JOMBANG, KOMPAS — Suyanto (59), pedagang gabah warga Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tewas setelah dibawa ke Puskesmas Jogoroto. Plakban yang menyekap mulut dan hidung membuat korban lemas, kehabisan napas, dan meninggal.
Korban disekap oleh lima perampok yang mendatanginya pada Rabu (8/11) dini hari. Berdasarkan olah tempat kejadian, kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Jombang Ajun Komisaris Setyo Budi, perampok melubangi tembok sehingga bisa memasuki halaman belakang rumah, lalu masuk ke dalam rumah lewat pintu depan yang tidak terkunci.
Lokasi rumah berada di area lahan yang luas. Dalam kegelapan di desa yang tidak banyak penerangan, kawanan perampok itu leluasa beraksi. Penghuni rumah, Suyanto, tidur lelap di kamarnya. Istri korban, Mundziroh (48), sedang menonton televisi saat perampok masuk rumah sekitar pukul 02.30.
Salah satu perampok langsung menodong Mundziroh dengan pisau. Anggota kawanan lain masuk kamar untuk mencari dan akhirnya menyekap Suyanto. Mulut korban ditutup dengan plakban. Mundziroh dan Suyanto lalu diikat tangannya dengan kawat. Adapun kedua anak korban tidak berada di rumah itu.
Setelah itu, perampok meminta korban menunjukkan lokasi hartanya disimpan, yakni uang tunai dan perhiasan.
Tak ada perlawanan yang bisa dilakukan korban. Suyanto terus tak sadarkan diri sejak disekap mulutnya. Mundziroh tak berdaya dan terpaksa merelakan harta bendanya. Perhiasannya dilucuti di bawah ancaman pembunuhan dengan pisau.
Sesuai dengan catatan Kepolisian Sektor (Polsek) Jogoroto, pelaku menjarah harta korban berupa perhiasan emas yang terdiri dari 2 gelang masing-masing 40 gram dan 20 gram, kalung seberat 20 gram, serta 3 cincin masing-masing seberat 5 gram. Menurut penuturan Mundziroh, perampok juga meminta simpanan uang tunai sebesar Rp 50 juta.
Gabah 9 ton
Selain itu, kawanan perampok juga meminta kunci dan membawa lari sepeda motor Kawasaki Ninja 150 dan truk engkel berpelat S 9075 UW yang masih berisi 9 ton gabah dari rumah korban.
Kepala Polsek Jogoroto Ajun Komisaris Samiyanto mendampingi Kepala Polres Jombang Ajun Komisaris Besar Agung Marliyanto mengatakan, selain seorang tewas, kerugian harta benda lebih dari Rp 200 juta, belum terhitung truk. Polres Jombang langsung melakukan pengejaran begitu mendapatkan laporan. Polisi berharap truk dan muatan yang berat bisa memperlambat pelarian para pelaku.
Setelah kawanan perampok pergi, Mundziroh bisa melepaskan ikatan kawat di tangannya, lalu melepaskan plakban. Dia lalu berteriak memanggil anaknya dan membuat warga berdatangan. Suyanto kemudian dilarikan ke Puskesmas Jogoroto.
"Korban Suyanto yang dalam keadaan tidak sadarkan diri diketahui masih bernapas hingga kendaraan pengangkut sampai ke puskesmas. Korban dinyatakan meninggal saat di puskesmas," ungkap Setyo Budi. Dia berjanji terus memburu kawanan perampok itu dan berharap segera menangkap mereka. (ODY)