JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah daerah di Korea Selatan sungguh-sungguh ingin mendorong bangsanya berkecimpung di level internasional. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah memfasilitasi perusahaan kecil menengah dan perusahaan rintisan mereka untuk berkunjung ke luar negeri, melalui bantuan agensi tingkat provinsi mereka.
Salah satunya adalah Jeonam, provinsi di bagian selatan-barat daya Korea Selatan. Provinsi seluas 12.310 kilometer persegi atau setara dengan 12,3 persen wilayah Korsel ini punya mimpi untuk menghasilkan perusahaan-perusahaan kelas dunia.
Pada 2008, dibentuklah Jeonam Information & Culture Industry Promotion Agency (JCIA). Agensi yang dikelola pada level provinsi ini berfungsi menaungi dan menjembatani perusahaan di Jeonam dalam memasarkan produk dan membawa mereka berekspansi ke luar Korsel.
”Visi kami adalah menjadi pemimpin global di industri kreatif melalui konvergensi teknologi komunikasi dan informasi,” ujar ICT Industry Promotion Group ICT Strategy Bussiness Team Director JCIA Jun-A Kwon, ditemui di sela-sela acara Korea ICT Trade Mission to Jakarta, Kamis (9/11).
Pada kesempatan itu, JCIA dan Gwangju Information & Culture Industry Promotion Agency (GITCT) membawa 15 perusahaan dari salah satu kota di Provinsi Jeonam, yakni Gwangju, untuk memperkenalkan perusahaannya.
Perwakilan perusahaan dengan ditemani seorang penerjemah bertemu dengan tamu undangan, yakni pengusaha Indonesia yang telah diundang, untuk berbincang-bincang secara privat di satu meja.
Acara ini terselenggara berkat kerja sama JCIA dan GITCT dengan IPR Forum, sebuah forum bisnis yang memiliki mitra pengusaha di Indonesia.
”Kami ingin membawa mereka ke level internasional. Membantu mereka mengomunikasikan perusahaan dan produk mereka, mencari rekan bisnis, pembeli, memperluas jaringan mereka,” ujar Kwon.
Sebanyak 15 perusahaan itu umumnya berlatar belakang industri teknologi informasi komunikasi (TIK). Seperti Hemann Tech Inc, perusahaan yang membuat sistem informasi geografi yang bisa digunakan menganalisis informasi server.
Selain itu juga ada perusahaan industri kreatif, seperti TOZ Studio Co Ltd, perusahaan yang memproduksi animasi, dan UNIZSOFT Co Ltd yang membuat game di aplikasi ponsel dan game dari perangkat virtual reality (VR).
Kunjungan ke Indonesia merupakan bagian dari kunjungan mereka ke Asia Tenggara setelah sebelumnya mereka menggelar acara serupa di Ho Chi Minh, Vietnam.
Kwon menjelaskan, mereka memilih Vietnam dan Indonesia karena dua negara ini punya pasar yang besar. Penduduk Korsel yang berjumlah 50 juta orang masih seperlima dari total penduduk Indonesia, apalagi ditambah dengan penduduk Vietnam.
Semakin banyak penduduk, semakin besar potensi mengomunikasikan dan memasarkan produk.
Tidak hanya itu, karakter penduduk Vietnam dan Indonesia dinilai Kwon cocok dan hampir sama dengan penduduk Korea Selatan, yakni ramah dan berkomitmen.
Selain itu, Kwon merasa perusahaan di Gwangju ini memiliki sesuatu yang bisa bermanfaat untuk dua negara ini.
Luar negeri
Salah satu perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia adalah TOZ Studio Co Ltd. Produsen animasi ini baru saja menjalin komunikasi untuk pemutaran serial animasi tiga dimensi buatan mereka berjudul Alien Ninano di stasiun televisi Indosiar.
”Kesempatan yang menyenangkan sekali bisa menampilkan karya kami di luar negeri,” ujar CEO TOZ Studio Lee Ju-hyuk.
Menurut rencana, animasi yang berkisah tentang makhluk luar angkasa yang digambar dengan jenaka ini akan ditayangkan tahun ini.
Animasi mereka berdurasi 4-6 menit dan akan diputar sekitar 3-4 video animasi dalam penayangan di Indosiar selama 30 menit.
Lee percaya diri animasi perusahaan rintisan ini bisa diterima pasar yang disasarnya, yakni anak-anak usia sekolah dasar.
Sebab, animasi ini digambarkan dengan jenaka dan memiliki cerita yang bagus untuk anak-anak. Serial ini sudah diputar di stasiun televisi Korsel.
Tak hanya itu, TOZ Studio juga tengah menjajaki untuk memutarkan animasi produksinya yang berjudul Cosi Mosi di Perancis.
Pelajaran
Kehadiran JCIA sebagai agensi penghubung pengusaha level provinsi dan GITCT sebagai agensi penghubung level kotamadya adalah bentuk nyata dukungan negara untuk memajukan pengusahanya.
Perusahaan-perusahaan ini berskala kecil menengah, bahkan beberapa di antaranya perusahaan rintisan. Namun, perusahaan ini dibantu pemasaran dan perluasan jaringannya oleh agensi-agensi tersebut.
Hal seperti ini masih jarang dilakukan pemerintah daerah di Indonesia. Di antara yang jarang tersebut, ada Pemerintah Kota Bandung yang kerap membuka komunikasi dengan Pemerintah Malaysia dan Thailand dalam membuka toko Little Bandung Store untuk memasarkan produk-produk industri kecil menengah dari Bandung.