Di pinggir deburan ombak Pantai Selatan Pulau Flores berdiri gagah sebuah bangunan gereja tua Santo Ignatius Loyola di Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Dua bulan lagi, gereja yang dibangun tahun 1896 dan mulai digunakan 24 Desember 1899 itu resmi berumur 118 tahun.
Meski usianya lebih dari seabad, gereja tua itu tetap berdiri kokoh. Dahulu, pendiri gereja ini, Pastor RP JF Le Cocq D’Armandville SJ, mendatangkan secara khusus 150 kubik kayu jati dari Jawa untuk membangun Gereja St Ignatius Loyola tersebut. Pembangunan gereja ini turut dibantu Raja Sikka Don Andreas Jati Ximenes Da Silva bersama penerusnya, Yosep Mbako Ximenes Da Silva, serta masyarakat Sikka.
Bangunan gereja ini ditopang kayu-kayu jati besar yang dikommbinasi dengan tembok batu bata di sekelilingnya. Langit-langitnya dibiarkan terbuka menampakkan susunan indah kayu jati yang menopang bagian atapnya.
Kekuatan struktur bangunan gereja tua ini benar-benar telah teruji terutama saat gempa bumi dan tsunami dahsyat mengguncang Maumere tahun 1992. ”Gempa Maumere terasa kuat sampai di Sikka. Namun, saat gempa, gereja ini tetap aman, tidak ada satu genteng pun yang terjatuh. Lonceng gereja sampai berbunyi tiga kali karena menara gereja bergetar waktu itu,” ujar Gregorius Tamela, juru pelihara Gereja Santo Ignatius Loyola Sikka, Jumat (27/10).
Di bagian sakristi gereja sayap kanan masih tersimpan organ tua dengan yang sumber bunyinya mengandalkan tenaga angin dari genjotan dua kaki pada dua panel di bagian bawah. Terlihat pula panji-panji bergambar orang kudus yang masih tampak jelas gambarnya meski agka kusam karena dimakan usia ratusan tahun.
Tempat lilin yang terbuat dari kuningan berusia ratusan tahun juga masih dipakai sampai saat ini. Sedikit dipoles saja, benda berornamen indah itu akan tampak mengilau kembali.
Tamela sempat menunjukkan buku-buku misa serta dokumen gereja berusia ratusan tahun yang masih disimpan di sekretariat paroki. Terdapat pula patung salib Yesus yang setiap hari raya Jumat Agung diarak umat keliling kampung dalam ritual Logu Senhor.
Ritual Logu Senhor juga menjadi daya tarik tersendiri di Sikka. Salib Senhor sendiri menurut sejarah didatangkan oleh Raja Sikka Moang Alesu dari Malaka ke kampung Sikka sekitar tahun 1600. Menurut cerita masyarakat setempat, raja memercayai bahwa dengan mendatangkan salib itu, maka wabah penyakit dan kematian yang melanda masyarakat Sikka akan berlalu.
Umat setempat sangat menjaga kelestarian Gereja Sikka dengan segala macam peninggalan lainnya. Hingga sekarang masih bisa disaksikan bangunan gedung pastoran di depan gereja yang berdiri sejak 1892, empat tahun sebelum Gereja Sikka dibangun.
Gereja tua Sikka pernah direnovasi bagian atapnya pada 1931 dan 1952 dengan mengganti atap sengnya yang termakan karat karena korosi uap air laut. Setelah atap diganti dengan genteng pada 1952, gereja itu tak pernah bocor lagi.
Tujuan wisata
Karena keunikan, keindahan arsitektur, serta sejarahnya, setiap hari wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi gereja tua Sikka. Untuk mencapai gereja ini, pengunjung harus melalui jalan aspal sempit sejauh 9 kilometer yang belum direnovasi sejak dibangun tahun 1994.
”Begitu sampai di Maumere, saya langsung minta diantar ke gereja tua di kampung Sikka. Meski sudah berusia ratusan tahun, gereja tetap kokoh dan terlihat indah,” ujar Frank, wisatawan asing asal Belanda.
Sampai sekarang, bangunan bersejarah gereja tua Sikka belum juga ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Perhatian pemerintah dan uluran tangan dari para penderma sangat dibutuhkan untuk pelestarian gereja tua yang bertahan di ufuk timur Indonesia ini.
Dengan umat mencapai 1.865 orang, Paroki Santo Ignatius Loyola Sikka membiayai sendiri perawatan gereja tua Sikka dengan sedikit bantuan dari lembaga swadaya masyarakat. ”Bantuan dari pemerintah memang pernah kami terima tetapi sangat jarang sekali, paling hanya lima tahun sekali dengan nominal kecil. Untuk sementara ini, kami membiayai sendiri perawatannya dibantu dengan lembaga swadaya masyarakat,” kata Pastor Kepala Paroki Sikka RD Silvester Pyr Oba.
Gereja tua Santo Ignatius Loyola Sikka kini telah menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Flores, khususnya Kabupaten Sikka. Keberadaan gereja berusia ratusan tahun tersebut perlu terus-menerus dilestarikan, tentu saja dengan bantuan dari berbagai pihak.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.