Ngurah Rai Ditutup, Sopir Bandara Nyaris Sepi Penumpang
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS - Penutupan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, diperpanjang sampai Rabu (29/11) pagi. Penutupan bandara yang berlanjut itu berdampak terhadap para sopir transportasi bandara karena mereka nyaris kehilangan pendapatan sejak Senin (26/11).
Komang Taro, sopir transportasi bandara mengaku belum mendapatkan penumpang sejak Selasa (27/11) pagi. Taro mengatakan, kondisi yang hampir sama dengan dirinya juga dikeluhkan sopir transportasi bandara lainnya.
"Kami merasakan dampak penutupan bandara ini sejak (Senin) kemarin," kata Taro yang ditemui di Bandara Ngurah Rai, Selasa siang.
Jikalau dalam kondisi normal, Taro mengaku bisa memeroleh tiga sampai empat kali perjalanan dari bandara dalam sehari bekerja. Dengan beroperasi normal, Taro mampu mengantongi pendapatan kotor sampai Rp 700.000 dalam sehari.
Sejak Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup mulai Senin pagi, Taro dan sopir transportasi bandara kesulitan mendapatkan penumpang karena tidak ada penerbangan yang mendarat di Bali. Di sisi lain, ujarnya, pengelola bandara bersama pemerintah menyediakan bus untuk mengangkut calon penumpang pesawat yang beralih moda transportasi dari bandara ke Terminal Mengwi, Pelabuhan Padangbai, dan ke Surabaya.
"Penyediaan bus itu memang tanggung jawab bandara kepada penumpangnya, kami juga menyadari hal itu," kata Taro.
Sebaran abu vulkanik terpantau sampai ketinggian 25.000 kaki di ruang udara Bali sehingga mempengaruhi manuver pesawat di Bali
Bandara I Gusti Ngurah Rai dinyatakan ditutup sejak Senin pagi. Penutupan bandara karena alasan abu vulkanik Gunung Agung sudah tersebar di ruang udara penerbangan Bali. Manajemen di Bandara I Gusti Ngurah Rai memutuskan memperpanjang penutupan bandara sampai Rabu pagi juga karena alasan adanya abu vulkanik Gunung Agung.
"Sebaran abu vulkanik terpantau sampai ketinggian 25.000 kaki di ruang udara Bali sehingga mempengaruhi manuver pesawat di Bali," kata Arie Ahsanurrohim dari Humas PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Gunung Agung itu jaraknya cukup jauh dari bandara dan obyek wisata lainnya di Bali. Kami hanya bisa berdoa dan berharap bandara segera dibuka kembali
Penutupan bandara mulai Selasa itu mengakibatkan pembatalan sebanyak 443 jadwal penerbangan, baik jadwal keberangkatan maupun jadwal kedatangan, di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Sebelumnya, penutupan bandara pada Senin menyebabkan pembatalan 445 jadwal penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Taro menambahkan, dia dan sopir transportasi bandara lainnya berdoa dan berharap bandara dapat segera dibuka dan operasinya kembali normal. Menurut Taro, apabila bandara beroperasi kembali, mereka akan kembali memeroleh penumpang.
"Gunung Agung itu jaraknya cukup jauh dari bandara dan obyek wisata lainnya di Bali. Kami hanya bisa berdoa dan berharap bandara segera dibuka kembali," ujar Taro.