Penyanderaan Warga Berakhir
TEMBAGAPURA, KOMPAS — Jumat (17/11) pukul 16.30, aparat Polri dan TNI yang tergabung dalam Tim Satuan Tugas Operasi Terpadu berhasil membebaskan 344 warga dari tiga kampung yang dikuasai kelompok kriminal bersenjata di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Proses pembebasan yang dilakukan tim diwarnai kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Meski demikian, Tim Satgas Operasi Terpadu berhasil mengevakuasi semua warga dalam kondisi selamat.
Operasi tersebut dipimpin Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal George Supit, Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, dan Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal Lodewyk Pusung.
Pantauan Kompas di Tembagapura, proses evakuasi 344 warga dilakukan dari Kampung Kimbely, Jumat pukul 08.30 WIT. Kampung tersebut menjadi tempat berkumpul warga dari Utikini dan Banti. Ketiga kampung itu selama hampir sebulan terakhir dikuasai KKB.
Dua hari sebelumnya, 13 personel Komando Pasukan Khusus, 30 personel Batalyon Raider 751/Sentani, 20 personel Peleton Intai Tempur Kostrad, dan 20 personel Batalyon Infanteri 754/INK Timika diterjunkan ke lokasi. Setelah terjadi kontak senjata, anggota KKB melarikan diri dari ketiga kampung itu.
Proses evakuasi dari Kimbely dilakukan dengan berjalan kaki sejauh satu kilometer ke Kampung Utikini. Kemudian, tim melanjutkan perjalanan dengan 14 bus yang disiapkan di Utikini. Pukul 14.30 WIT, tim evakuasi bersama warga tiba di gedung Sport Hall di area penambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
Pukul 16.30 WIT, di bawah pengawalan ketat aparat TNI dan Polri, semua warga dievakuasi ke Timika, ibu kota Mimika. Warga ditempatkan di dua posko, yakni Gedung Aula Eme Neme Yaure dan Gedung Tongkonan.
Warga pendatang
Menurut Boy Rafli Amar, warga yang dievakuasi terdiri dari 320 orang dewasa dan 24 anak-anak. Boy mengatakan, warga yang dievakuasi kebanyakan pendatang dari beberapa daerah di Papua dan di luar Papua. Jumlah warga di Kimbely, Banti, dan Utikini sekitar 1.300 orang.
"Sebagian besar penduduk yang warga asli tidak mau meninggalkan kampung. Kami masih menyiagakan anggota tim terpadu di sana untuk menjaga warga dari teror KKB," ujar Boy menjelaskan.
Sementara itu, George Supit menyatakan, segala hambatan selama proses evakuasi dapat diatasi berkat sinergi antara TNI dan Polri. "Upaya ini merupakan bukti bahwa negara hadir untuk menyelamatkan semua warga yang terancam dari aksi kelompok bersenjata," katanya.
"Tidak ada satu pun sandera terluka atau tewas saat kami bebaskan," ujar Mochamad Iriawan yang dihubungi pada Jumat malam.
Di Jakarta, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, berkat kerja sama semua pihak, para sandera bisa dibebaskan pada hari Jumat. Selanjutnya, evakuasi terhadap warga pendatang pun dilakukan.
Komandan Satgas Maleo Kolonel (Inf) Agung Winatha mengatakan, pasukan melakukan perebutan cepat dan mengejar kelompok bersenjata yang mengisolasi masyarakat setempat. Pukul 08.18 WIT, pasukan Kopassus sudah mengamankan daerah Kimbely dan menyerbu pos-pos KKB.
Selanjutnya, Tim Satgas Operasi Terpadu mengambil alih dengan mengamankan desa dan melakukan evakuasi.