Iran Diselimuti Duka, Evakuasi Korban Masih Sulit
TEHERAN, SENIN — Iran diselimuti duka mendalam setelah gempa dahsyat di daerah pegunungan negara itu yang berbatasan dengan Irak, Minggu (12/11) atau Senin dini hari WIB.
Laporan terbaru menyebutkan, lebih dari 328 orang tewas dan sedikitnya 2.500 orang terluka. Jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah karena banyak desa terisolasi akibat jalan putus.
Beberapa pejabat terkait, Senin (13/11), menyebutkan, gempa berkekuatan M 7,3 mengguncang daerah pegunungan yang berbatasan dengan Irak pada Minggu pukul 19.20 waktu setempat.
Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan, pusat gempa terletak 30 kilometer di sebelah barat daya Halabja, Kurdistan, Irak, dengan kedalaman relatif dangkal, sekitar 25 kilometer.
Gempa tersebut dirasakan selama 20 detik di Baghdad dan lebih lama lagi di provinsi lain di Irak. Pusat seismologi Iran mencatat, terjadi 50 gempa susulan dan masih terus berlangsung.
Di Iran, getaran gempa terasa di beberapa kota di bagian barat negara, termasuk Tabriz. Gempa juga dirasakan di Malatya hingga Van di Turki tenggara. Warga Diyarbakir lari meninggalkan rumahnya.
Kuatnya guncangan gempa tersebut, selain merenggut banyak korban manusia, juga menyebabkan ribuan bangunan di belasan desa dan kota rata dengan tanah. Jumlah kerugian material belum bisa dipastikan.
Pada Senin pagi, pejabat Iran menyebutkan, jumlah sementara korban tewas 201 orang. Sementara di sisi perbatasan Irak hanya enam korban tewas.
Di Iran saja ada 328 orang tewas dan sedikitnya 2.500 orang terluka. Jumlah korban diperkirakan masih terus bertambah.
Ada 328 orang tewas dan sekitar 2.500 orang terluka. Sebelumnya Behnam Saeedi, Wakil Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Iran, yang dibentuk untuk menangani gempa itu, menyebutkan 207 orang tewas dan 1.700 orang terluka.
Berbicara kepada televisi Iran, Saeedi mengatakan, semua korban berada di Provinsi Kermanshah. Sebanyak 142 korban di antaranya warga di Sarpol-e Zahab, 15 kilometer dari perbatasan Irak.
Kepala Bulan Sabit Merah Iran menyebutkan, lebih dari 70.000 orang membutuhkan tempat penampungan darurat.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli menuturkan, beberapa jalan diblokir dan mengkhawatirkan kondisi para korban di desa-desa terpencil.
Dia juga menambahkan, Angkatan Bersenjata Iran telah dikerahkan untuk membantu evakuasi dan layanan darurat pascagempa.
Mojtaba Nikkerdar, Wakil Gubernur Kermanshah, mengatakan, pihak berwenang ”sedang dalam proses mendirikan tiga kamp bantuan darurat”.
Petugas masih bekerja keras untuk menjangkau desa-desa di dekat pusat gempa. Mereka belum juga bisa menjangkaunya karena sebagian besar jalan ke daerah tersebut putus akibat tertimbun material longsor.
Sulit mengirim tim penyelamat ke desa-desa karena jalan putus akibat tertutup tanah longsor.
Kepala Badan Darurat Iran Pir Hossein Koolivand mengatakan, ”sulit mengirim tim penyelamat ke desa-desa karena jalan terputus. Telah terjadi tanah longsor”.
Video yang diunggah ke Twitter menunjukkan, warga berlarian sambil menjerit, menjauhi sebuah bangunan di Sulaimaniyah. Seluruh jendela di bangunan itu hancur.
Gambar yang diambil di kota tetangga, Darbandikhan, menunjukkan dinding utama sebuah bangunan berstruktur beton roboh.
Aliran listrik ke sejumlah desa di pegunungan terputus.
Kantor berita Pemerintah Iran, IRNA, mengatakan, 30 tim palang merah telah dikirim ke zona gempa. Pencarian korban terkendala transportasi. Aliran listrik ke sejumlah desa di pegunungan terputus.
Di Irak, para pejabat mengatakan, gempa tersebut telah menewaskan enam orang di Provinsi Sulaimaniyah, Irak utara, dan melukai sekitar 150 orang.
Wali Kota Darbandikhan, Nasseh Moulla Hassan, menyebutkan, di kotanya ada empat orang yang tewas akibat gempa.
Seorang anak dan orangtua terbunuh, sedangkan 105 orang terluka di Kalar, sekitar 70 kilometer selatan Darbandikhan.
Gempa kali ini terjadi di garis patahan sepanjang 1.500 kilometer antara lempeng tektonik Arab dan Eurasia, sabuk yang melewati Iran barat ke timur laut Irak. Di sini sering terjadi aktivitas seismis.
Pada 1990, gempa berkekuatan M 7,4 di dekat Laut Kaspia di utara Iran menewaskan 40.000 orang dan menyebabkan 300.000 orang cedera dan setengah juta orang kehilangan tempat tinggal.
Sejak 1990, Iran telah mengalami setidaknya dua bencana gempa besar.
Dalam hitungan detik, gempa tersebut menghancurkan puluhan kota dan hampir 2.000 desa juga berubah menjadi onggokan-onggokan puing.
Tiga belas tahun kemudian, gempa dahsyat melanda kota tua Bam di Iran tenggara, yang terkenal dengan bangunan bata lumpurnya, menewaskan 31.000 orang dan kota-kota di sekitarnya hancur.
Sejak saat itu, Iran telah mengalami setidaknya dua bencana gempa besar, satu pada 2005 yang menewaskan lebih dari 600 orang dan satu lagi pada 2012 yang menyebabkan 300 orang tewas.
Gempa bermagnitudo antara 7 dan 7,9 dapat menimbulkan kerusakan berat dan luas. Apalagi, banyak rumah di pedesaan Iran terbuat dari batu bata lumpur yang mudah hancur. (AFP/REUTERS/AP)