesaat setelah insiden penembakan dan dituduh membunuh Kennedy. Dia membantah tuduhan dan mengaku bahwa dirinya hanyalah ”kambing hitam”.
Setelah dua hari di dalam sel tahanan polisi, tepatnya 24 November 1963, Oswald ditembak mati pemilik kelab malam di Dallas, Jack Leon Ruby, pria yang terlahir dengan nama Jacob Rubenstein.
Terbunuhnya Oswald mengakhiri peluang penegak hukum mengungkap motif pembunuhan presiden ke-35 itu.
Teori konspirasi
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Oswald, yang berkunjung ke Uni Soviet sebelum serangan itu, merencanakan pembunuhan Kennedy dengan jaringan kriminal asing?
”Pertanyaan paling berat adalah apakah Oswald membunuh Kennedy untuk dirinya sendiri atau dia melakukannya karena perintah orang lain,” kata Posner.
Sejumlah informasi terkait kasus Kennedy tetap dirahasiakan demi keamanan nasional.
Pertanyaan lain adalah mengapa tak ada investigasi mendalam terhadap Jack Ruby, pemilik kelab malam yang menembak Oswald dua hari setelah dia menembak Kennedy?
”Masyarakat AS berhak mengetahui fakta-faktanya atau setidaknya mereka berhak tahu apa yang selama bertahun-tahun ini disembunyikan pemerintah,” kata Larry Sabato, Direktur Pusat Kajian Politik University of Virginia sekaligus penulis buku tentang Kennedy, kepada Associated Press.
Namun, sekali lagi, tidak semua informasi penting dirilis ke publik. Sejumlah informasi terkait kasus Kennedy tetap dirahasiakan demi keamanan nasional, penegakan hukum, dan hubungan luar negeri AS.
Terhadap dokumen-dokumen rahasia yang tidak dibuka ke ruang publik—walau sebenarnya sangat diharapkan bisa memberi cahaya untuk salah satu sisi gelap sejarah AS—itu seberapa gentingkah mereka akan mengancam keamanan nasional, penegakan hukum, dan hubungan luar negeri AS?
Dengan demikian, dokumen dengan total 5 juta halaman itu semakin membuka kemunculan teori-teori konspirasi yang menyebutkan bahwa pembunuhan Kennedy didalangi oleh jaringan mafia, Kuba, Uni Soviet, atau komplotan agen intelijen jahat.
Kini publik AS dan bahkan dunia masih harus menunggu untuk menemukan jawaban: bagian manakah dari berkas kasus pembunuhan Kennedy itu yang jika dibuka ke publik akan mengancam keamanan nasional dan hubungan luar negeri AS?
Sambil menunggu pengungkapan misteri berkas-berkas lainnya (dalam enam bulan ke depan), ada baiknya kita mengingat kembali pidato presiden ke-44, Barack Obama, pada upacara mengenang 50 tahun pembunuhan Kennedy 22 November 2013.
Obama mengingatkan bagaimana Kennedy memimpin AS di saat menghadapi krisisi rudal Kuba. Selain itu, pidato Kennedy di Berlin, upayanya memperjuangkan hak warga kulit hitam dan perempuan AS juga patut dikenang.
”Mari kita hadapi permasalahan hari ini dengan meneladani semangatnya, sosok pemberani, tabah, dengan karakter unik yang mampu membawa bangsa kita menghadapi kesulitan, menentukan takdir kita sendiri, dan memperbarui dunia,” kata Obama saat itu.