SINGAPURA, KOMPAS — Banyak komponen pekerja dalam sebuah maskapai penerbangan yang bekerja keras dan membuat perusahaan beruntung besar. Akan tetapi, yang banyak diingat masyarakat adalah pramugari. Mengapa bukan pilot yang mengendalikan pesawat, bukan teknisi, dan bukan mereka yang bekerja di bagian bisnis atau orang manajemen maskapai?
Pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab karena banyak orang tahu bahwa pramugarilah yang berada di garis depan melayani para penumpang, bukan orang bidang lain. Barangkali inilah yang membuat gadis-gadis tertarik menjadi pramugari meskipun pekerjaannya relatif berat. Banyak maskapai penerbangan yang menonjolkan sosok pramugari dalam pemasarannya.
Salah satunya maskapai penerbangan Singapore Airlines (SIA) di Singapura yang secara konsisten menokohkan pramugari sebagai ikon global bisnisnya. Dalam acara peluncuran global produk premium kabin terbaru pesawat Singapore Airlines di Singapura, pramugari ditempatkan di garis terdepan, mulai dari penyambutan tamu di pintu masuk sampai dipajang berdiri di depan dinding yang berhias logo maskapai penerbangan.
Maskapai penerbangan Singapore Airlines di Singapura secara konsisten sejak berdiri menokohkan pramugari sebagai ikon global bisnisnya.
Banyak tamu undangan, termasuk wartawan, yang datang dari seluruh penjuru dunia membidikkan kamera mereka ke arah pramugari. Bahkan, di antara mereka minta berfoto bersama pramugari. Betapa sentral posisi pramugari dalam menyedot perhatian banyak orang yang hadir dalam peluncuran kabin baru yang berlangsung pada Kamis, 2 November 2017, di Suntec Singapore Conventian and Exhibition Center, Singapura.
Sejak awal, SIA menempatkan pramugari pada posisi yang sangat tinggi, seperti pesawatnya yang terbang ke seluruh belahan dunia. Bahkan, SIA menyebut pramugarinya sebagai gadis Singapura atau Singapore girl. Mereka diberi seragam khas, kebaya berbahan batik yang dirancang oleh perancang busana dari Paris, Pierre Balmain.
Ada puluhan putri Indonesia yang bekerja sebagai gadis Singapura dan mereka bangga.
Bagi maskapai SIA, pramugari merupakan representasi standar pelayanan pelanggan. Mereka dijadikan lambang keramahan khas orang Asia. Kepercayaan besar ini membanggakan para pramugari dari berbagai negara yang bergabung dalam maskapai SIA. ”Ada puluhan putri Indonesia yang bekerja sebagai gadis Singapura dan mereka bangga,” kata Glory Henriette, Public Relations Manager Singapore Airlines yang berkantor di Jakarta.
Beberapa pramugari yang ditemui Kompas, Jumat (3/11), di SIA Training Centre Singapura juga mengaku bangga menjadi Singapore girl. ”Menyenangkan sekali belajar di sini, diajari banyak hal, termasuk berdandan,” kata salah seorang pramugari asal Singapura.
Menyenangkan sekali belajar di sini, diajari banyak hal, termasuk berdandan.
Sebagai lambang keramahan pelayanan, kata Foo Juat Fang (MS), asisten manager pelatihan awak kabin yang membidangi human factors and grooming SIA, para pramugari harus mendapat pendidikan terlebih dulu sebelum diterjunkan ke kabin pesawat.
Dalam masa pendidikan yang berlangsung 15 minggu, tutur Foo Juat Fang, calon Singapore girl diberi latihan dasar bagaimana harus bekerja, antara lain gaya komuniksi, berdandan yang enak dipandang, pelatihan tentang pesawat, melayani makanan dan minuman, serta memberi pertolongan kepada penumpang apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di dalam pesawat.
”Para pramugari juga harus bisa berenang. Bukan hanya berenang untuk menyelamatkan diri sendiri, melainkan juga penumpang apabila terjadi keadaan darurat di laut,” kata Celine Kwah, Asisten Manajer Latihan Keselamatan SIA.
Para pramugari juga harus bisa berenang. Bukan hanya berenang untuk menyelamatkan diri sendiri, melainkan juga penumpang apabila terjadi keadaan darurat di laut.
Celine menuturkan, semua pramugari dilatih menghadapi keadaan darurat dalam bentuk apa pun. Mereka mahir dalam prosedur evakuasi keselamatan. Dalam memberikan bantuan, Singapore girl tidak boleh diskriminatif dalam melayani penumpang. Penumpang tua, muda, anak-anak, dan orang cacat mendapat pelayanan yang baik.
Berdasarkan catatan Public Affairs Department Singapore Airlines, Singapore girl diciptakan tahun 1972 ketika Singapore Airlines dibentuk sebagai hasil pemecahan maskapai Malaysia-Singapore Airlines menjadi dua operator penerbangan, yakni Malaysian Airline System dan Singapore Airlines. Singapore girl telah menjadi sosok terkemuka dalam kampanye pemasaran dan periklanan internasional Singapore Airlines.
Singapore girl benar-benar dijadikan ikon pemasaran global sehingga SIA cepat dikenal luas dan unggul.
Singapore girl benar-benar dijadikan ikon pemasaran global sehingga SIA cepat dikenal luas dan unggul. Singapore girl pada 1993 dibuat patung lilin di Madame Tussauds, museum patung lilin terkenal di London. Singapore girl-lah yang menjadi tokoh pertama dipajang di museum tersebut.
Tokoh pramugari dipilih untuk mencerminkan popularitas perjalanan internasional yang semakin berkembang dan sebagai bentuk pengakuan atas hari jadi Singapore Airlines dan Singapore girl ke-21 waktu itu. Dan, pada tahun 2015, patung lilin Singapore girl yang kedua diresmikan di Madame Tussauds, Singapura. Beragam pengakuan dan penghargaan membuat pramugari semakin setia kepada profesinya.