Kelompok Kriminal Bersenjata Duduki Dua Desa di Tembagapura
Oleh
Fabio M Lopes Costa
·2 menit baca
MIMIKA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata pimpinan Sabinus Waker telah menduduki dua desa di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yakni Kimbely dan Banti, selama sepekan terakhir. Total sekitar 1.300 warga di dua desa tersebut.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar yang berada di Tembagapura ketika dikonfirmasi via telepon dari Jayapura, Kamis (9/11), membenarkan kehadiran kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kimbely dan Banti.
”Warga tidak disandera oleh KKB. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa. Namun, kelompok itu melarang mereka agar keluar dari dua desa tersebut,” kata Boy.
Boy mengatakan, tim Satgas Gabungan dari Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih masih menempuh upaya negosiasi agar akses ke dua desa itu kembali dibuka.
”Kami akan berupaya agar warga sipil tidak menjadi korban dalam konflik ini dan dapat dievakuasi dari dua desa ini,” ujar Boy.
Gubernur Papua Lukas Enembe meminta aparat keamanan segera menghentikan aksi penembakan di areal kerja PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
”Saya baru mengetahui adanya KKB di Tembagapura dari media massa. Saya meminta agar aparat keamanan segera menindak tegas kelompok ini karena menimbulkan jatuh korban luka dan meninggal,” kata Lukas.
Berdasarkan data Humas Polda Papua, sudah terjadi sembilan kali aksi penembakan yang dimulai sejak 21 Oktober dan terakhir pada 4 November 2017.
Sudah terjadi sembilan kali aksi penembakan yang dimulai sejak 21 Oktober dan terakhir pada 4 November 2017.
Total ada 10 korban luka dan satu korban meninggal akibat terkena tembakan, yakni anggota Brimob Detasemen B Timika Briptu Berry Pramana Putra. Sepuluh korban luka ini terdiri dari enam anggota Brigade Mobil Detasemen B Timika, satu tenaga dokter, satu pegawai Freeport, seorang sopir Rumah Sakit Waa Banti, dan salah seorang warga setempat bernama Serina Kobogau.