JAKARTA, KOMPAS — Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dikabarkan akan melepas jabatannya pekan depan. British Daily Mail kemarin melaporkan, Raja Arab Saudi tersebut akan digantikan Putra Mahkota Mohammad bin Salman. Sebelumnya, isu mundurnya Raja Salman selalu dibantah Kerajaan Arab Saudi.
Menurut Daily Mail, setelah melepaskan jabatannya, Raja Salman yang telah yang telah berusia 81 tahun akan menjadi tokoh seremonial, seperti yang dilakoni oleh Ratu Elizabeth II dari Inggris. Raja Salman akan memegang gelar sebagai Custodian of the Holy Shrines, protektorat kehormatan dari Mekkah dan Madinah.
Jika benar, langkah ini dinilai banyak pihak sebagai salah satu langkah perlindungan kekuasaan bagi Putra Mahkota Mohammad bin Salman yang saat ini berumur 32 tahun. Selain itu, agar Putra Mahkota dapat berkonsentrasi dalam perang dingin antara Arab Saudi dan Iran dengan bekerja sama dengan Israel.
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir mulai dianggap sebagai figur yang berpengaruh. Dia telah memegang berbagai macam gelar dan jabatan, seperti Putra Mahkota, Menteri Pertahanan, Deputi Perdana Menteri, Ketua Konsil Urusan Politik dan Keamanan (Council for Political and Security Affairs), Ketua Konsil Urusan Ekonomi serta Pembangunan (Council for Economic Affairs and Development).
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir mulai dianggap sebagai figur yang berpengaruh.
Belakangan, Mohammad bin Salman menjabat posisi baru, yaitu sebagai Ketua Komite Antikorupsi Kerajaan Arab Saudi. Dengan jabatannya tersebut, ia telah menahan 208 orang, termasuk puluhan pangeran dan pejabat senior pemerintah.
Kendati demikian, media Times of Israel menganggap berita penyerahan takhta Raja Salman belum dapat dipastikan kebenarannya. Times of Israel menyatakan, ada kecurigaan Raja Salman menderita demensia sehingga membuat kerajaan berencana melakukan penyerahan takhta secara rahasia.