Pada Minggu (19/11) siang, anak-anak berlarian di Ruang Terpadu Ramah Anak Kalijodo, Jakarta Barat. Tawa mereka terdengar jelas. Sesekali riangnya suasana juga terlihat dari senyum para orangtua yang sengaja membawa anaknya menikmati libur di bawah matahari yang bersahabat.
Belakangan ini, di Jakarta, mentari tampak lebih suka bersembunyi di balik awan. Tidak seperti biasanya, garang memperlihatkan wujudnya sehingga membuat siapa pun yang beraktivitas di bawah sinarnya bermandikan keringat.
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo tampak benar-benar terbuka seperti namanya. Secara kasatmata dapat dilihat, tempat yang baru diresmikan pada awal tahun oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu dipenuhi ratusan orang dari berbagai tingkat usia. Semua pengunjung, mulai dari anak berusia di bawah lima tahun hingga mereka yang berusia lanjut, larut dalam kegiatan yang diiringi tawa. Mulai dari menikmati jajanan, bersepeda, skate board, sepatu roda, hingga berfoto dengan karakter hantu.
”Sama teman-teman sengaja datang ke sini dari rumah di daaerah Senen. Biasanya ke Kotu (kawasan wisata Kota Tua). Mau coba tempat lain yang bagus juga buat main, foto-foto, dan gratis,” ujar Eka Putri (15), pengunjung RPTRA Kalijodo.
Eka Putri berkunjung bersama lima teman sebayanya. Di tempat yang sebelumnya merupakan lokalisasi itu, mereka terlihat sibuk berfoto dengan berbagai obyek latar belakang. Mereka berfoto di depan muralyang terpampang di dinding besar bagian depan RPTRA. Menurut dia, saat ini berfoto seolah menjadi ritual yang tidak bisa ditinggalkan.
Kehadiran dua karakter hantu di tempat wisata ramah anak itu memang menyedot perhatian pengunjung. Setiap melewatinya, hampir semua pengunjung selalu tertawa dan mengajaknya swafoto. Namun, tidak sedikit anak kecil yang menangis ketakutan saat melihatnya.
Widya (15) mengaku senang dapat berfoto bersama dengan karakter hantu yang ada di RPTRA Kalijodo. ”Biasanya, kan, cuma bisa takut karena nonton di TV, sekarang bisa lihat bentuk aslinya dan ternyata lucu,” tutur Widya.
Peraga karakter hantu, Johan (25), mengatakan, kegiatan mencari nafkahnya dengan menjadi obyek foto dengan karakter hantu di RPTRA Kalijodo bukan tanpa hambatan. Pada awalnya, pengelola RPTRA Kalijodo menilai keberadaan karakter hantu tidak cocok dengan sifat tempat wisata yang ramah anak. Namun, pengelola mengizinkan Johan dan karakter-karakter hantu lainnya berada di RPTRA dengan jumlah paling banyak tujuh karakter.
”Kami serahkan proposal sebagai bentuk perizinan kepada pengelola. Intinya, walaupun kami karakter hantu, kami akan berpose lucu dan berusaha membuat anak-anak tertawa. Alhamdulillah, anak-anak yang datang pada senang dan sering bercanda dengan kami,” kata Johan.
Johan mengatakan, dirinya dan kawan-kawannya sesama peraga karakter hantu berada di RPTRA Kalijodo setiap akhir pekan. Dari keberadaannya menjadi obyek foto sejak pukul 14.00-00.00, dirinya mengaku dapat meraup penghasilan Rp 100.000.
Menurut Johan, keberadaan ruang terbuka sangat dibutuhkan warga Jakarta. ”Saya lihat sejak peresmian, tempat ini semakin ramai. Memang warga Jakarta butuh tempat seperti ini. Selain bisa untuk wisata, tempat seperti ini dapat memberikan penghasilan tambahan bagi warga sekitar,” ujar Johan.
Keberadaan ruang terbuka hijau terlihat seperti oase di tengah hiruk-pikuk Ibu Kota yang akrab dengan kepadatan lalu lintasnya. Fikri (32), warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, yang sengaja datang bersama lima anggota keluarganya ke RPTRA Kalijodo mengatakan, di Jakarta masih sangat minim keberadaan ruang terbuka hijau.
”Saya tadi dari Monas (Monumen Nasional) mampir ke sini karena gratis. Kalau dilihat, tempat ini bagus untuk wisata keluarga. Hanya saja, tanaman hijaunya belum terlihat banyak mungkin karena belum lama ditanami. Akan tetapi, tempat seperti ini yang dibutuhkan banyak warga Jakarta, semoga makin banyak tempat seperti ini,” tutur Fikri. (DD14)