Warga yang Dievakuasi Tak Mendapat Fasilitas Layak
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
MIMIKA, KOMPAS — Sebanyak 806 warga telah dievakuasi dari empat kampung di Distrik Tembagapura ke kota Timika, Papua, pada Senin (20/11). Namun, mereka belum mendapatkan fasilitas tempat tidur yang layak sehingga harus beristirahat di lantai.
Data yang dihimpun Kompas dari Bidang Humas Polda Papua, 806 warga yang dievakuasi terdiri dari laki-laki 205 orang, perempuan 302 orang, dan anak-anak 299 orang.
Warga yang dievakuasi berasal dari empat kampung, yakni Utikini, Kimbely, Banti, dan Opitawak. Mereka meminta dievakuasi karena merasa tidak aman dengan teror dari kelompok kriminal bersenjata di bawah pimpinan Ayub Waker.
Dari pantauan Kompas di posko evakuasi di gedung Graha Eme Neme Yauware pada Selasa (21/11) pukul 09.00 WIT, tampak banyak warga seperti kaum lansia, ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak tidur di lantai.
Santa Murib (26), salah satu warga yang dievakuasi, mengaku pinggangnya sangat sakit karena harus tidur berjam-jam di atas lantai.
”Saya bersama nenek yang berusia 80 tahun bernama Yulia tidak mendapat kasur, jadi terpaksa harus beristirahat di atas lantai,” ungkap Santa.
Sementara Timenus Kogoya (39) menuturkan, para warga tidak mendapatkan kasur dan selimut.
”Pada malam hari cuacanya sangat dingin. Kasihan para perempuan dan anak-anak yang tidur kedinginan karena tidak memiliki selimut,” kata Timenius.
Asisten II Sekretariat Daerah Pemkab Mimika Marthen Paiding ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Freeport Indonesia untuk penyediaan fasilitas bagi para warga di posko evakuasi.
”Saat ini, kami menyediakan sejumlah fasilitas seperti dapur umum dan kamar mandi bagi para warga. Menurut rencana, Kementerian Sosial menerjunkan tim bagi anak-anak yang trauma akibat dampak dari konflik di Tembagapura,” tutur Marthen.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar yang ditemui di posko evakuasi mengatakan, pihaknya meminta pemda setempat serius memberikan layanan pendidikan dan kesehatan serta fasilitas bagi 806 warga tersebut.
”Mereka berada di posko untuk sementara waktu saja. Apabila situasi keamanan di Tembagapura telah kondusif, mereka akan kembali ke kampung halamannya,” kata Boy.