MIMIKA, KOMPAS — Sekitar 1.000 warga dari Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (20/11) ini, dievakuasi Tim Satuan Tugas Terpadu dan Pemerintah Kabupaten Mimika ke Timika. Hal ini untuk menghindarkan warga dari teror kelompok kriminal bersenjata.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Mimika, Minggu, menyebutkan, warga meminta dievakuasi ke Timika karena trauma terhadap ancaman kelompok kriminal bersenjata (KKB). Apalagi, mereka juga sudah lama tidak mendapatkan pelayanan kesehatan setelah Rumah Sakit Waa Banti ditutup pada 27 Oktober 2017.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pemkab Mimika agar evakuasi berjalan lancar. PT Freeport Indonesia akan menyiapkan bus untuk warga yang dievakuasi ke Timika," kata Boy.
Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika Ausilius You mengatakan, pihaknya telah menyediakan posko evakuasi beserta pasokan bahan makanan dan obat-obatan. "Posko evakuasi berada di Gedung Graha Eme Neme Yauware. Kami menjamin semua kebutuhan warga yang diungsikan dari Banti ke Timika," kata Ausilius.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi menambahkan, aktivitas ekonomi di Banti lumpuh total pascaevakuasi 344 warga sebelumnya. Hal ini menyebabkan warga setempat juga ingin dievakusi. "Selama ini warga yang dievakuasi Jumat lalu adalah yang membuka toko berbagai barang kebutuhan pokok," kata Muhammad.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Amungme Nerius Katagame berharap aparat keamanan tak cuma memprioritaskan pengamanan di area penambangan PT Freeport Indonesia, tetapi juga di wilayah permukiman warga. "Warga asli Papua yang bermukim di Tembagapura juga membutuhkan jaminan keamanan agar bisa beraktivitas dengan aman dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Kenaikan pangkat
Di Bandung, Sabtu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, KKB di Tembagapura terus diburu. "Saat warga yang disandera akan dievakuasi oleh anggota (TNI dan Polri) sempat terjadi kontak senjata dengan kelompok itu. Dalam cuaca berkabut, mereka melarikan diri. Kelompok ini masih dalam pengejaran," ujarnya di Universitas Islam Bandung, Jawa Barat.
Sebanyak 63 prajurit TNI mendapatkan penghargaan berupa kenaikan pangkat luar biasa karena berhasil membebaskan warga. Upacara pemberian penghargaan dilaksanakan di Desa Utikini, Distrik Tembagapura, dekat dengan lokasi penyanderaan, Minggu.
Gatot yang memberikan penghargaan itu mengatakan, operasi dapat dilakukan berkat kerja sama semua pihak. "Keberhasilan itu merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan secara senyap dan teliti. Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar, TNI bergerak dengan senyap," kata Gatot lagi.