Roger Federer mengakhiri penampilan pada 2017 dengan hasil yang tak diinginkannya, tersingkir pada semifinal turnamen Final ATP di London, Inggris, 12-19 November. Meski demikian, Federer puas dengan penampilannya di sepanjang musim ini. Dari 57 pertandingan, sang maestro dari Swiss itu hanya lima kali kalah!
Federer tersingkir pada semifinal setelah dikalahkan David Goffin (Belgia) pada semifinal, 6-2, 3-6, 4-6. Turnamen itu sendiri dimenangi Grigor Dimitrov setelah mengalahkan Goffin, 7-5, 4-6, 6-3, pada final di The O2 Arena, Minggu (19/11) malam waktu setempat atau Senin dini hari waktu Indonesia.
Kekalahan dari Goffin menjadi (hanya) kekalahan kelima Federer pada musim ini, sebelum dia mengisi off season dengan meluangkan waktu bersama keluarganya, lalu berlatih kembali mempersiapkan diri menuju musim 2018.
”Saya telah melewati masa terbaik pada tahun ini. Saya tak sabar untuk musim 2018. Tentu saja setelah menjalani masa istirahat, menjauhkan diri dari lapangan dan tekanan sejenak,” kata Federer.
Cedera punggung dan lutut–Federer menjalani operasi pertama sepanjang hidupnya dengan menjalani operasi lutut–membuatnya hanya menjalani setengah musim pada 2016. Tak satu pun gelar juara didapat.
Tahun ini, Federer terlahir kembali, mengumpulkan tujuh gelar juara, termasuk dari Grand Slam Australia Terbuka dan Wimbledon. Dia mengakhiri musim ini pada peringkat kedua dunia, di bawah rival utamanya, Rafael Nadal.
Pencapaian itu didapat karena dia tampil fit sepanjang musim ini. ”Melegakan sekali ketika mengetahui saya bisa tampil dengan baik kembali. Kepercayaan diri saya juga telah kembali. Jadi, dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini sungguh sempurna,” katanya yang juga selalu menyebut kecintaan pada tenis membuat dia bisa tampil konsisten dalam masa ”tuanya”.
Kebangkitannya pada musim ini menghasilkan tiga penghargaan dalam acara ATP Awards menjelang berlangsungnya Final ATP di London. Petenis berusia 36 tahun ini menjadi petenis favorit pilihan penggemar tenis. Pengumpulan suara untuk kandidat dilakukan melalui laman resmi ATP.
Federer mendapat Sportsmanship Award yang suaranya berasal dari sesama petenis juga sebagai Comeback Player of The Year. Penghargaan terakhir ini didapat oleh petenis yang bangkit kembali setelah terpuruk pada musim sebelumnya.
Dalam kategori tersebut, Nadal menjadi salah satu yang dikalahkan Federer. Petenis Spanyol itu kembali ke puncak peringkat dunia melalui enam gelar juara, termasuk dari Grand Slam Perancis dan AS Terbuka.
Federer mencapai kembali puncak permainannya karena benar-benar selektif dalam memilih turnamen. Dia melewatkan semua turnamen lapangan tanah liat yang bisa menguras energi.
Sebelum meninggalkan London, Federer menyatakan kesiapannya untuk mempertahankan gelar juara Australia Terbuka 2018.
Dengan jenis karakter lapangan yang lambat, permainan pada lapangan ini didominasi reli yang membutuhkan fisik prima. Modal hanya pukulan kencang tak akan terlalu berpengaruh karena pantulan bola lebih lambat dan tinggi dibandingkan di lapangan keras dan rumput.
Mencoret turnamen lapangan tanah liat, dengan puncaknya Grand Slam Perancis Terbuka, juga tampaknya akan dilakukan Federer pada musim 2018. ”Saya sempat memikirkan untuk tampil di tanah liat. Namun, setelah berdiskusi dengan tim pelatih, tampaknya itu tidak akan menjadi pilihan,” katanya.
Menanti 2018
Sebelum meninggalkan London, Federer menyatakan kesiapannya untuk mempertahankan gelar juara Australia Terbuka 2018. Dia menanti musim kompetisi yang lebih kompetitif dibandingkan tahun ini yang kehilangan Novak Djokovic, Stan Wawrinka, dan Andy Murray sejak setelah Wimbledon, Juli, karena cedera. Djokovic mengalami cedera siku, Wawrinka cedera lutut, sementara Murray terganggu cedera pinggul.
”Setelah absen tak tampil di kompetisi, Anda kembali, lalu tampil bagus lagi. Namun, faktanya tak sesederhana itu. Bertanding kembali artinya tantangan bagi tubuh Anda. Itu juga menjadi tantangan bagi tim karena kami harus benar-benar bersabar melihat hasilnya. Jadi itu tak mudah,” tutur Federer.
Namun, Federer berharap, Djokovic, Wawrinka, dan Murray bisa kembali pada penampilan terbaik mereka. Apalagi mereka adalah petenis top yang berpengalaman menjuarai Grand Slam.
”Mungkin hasilnya tidak akan terlihat sejak awal, tetapi saya yakin mereka bisa kembali seperti saya dan Rafa,” ujarnya.
Selain trio Djokovic, Wawrinka, dan Murray, Kei Nishikori, Thomas Berdych, dan Milos Raonic juga tak tampil penuh pada musim ini. Ketidakhadiran mereka pada Final ATP membuat turnamen yang hanya diikuti delapan petenis terbaik itu diisi empat debutan, termasuk Dimitrov dan Goffin yang tampil di final. (AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.