Belgia Nilai Indonesia Pasar Besar untuk Ekspor Kentang
Oleh
DD13
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang pesat membuat Indonesia dianggap sebagai pasar ekspor yang besar bagi negara-negara lain. Permintaan pasar akan barang semakin kuat, khususnya di sektor industri makanan dan minuman. Negara pengekspor makanan, seperti Belgia, melihat potensi ini dan berencana untuk meningkatkan penjualan kentang olahan ke Indonesia.
Industri makanan dan minuman di Indonesia tumbuh sepanjang tahun 2017. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada kuartal II-2017 sebesar 7,19 persen. Bahkan, industri ini berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) industri non-migas sebesar 34,17 persen. Realisasi investasi industri makanan dan minuman pada semester I-2017 juga mencapai Rp 21,6 triliun.
Wouter Trybou, Sales Manager Mydibel, anggota dari Federasi Kentang Belgia (Belgapom), mengatakan, terjadi peningkatan permintaan kentang yang diproses sehingga meningkatkan produksi negara Uni Eropa yang menghasilkan kentang. ”Di Belgia, semakin banyak keluarga dan perusahaan yang berinvestasi dalam produksi kentang,” kata Trybou pada sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (20/11).
Negara yang terletak di Eropa barat ini akan memprioritaskan promosi di Asia Tenggara selama tiga tahun ke depan karena dinilai sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Negara-negara tersebut adalah Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi dilihat dari semakin banyaknya kelas menengah, urbanisasi, dan generasi muda. Ditambah lagi, bertambahnya tempat makan, seperti restoran cepat saji, membuat permintaan kentang goreng semakin besar akibat meningkatnya pertumbuhan kelas menengah.
Dalam laporan lembaga audit keuangan internasional, PricewaterhouseCoopers (PwC), The Long View How will the Global Economic Order Change by 2050? tahun 2017, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada urutan keempat pada 2050.
Tahun 2016, Belgia telah mengekspor 4.754 ton ke kentang olahan ke Indonesia dan diperkirakan telah meningkat tahun ini. Dengan demikian, Indonesia saat ini menduduki posisi ke-18 sebagai negara tujuan ekspor kentang olahan. Belgia menargetkan jumlah ekspor akan bertambah pada empat hingga lima tahun mendatang menjadi 20.000 ton.
Melakukan ekspor ke Indonesia, tutur Trybou, merupakan hal yang tidak mudah. Ini karena Pemerintah Indonesia memberlakukan banyak perizinan yang harus dilengkapi terlebih dahulu.
Duta Besar Belgia untuk Indonesia Patrick Herman menyatakan, negaranya sadar Indonesia merupakan produsen produk pertanian, termasuk kentang. Belgia menawarkan produk kentang beku yang telah diproses, seperti kentang goreng, untuk menjadi bagian dari ragam kuliner Indonesia.
Apalagi, konsumsi kentang di Indonesia juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, Indonesia mengimpor 40.961 ton kentang olahan dengan nilai Rp 637,86 miliar.
”Kami berusaha menjadi pemasok restoran besar dan toko retail agar Indonesia mendapatkan kentang goreng yang berkualitas,” ujar Herman.
Menurut dia, tren konsumsi kentang goreng telah mengglobal sehingga bisnis kentang goreng telah menjadi bisnis yang penting dalam perekonomian Belgia.
Belgia saat ini merupakan negara pengekspor kentang goreng terbesar di dunia dengan lebih dari 2 juta ton kentang, diikuti Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman. Iklim, teknologi, pengetahuan, dan manajemen yang baik menjadi kunci utama Belgia menjadi penghasil kentang yang besar. Kentang Belgia juga dianggap lebih unggul dari segi tradisi, rasa, kualitas, dan harga.
Belgia saat ini merupakan negara pengekspor kentang goreng terbesar di dunia.
Promosi kentang Belgia akan dilakukan pada Salon International de I’Alimentation (SIAL) Interfood 2017 yang akan diselenggarakan pada 22-25 November di JI Expo Kemayoran, Jakarta. SIAL adalah jaringan industri makanan terbesar di dunia yang diadakan setiap dua tahun di sejumlah negara.
Demi keberlanjutan pangan
Promosi peningkatan konsumsi kentang bukan hanya demi kepentingan bisnis. Trybou menyebutkan, konsumsi kentang mendukung program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam membangun pangan yang berkelanjutan. Tahun 2008 dicanangkan PBB sebagai tahun kentang.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melihat kentang sebagai bagian dari sistem makanan global yang diproduksi sebanyak 325 juta ton pada 2007. Kentang dianggap sebagai makanan bagi masa depan. Selain itu, kentang dapat ditanam di lahan yang terbatas dengan iklim yang tidak ramah, tetapi tetap memiliki kandungan gizi yang baik. FAO menyatakan kentang kaya akan karbohidrat, protein, dan vitamin.
”Produksi kentang diperlukan untuk keberlanjutan manusia, bumi, dan keuntungan (people, planet, profit),” ujar Trybou.
Hartwig Moyaert, Project Coordinator Export Promotion dari Badan Pemasaran Pertanian Flanders (VLAM), menyatakan, Indonesia mengonsumsi kentang sebagai makanan camilan, tidak seperti di negara-negara Eropa.
Indonesia mengonsumsi kentang sebagai makanan camilan.
”Itu sudah menjadi kebiasaan,” kata Moyaert. Kebutuhan karbohidrat dan zat-zat penting lainnya selama ini cenderung diperoleh melalui nasi bagi orang Indonesia. Namun, kandungan gizi kentang dianggap lebih tinggi daripada nasi. Oleh karena itu, konsumsi kentang sebagai pengganti nasi bisa dilakukan sesekali dalam satu minggu. (DD13)