JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak sembilan jenazah korban dari kebakaran di pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, yang terjadi pada Kamis (26/10) telah diidentifikasi hingga Minggu (29/10) siang.
Pada hari Minggu, ada lima jenazah baru yang telah diidentifikasi. Mereka adalah Asep Angga Gunawan dari Subang, Aminah Binti Ambeng dari Tangerang, Maryati Binti Da’i dari Tangerang, Nilawati dari Tangerang, dan Unia dari Tangerang. Proses identifikasi dilakukan melalui analisis gigi, medis, deoxyribonucleic acid (DNA), dan properti.
Hal tersebut diumumkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar R Prabowo Argo Yuwono di Rumah Sakit Bhayangkara TK I R Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu.
Dalam konferensi pers itu, Argo juga didampingi oleh Ketua Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Komisaris Besar Pramujoko dan Ketua Tim Postmortem DVI Kombes Edy Purnomo.
Sebelumnya, tiga jenazah telah teridentifikasi pada Sabtu (28/10) dan satu lagi pada Jumat (27/10).
Kelima jenazah yang diidentifikasi hari Minggu akan diserahkan kepada keluarganya pada hari ini. ”Kami berupaya secepat mungkin untuk mengidentifikasi jenazah-jenazah agar bisa segera diserahkan kepada pihak keluarga,” kata Argo.
Edy membenarkan, total jumlah korban tewas dari kebakaran di pabrik kembang api itu masih belum diketahui. ”Dari 47 kantong jenazah yang diterima, anggota tubuh korban yang terpisah bisa saja dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang berbeda. Bisa saja jumlah korban tewas kurang dari 47,” katanya.
Selain korban jiwa, kejadian kebakaran itu mengakibatkan 46 korban luka yang dirawat di Rumah Sakit Bun, Rumah Sakit Mitra Husada, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang. Hingga Sabtu, 15 korban luka diperbolehkan untuk pulang. Satu korban luka, Nurhayati (21), meninggal pada Sabtu di RSUD Kabupaten Tangerang akibat luka bakar parah.
Tiga tersangka yang ditetapkan oleh polisi adalah pemilik pabrik, direktur operasional, dan tukang las. Tukang las masih dicari. Sementara pemilik pabrik dan direktur operasional ditahan di Polda Metro Jaya. (DD07)