Menjaga Sistem Saraf dengan Akuarobik
JAKARTA, KOMPAS — Akuarobik menjadi salah satu cara untuk mencegah kerusakan saraf manusia. Selain itu, dengan memanfaatkan air sebagai elemen pendukung olahraga, rasa sakit akibat saraf yang rusak dapat dipulihkan. Sebaiknya anak-anak juga mulai dilatih dengan olahraga air untuk membentuk pertumbuhan saraf dan otak anak.
Dokter spesialis saraf senior Andreas Harry menjelaskan, saraf manusia jika sudah rusak tidak dapat disembuhkan dengan sempurna. Upaya yang seharusnya dilakukan adalah untuk mencegah kerusakan saraf tersebut.
Ia menambahkan, manusia memiliki dua fungsi saraf utama, yaitu sensorik dan motorik. Agar saraf tersebut bisa terjaga, butuh asupan oksigen dan nutrisi yang cukup. Untuk memenuhi asupan oksigen, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan olahraga air akuarobik.
”Olahraga air ini merupakan salah satu bentuk olahraga yang paling baik untuk melatih kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif,” ujar Andreas dalam seminar The 5th Worldwide Aquathon Day 2017 di Kembang Kencur, Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu (11/11).
Olahraga air ini merupakan salah satu bentuk olahraga yang paling baik untuk melatih kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif.
Akuarobik merupakan salah satu olahraga yang dilakukan di dalam air tanpa harus memiliki keahlian berenang. Dengan melakukan gerakan-gerakan senam dan olahraga di dalam air, peserta akuarobik bisa meminimalkan risiko cedera ketika berolahraga.
”Beberapa contoh gerakan akuarobik yang dapat dilakukan adalah sit up dan push up di dalam air dengan memanfaatkan pelampung, seperti jock belt, dumbel, dan pemberat kaki,” ucap Damiana ”Dotty” Widowati, pendiri klub akuarobik Water Exercise Training (WET).
Dotty menjelaskan, awalnya dirinya mendirikan WET karena pernah mengalami cedera parah pada bagian punggung. Kemudian, ia mempelajari akuarobik untuk memulihkan saraf ototnya yang rusak.
”Memang tidak bisa sembuh seutuhnya. Namun, akuarobik bisa memulihkan rasa sakit dari kerusakan saraf dengan olahraga yang rutin di dalam air,” lanjut Dotty.
Memang tidak bisa sembuh seutuhnya. Namun, akuarobik bisa memulihkan rasa sakit dari kerusakan saraf dengan olahraga yang rutin di dalam air.
Andreas menambahkan, manfaat olahraga air ini ialah bisa meningkatkan sistem imun manusia dan mengurangi peradangan tubuh. Selain itu, beberapa penyakit seperti rematik, dermatologikal, dan kardiovaskular bisa disembuhkan dengan olahraga air ini.
”Berdasarkan berbagai penelitian, olahraga air ini dapat meningkatkan stimulus pada saraf otak dan otot manusia karena ada semacam relaksasi jika melakukan olahraga air ini,” ucap Andreas.
Nur Fania (35), seorang ibu rumah tangga, mengikuti kegiatan akuarobik untuk memulihkan sarafnya yang terjepit. ”Saya terkena penyakit lumbar L5 pada bagian punggung sehingga sering merasa nyeri ketika duduk,” ungkapnya.
Fania mengatakan, awalnya dirinya datang ke dokter saraf dan diberikan obat. Namun, rasa nyeri tersebut masih tetap kambuh dan berulang. Kemudian, ia mencoba untuk mengikuti akuarobik. Setelah dua bulan mengikuti akuarobik, ditambah dengan fisioterapi, rasa nyeri Fania mulai berkurang.
Berdasarkan berbagai penelitian, olahraga air ini dapat meningkatkan stimulus pada saraf otak dan otot manusia karena ada semacam relaksasi jika melakukan olahraga air ini.
Bantu pertumbuhan anak
Andreas menjelaskan, pengenalan akuarobik juga bisa membantu pertumbuhan saraf dan otak anak hingga 60 persen pada 6 tahun pertama. ”Ketika bayi lahir, satu sel neuron berkoneksi dengan 10.000 sel lainnya. Karena itu, jika anak sudah menyukai air sejak dini, harus terus dilatih karena olahraga air ini bisa menciptakan memori positif yang akan memengaruhi tumbuh kembang anak,” tuturnya.
Psikolog anak dan remaja Adisti F Soegoto mengatakan, melatih olahraga air kepada anak sejak dini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Anak-anak secara bertahap dapat melewati fase-fase yang belum pernah ia alami di dalam air.
”Dari yang tadinya hanya sekadar duduk di pinggir kolam hingga akhirnya anak tersebut dapat memberanikan diri untuk masuk ke dalam kolam. Tentu hal tersebut bisa meningkatkan kepercayaan diri anak tersebut,” lanjut Adisti.
Melatih olahraga air ke anak sejak dini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Anak-anak secara bertahap dapat melewati fase-fase yang belum pernah ia alami di dalam air.
Adisti menuturkan, salah satu kelebihan utama dari olahraga dapat membangun ikatan psikologis antara anak dan orangtua. ”Suasana bebas, rileks, dan menantang di dalam air akan memicu bukan hanya stimulasi motorik, melainkan juga pancaindera serta perkembangan emosi,” katanya.
Selain itu, Adisti mengimbau orangtua tidak terlalu parno jika anak-anaknya sedang di air. Hal tersebut bisa menimbulkan ketakutan kepada anak. ”Terkadang orangtua malah melarang anaknya untuk bermain di air karena takut tenggelam. Hal tersebut sebaiknya mulai dikurangi dan didukung juga pengawaasan dari orangtua,” ucapnya.
Untuk tahapan akuarobik bagi anak-anak, Dotty membaginya dalam beberapa tahap. ”Tahap pertama, jika anak tersebut memang belum bisa berenang, biarkan dia duduk dahulu di tepi kolam. Tahap berikutnya, tubuhnya akan masuk ke air dengan sendirinya jika sudah timbul keberanian tersebut,” ungkap Dotty.
Dotty tidak melepaskan sama sekali genggaman tangan pada anak yang belum bisa berenang. Anak-anak tersebut juga diajarkan menyelam di dalam air dan gerakan-gerakan dasar agar tubuhnya bisa menyesuaikan dengan air. ”Anak-anak juga harus diberikan motivasi dengan pujian dari mulut kita ketika mereka sudah berani masuk ke dalam air,” katanya.
Dotty menemukan, satu akar penting dalam perilaku kesehatan sebagian besar masyarakat kita adalah cenderung memilih tindakan kuratif ketimbang preventif dalam menghadapi isu kesehatan. Semangat preventif, menurut Dotty, harus dimulai dari tahap yang paling hulu dalam kehidupan manusia, yakni bayi dan anak.
”Itu sebabnya, WET Indonesia mulai menaruh perhatian khusus pada latihan akuarobik bayi dan anak,” kata Dotty menegaskan. (DD05)