JAKARTA, KOMPAS — Pohon tumbang masih mengancam Jakarta selama musim hujan ini. Sejumlah 20 pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin meski November baru berjalan 14 hari. Wilayah kecamatan paling rawan pohon tumbang adalah Kebayoran Baru dan Menteng.
Salah satu pohon tumbang itu berada di Jalan Bendi Besar, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pohon itu tumbang tepat di depan SMP Muhammadiyah VIII Jakarta. Hingga Selasa (14/11), pohon beringin itu masih tersandar di tembok pagar sekolah yang telah rusak sebagian akibat tertimpa pohon itu. Pagar yang terbuat dari besi ada yang patah dan ada yang penyok.
Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman DKI Jakarta Jaja Suarja mengatakan, jumlah itu masih bisa meningkat karena faktor cuaca yang buruk. ”Hujan disertai angin bisa membuat pohon yang sudah tidak kuat itu tumbang,” kata Jaja di kantornya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi dan Geofisika Harry Tirto Djatmiko, kecepatan angin yang menyertai hujan deras bisa lebih dari 25 knot. Angka itu setara dengan 45 kilometer per jam.
Pohon tersebut tumbang karena akar tidak mampu menopang beban pohon itu. Jaja menjelaskan, ruang tumbuh yang sempit menyebabkan akar yang seharusnya tumbuh ke bawah menjadi penunjang pohon pun menjalar ke samping.
Di SMP Muhammadiyah VIII Jakarta tampak akar pohon beringin itu tumbuh menyamping. Pohon beringin itu hanya menancapkan akarnya ke 30 sentimeter ke dalam tanah, tampak dari bekas tanah yang menempel pada akar itu.
Berdasarkan pencatatan Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman DKI Jakarta, sejak 1 Januari hingga 14 November 2017, sebanyak 206 pohon tumbang dan 124 pohon sempal. Sejauh ini, jumlah pohon tumbang cenderung tinggi pada bulan peralihan musim.
Sejak 1 Januari hingga 14 November 2017, sebanyak 206 pohon tumbang dan 124 pohon sempal. Sejauh ini, jumlah pohon tumbang cenderung tinggi pada bulan peralihan musim.
Seperti yang terjadi pada Maret, peralihan dari musim hujan ke kemarau, terhitung 44 pohon tumbang di seluruh wilayah DKI Jakarta. Sementara itu, peralihan dari musim kemarau ke hujan yang biasa terjadi mulai September, jumlah pohon tumbang jauh lebih besar, yaitu 116.
Kebayoran Baru dan Menteng paling rawan
Nirwono Joga, pengamat tata kota, menilai, kecamatan yang paling rawan mengalami pohon tumbang itu adalah Kebayoran Baru dan Menteng. ”Pohon-pohon yang ditanam di sana itu adalah peninggalan dari pemimpin-pemimpin terdahulu. Kebanyakan adalah pohon angsana yang usianya lebih dari 40-50 tahun. Itu peninggalan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sekitar 1970,” kata Nirwono saat dihubungi Kompas pada Selasa.
Kecamatan yang paling rawan mengalami pohon tumbang itu adalah Kebayoran Baru dan Menteng.
Nirwono mengatakan, kasus pohon tumbang ini imbas dari ketiadaan ”rencana induk pohon”. Ia menambahkan, rencana itu bertujuan untuk mendata dan mengawasi pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. ”Mana yang perlu dipangkas, mana yang masih bagus, itu bisa terlihat jika ada rencana induknya. Jadi, hal-hal seperti ini tidak terulang terus bertahun-tahun,” kata Nirwono.
Nirwono beranggapan, rencana induk pohon itu harus segera dibuat dan dilaksanakan supaya hal serupa tidak lagi terulang. Menurut penilaiannya, pemerintah belum melihat pohon sebagai sesuatu yang penting sehingga rencana induk pohon yang mampu meminimalkan kasus serupa bisa berkurang.
Pemerintah sudah berusaha untuk mengantisipasi kejadian pohon tumbang. Cara yang dilakukan adalah melakukan patroli dan pemangkasan setiap hari untuk pohon yang berisiko tumbang. Namun, kendala yang dialami pihak dinas adalah kekurangan sumber daya manusia.
Jaja mengaku, pemerintah sudah berusaha untuk mengantisipasi kejadian pohon tumbang. Cara yang dilakukan adalah melakukan patroli dan pemangkasan setiap hari untuk pohon yang berisiko tumbang. Namun, kendala yang dialami pihak dinas adalah kekurangan sumber daya manusia.
”Satu kecamatan belum tentu punya satu tim yang bertugas menangani pohon tumbang dan potensi pohon tumbang,” kata Jaja. Ia mencontohkan, untuk wilayah Jakarta Pusat, rata-rata satu tim pohon tumbang itu menangani dua kecamatan. Padahal, total jumlah pohon yang ada di Jakarta itu sekitar 6,4 juta. (DD16)