Kubah lava terus terbentuk di kawah Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, sejak erupsi magmatik sejak Sabtu (25/11) pukul 17.30 Wita.
Oleh
·3 menit baca
KARANGASEM, KOMPAS — Kubah lava terus terbentuk di kawah Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, sejak erupsi magmatik pada Sabtu (25/11) pukul 17.30 Wita hingga Minggu (26/11) pukul 23.00 Wita. Pijar magma atau glow membubung bersama abu vulkanik, sepanjang Minggu, setinggi kurang lebih 3.000 meter.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus mengamati dan menyatakan magma belum keluar dari kubah kawah. Karena itu, status Gunung Agung masih Siaga.
Hujan abu yang turun mulai Sabtu malam hingga Minggu pagi mereda Minggu siang. Turunnya abu ini dirasakan hingga Kabupaten Gianyar, sekitar 30 kilometer dari barat daya kawah, atau sekitar 24 kilometer dari timur Kota Denpasar.
"Pemantauan terus ditingkatkan dan warga diimbau tetap tenang. Masyarakat yang tinggal di radius 7,5 kilometer agar mengungsi," kata Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana.
Erupsi Gunung Agung dengan abu berwarna hitam gelap membubung tinggi terlihat di hampir seluruh Bali. Warga Kubu, sekitar 12 kilometer dari kawah, melihat jelas kepulan abu tinggi. Turis asing dan domestik juga mengunjungi Pantai Amed, sekitar 15 kilometer dari kawah, untuk mengabadikan kepulan abu.
Aktivitas Gunung Agung mengganggu transportasi udara dan laut. Hingga Minggu pukul 21.45 Wita, seperti dikatakan Arie Ahsanurrohim dari Humas PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, ada pembatalan 46 jadwal penerbangan internasional, yakni 23 jadwal keberangkatan dan 22 kedatangan. "Selain itu, 22 jadwal penerbangan domestik juga dibatalkan, yakni 13 jadwal keberangkatan dari Bali dan 9 jadwal kedatangan," kata Arie.
Aktivitas Gunung Agung pada Minggu pagi juga membuat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menutup sementara kegiatan di Bandara Internasional Lombok.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso, penutupan Bandara Internasional Lombok dari segala aktivitas penerbangan terpaksa dilakukan demi keselamatan penumpang. Penutupan dilakukan sejak Minggu (26/11) pukul 16.15 WIB atau 17.15 Wita, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Berdasarkan pengamatan, abu vulkanik dari letusan Gunung Agung terbawa angin dan bergerak ke arah tenggara. Hal ini membuat penerbangan menuju Bandara Lombok tidak mungkin dilakukan karena faktor keselamatan," ujar Agus saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ketapang Gilimanuk juga mencatat penurunan jumlah penyeberang dari Jawa ke Bali. Penurunan itu juga merupakan dampak erupsi Gunung Agung, yang terjadi sejak Selasa (22/11).
Manajer Usaha PT ASDP Cabang Ketapang Ardhi Ekapati ketika ditemui di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Minggu, mengungkapkan, jumlah penumpang pejalan kaki dan kendaraan yang menyeberang dari Jawa ke Bali turun hingga 20 persen. Penurunan tersebut terjadi sejak Kamis pekan lalu.
Ardhi menjelaskan, dalam sehari rata-rata terdapat 800 penumpang pejalan kaki dan 450 kendaraan. Namun, sejak Kamis hingga Jumat, jumlahnya menurun menjadi sekitar 640 penumpang pejalan kaki dan 360 kendaraan per hari.