JAKARTA, KOMPAS – Pendiri OMG Creative Consulting, Yoris Sebastian, menilai untuk berkolaborasi, penjualan ide tidak bisa egois pada konsep dan keinginan sendiri. Namun, ide harus disesuaikan terlebih dahulu dengan nilai produk perusahaan. Baru setelah itu pada konsumen yang akan dituju.
“Ini bukan tentang Anda. Untuk kolaborasi Ide harus berangkat dari nilai produk sebuah perusahaan. Kalau cocok maka bisa jalan,” ujar Yoris, saat diwawancarai usai acara peluncuran buku Born to Explore, Rabu (22/11), di Cloud Lounge, Jakarta Pusat.
Yoris mengatakan, dalam pemikiran ide, lebih baik melihat produk terbaru sebuah perusahaan. Produk itu biasanya sesuai dengan perkembangan zaman terbaru. Melalui celah itu, kolaborasi dengan perusahaan lebih tinggi keberhasilannya.
Ide juga harus sesuai dengan pasar. Sebab, konsumen adalah tujuan akhir dari kolaborasi antara pengide dan perusahaan.
Baru setelah cocok dengan produk, memikirkan keinginan konsumen yang akan dituju. Jadi, dinilai Yoris, ide juga harus sesuai dengan pasar. Sebab, konsumen adalah tujuan akhir dari kolaborasi antara pengide dan perusahaan.
Melalui karya yang sejalan dengan ide dari produk dan konsumen, maka keuntungan otomatis akan kembali. "Kalau mereka senang, pasti saya yang untung terakhirnya," kata Yoris.
Sementara, bila ide muncul tanpa mempedulikan nilai produk, akan sulit diterima oleh sebuah perusahaan. Hasilnya malah akan jadi tidak nyambung dan memaksakan. Misalnya, ketika ide yang ditawarkan berbeda dengan produk yang sedang dijual, maka yang bisa diberikan hanya mencantumkan logo perusahaan ke dalam karya saja. Sedangkan, nilai pada produk itu tidak bisa sejalan. "Untuk itu, jangan egois kalau ingin berkolaborasi," sebut Yoris.
Sudah berulang kali
Cara seperti itu pun sudah dilakukan Yoris berulang kali. Pertama kali bekerja sama dengan Samsung pada 2013 untuk membuat buku 101 Creative Notes. Meski sudah jalan empat tahun, buku itu akan kembali dicetak ulang.
Kini, OMG menggaet Samsung pada buku ke-9 dari Yoris. Buku yang baru dirilis, Born to Explore merupakan kerja sama langsung dengan Samsung Galaxy A Series. Buku ini menceritakan riset perjalanan milenial ke empat negara di Eropa. Hal yang ingin dilihat adalah perilaku milenial saat ini yang suka melakukan perjalanan wisata. Sementara, dalam perjalanan, peserta diwajibkan memakai gawai Samsung untuk segala kegiatan.
"Dari tujuan konsumen kita mengambil pasar milenial. Sementara dukungan produk Galaxy A juga berorientasi pada milenial. Jadi terhubung," kata Yoris.
Untuk itu, sekaligus untuk menandakan 10 tahun, OMG menawarkan konsep pada Samsung. Konsep itu berupa eksperimen pada tiga milenial untuk perjalanan ke luar negeri. Lewat perjalanan, akan dituliskan di buku bagaimana sifat milenial selama perjalanan.
Cerita perjalanan ditulis langsung oleh Yoris dan Business Director OMG, Dilla Amran. Sementara semua foto di buku merupakan hasil jepretan Galaxy A. “Jadi keduanya saling untung. Ide untuk riset dapat, kolaborasi juga dapat,” ucapnya.
Pejalan bukan turis
Dilla mengatakan, perjalanan jadi fokus riset karena hal itu sudah menjadi kebutuhan milenial. Pada laporan Badan Pusat Statistik 2016, generasi milenial melakukan lebih banyak perjalanan liburan dibanding generasi X. Untuk itu, OMG menilai harus melihat sifat-sifat dalam perjalanan seorang milenial.
Menurut Dilla, tujuan akhir buku ini adalah memberi nilai pada milenial. Dalam perjalanan, tidak hanya sekadar berfoto untuk dipajang di media sosial. Akan tetapi, mengenali lokasi dan sisi sosial budaya itu menjadi sangat penting. "Terlebih informasi bisa diakses dengan mudah," katanya.
Dilla berharap, pembaca buku ini akan menjadi pejalan bukan seorang tulis. Dinilainya, pejalan adalah menikmati liburan yang bertujuan untuk bereksperimen dengan pengalaman. Sementara, turis bisa menghabiskan 14 hari dengan ke 12 titik. Jadi, lebih banyak untuk foto-foto dan tidak merasakan nyawa sebuah tempat.
"Tetapi, hasilnya cukup mengejutkan. Dari tiga milenial yang diajak, semuanya sangat antusias pada sosial budaya. Mereka tertarik untuk mengetahui informasi lebih dari sebuah tempat," ujar Dilla.
Head of IT & Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant, mengatakan, Samsung mendukung riset tersebut karena memang produknya Galaxy A juga sedang mengincar pasar yang sama. Produk yang dibuat saat ini berkomitmen untuk menuju pengguna milenial. (DD06)