JAKARTA, KOMPAS — Setelah berhasil membebaskan warga Papua di Desa Kimberly dan Utikini, Tembagapura, yang disandera, TNI-Polri kini mulai mendesak kelompok kriminal bersenjata ke arah hutan di sekitar dua desa tersebut. Sejak Jumat pukul 07.00 WIT, personel gabungan TNI-Polri berhasil membebaskan 344 sandera dari tangan kelompok kriminal bersenjata.
Setelah pembebasan para sandera, tim gabungan masih akan membersihkan kawasan desa yang tadinya sempat dikuasai KKB pimpinan Sabinus Weker. ”Alhamdulillah, tidak ada satupun sandera yang terluka atau tewas saat kami bebaskan. Menurut rencana, Sabtu besok, tim gabungan akan menyapu dan mendesak KKB sampai jauh masuk hutan,” ujar Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Mohamad Iriawan saat dihubungi, Jumat (17/11) malam.
Iriawan dihubungi saat bersama Pangdam Cendrawasih Mayor Jenderal George Elnadus Supit, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, dan Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal Lodewyk Pusung memimpin operasi pembebasan ini.
”Sekitar pukul 07.00 waktu setempat, pasukan TNI mulai merayap membuka jalan dan serangan ke lokasi. Serangan kemudian diikuti pasukan Polri yang memblokir mengelilingi para sandera. Sekitar hampir satu jam terjadi tembak-menembak antara pasukan kami dengan gerombolan bersenjata KKB,” tutur Iriawan.
Ia menjelaskan, pasukan TNI yang terlibat ada sekitar 400 orang, sedangkan anggota Polri ada sekitar 450 orang. ”Anggota Polri antara lain terdiri dari satu kompi personel Brimob Kalimantan Tengah, satu kompi Resimen Pelopor Mabes Polri, dan anggota Brimob Polda NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Papua,” papar Iriawan.
Pukul 09.30, lanjutnya, Desa Kimberly dan Desa Banti mulai kami kuasai. Pukul 11.00, seluruh sandera mulai dievakuasi dan selesai sejam kemudian.
Evakuasi dilakukan secara bertahap dengan kawalan anggota Polri. Para sandera dibawa ke Mapolsek Tembagapura, Mimika, Papua.
Iriawan belum tahu berapa jumlah anggota KKB yang tertembak. ”Bagi kami yang paling penting menyelamatkan sandera. Dari pihak kami, Alhamdulillah, tak ada yang tertembak atau terluka,” ucap Iriawan.
Empat hari
Sebelumnya diberitakan ada 1.300 warga yang disandera. Mereka, kata Boy Rafli Amar, adalah warga yang tinggal di sekitar area Freeport. Mereka umumnya bekerja sebagai pendulang emas dan pedagang.
Menurut Iriawan, dari 1.300 warga, hanya 344 orang yang disandera. ”Mereka sudah dua pekan disandera KKB,” ucapnya.
Iriawan bangga, setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki selama empat hari, seluruh personel tim gabungan utuh dan sehat. ”Medannya berat, tetapi buat kami menantang,” ujarnya.