Pemerintah Akui Belum Ada Solusi Nyata untuk Banjir Bandung
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
GARUT, KOMPAS-Pemerintah pusat belum menyebutkan solusi nyata untuk mengatasi banjir di Kabupaten Bandung. Padahal banjir rutin terjadi tak hanya saat musim hujan tetapi setiap hujan deras dan terjadi bertahun-tahun.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, permasalahan banjir di Kabupaten Bandung sudah lama dibahas pemerintah bahkan dalam rapat dengan wakil presiden.
"Banjir ini harus dilihat apakah karena alam atau manusia? Bentang alam juga berpengaruh, Bandung itu kan seperti mangkok," ujar Siti di sela-sela acara Rehabilitasi Hutan Lahan (RHL) Hulu DAS Cimanuk di Kampung Ciheurang, Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Rabu (22/11).
Mengenai banjir di Jalan Raya Bandung-Garut di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Siti mengatakan, masih terus mencari solusi banjir menahun yang seringkali memutus akses Bandung-Garut itu. Ia mengatakan, dalam setahun ini pemerintah telah meluruskan aliran Sungai Cikijing yang sebelumnya tertutup area parkir pabrik PT Kahatex.
"Banjir ini kami selesaikan bertahap. Kahatex sudah bagus tapi masih banjir lagi," ujar Siti.
Sementara itu hingga Rabu (22/11), banjir masih menggenangi tiga kecamatan di Kabupaten Bandung. Banjir ini telah bertahan selama 16 hari sejak Senin (6/11).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, hingga Rabu tercatat 49 lokasi banjir yang tersebar di Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Baleendah, dan Kecamatan Bojongsoang. Jumlah lokasi banjir itu meningkat dibanding dari Senin (20/11) yang sebanyak 34 lokasi.
"Hujan yang terus mengguyur wilayah itu setiap hari membuat banjir tak kunjung surut," ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Bandung Toni Suryana.
Dampaknya, tinggi muka air banjir pun meningkat pada Rabu berkisar antara 40cm-220cm, meningkat dibandingkan Senin dengan tinggi muka air yang berkisar antara 20cm -120cm. Adapun daerah dengan banjir tertinggi terdapat di Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot dan Kampung Cieunteung, Kelurahan Andir.
Jumlah pengungsi pun belum banyak berkurang. Sampai Rabu, total jumlah pengungsi mencapai 1.508 jiwa, menurun 8,75 persen dari Senin yang mencapai 1.640 jiwa.
Toni mengatakan, jumlah pengungsi sempat turun karena air sempat surut pada Minggu malam dan Senin siang. Namun, sepanjang Selasa hujan deras kembali mengguyur, sehingga ia memperkirakan jumlah pengungsi akan tetap banyak.