Kecerdasan Buatan dalam Aplikasi Produk Cheetah Mobile
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa perusahaan aplikasi populer di ponsel pintar masyarakat Indonesia terus berinovasi yang melibatkan kecerdasan buatan. Salah satu perusahaan internet, Cheetah Mobile, telah menggunakan kecerdasan buatan di beberapa aplikasinya yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Hal itu dikatakan Vice President of Cheetah Mobile Johnny Li dalam konferensi persnya di Jakarta, Kamis (30/11). Turut hadir dalam konferensi pers, Head of Global App Growth Cheetah Mobile Leslie Lin.
Cheetah Mobile merupakan perusahaan induk beberapa aplikasi yang digunakan di gawai. Beberapa produk aplikasinya yang akrab di kalangan warganet Indonesia, antara lain Cheetah Keyboard, PhotoGrid, Security Master, Clean Master, CM Launcher, dan Live.me. Cheetah Keyboard, PhotoGrid, dan CM Launcher merupakan produk Cheetah Mobile yang paling banyak digunakan oleh warganet Indonesia.
Aplikasi dari perusahaan asal China tersebut telah digunakan 600 juta pengguna aktif setiap bulan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 75,4 persen penggunanya berasal dari luar China.
Saat ini, aplikasi dari perusahaan asal China tersebut telah digunakan 600 juta pengguna aktif setiap bulan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 75,4 persen penggunanya berasal dari luar China.
Sebanyak 20-25 persen jumlah pengguna dari luar China merupakan warga yang tinggal di Eropa dan Amerika.
Tahun ini, pendapatan Cheetah Mobile sebesar 179,6 juta dollar AS atau Rp 2,4 trilun. Jumlah tersebut naik 5,9 persen (y-o-y).
”Indonesia sangat potensial bagi kami, dari 15 kantor cabang kami yang tersebar di dunia, salah satunya berada di Jakarta. Data yang kami peroleh menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar keempat di dunia dalam hal pasar gawai. Indonesia juga diprediksi akan memilki 108 juta pengguna gawai pada tahun 2018,” kata Li.
Kecerdasan buatan dapat dipahami sebagai suatu program komputer yang dirancang manusia untuk membantu memecahkan masalah rutin yang ditemui manusia dalam kesehariannya.
Kecerdasan buatan dapat dipahami sebagai suatu program komputer yang dirancang manusia untuk membantu memecahkan masalah rutin yang ditemui manusia dalam kesehariannya. Program itu dirancang agar secara mandiri dapat menyelesaikan setiap masalah.
Li menilai perkembangan teknologi kecerdasan buatan sangat membantu menyelesaikan persoalan manusia. Oleh karena itu, perusahaannya merasa perlu melakukan inovasi di setiap produknya dengan melibatkan kecerdasan buatan.
Cheetah Mobile saat ini telah menginvestasikan sekitar 30 persen dari keseluruhan investasinya kepada ORION, salah satu perusahaan pengembang kecerdasan buatan dalam hal pengenalan suara, wajah, dan robotik.
Kami mulai melakukan pengembangan kecerdasan buatan untuk produk aplikasi kami sejak dua tahun yang lalu.
”Kami mulai melakukan pengembangan kecerdasan buatan untuk produk aplikasi kami sejak dua tahun yang lalu,” ujar Li.
Cheetah Mobile menggunakan kecerdasan buatan untuk tiga aplikasi utama mereka, yaitu rekomendasi personalisasi gawai (personalized recommendation), pendeteksi wajah (facial recognition), dan deep learning. Program kecerdasan buatan telah dimasukan dalam beberapa aplikasi, antara lain Cheetah Keyboard, CM Launcher, dan PhotoGrid.
Program kecerdasan buatan dalam aplikasi Cheetah Keyboard, misalnya, akan membantu aplikasi tersebut merekam kosakata bahasa Indonesia yang paling sering digunakan penggunanya.
Aplikasi tersebut secara otomatis akan memblokir aktivitas yang dinilai berbau pornografi atau hal negatif lainnya.
Kosakata yang direkam akan memudahkan pengguna saat melakukan pengetikan suatu kata. Sementara itu, pada aplikasi PhotoGrid, program kecerdasan buatan akan membantu memberikan akurasi ukuran wajah pengguna yang ingin diubah dalam fitur tersebut.
”Deep learning dalam program kecerdasan buatan yang ada pada aplikasi live.me juga membantu menyesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Aplikasi tersebut secara otomatis akan memblokir aktivitas yang dinilai berbau pornografi atau hal negatif lainnya, seperti merokok,” ujar Leslie Lin.
Keamanan
Ihwal keamanan pengguna dari penerapan program kecerdasan buatan pada aplikasi di gawai, Lin menjamin hak privasi pengguna aplikasinya. Salah satunya diwujudkan dengan kebijakan Cheetah Mobile yang tidak menyimpan nama pengguna, nomor identitas, atau hal-hal yang bersifat pribadi dari penggunanya. Pihaknya hanya menyimpan akun dan kebiasaan akun tersebut saja.
Isu privasi saat kemunculan kecerdasan buatan memang senantiasa menjadi perbincangan. Namun, kami menjamin yang kami lakukan tidak akan melanggar privasi pengguna.
”Isu privasi saat kemunculan kecerdasan buatan senantiasa menjadi perbincangan. Namun, kami menjamin yang kami lakukan tidak akan melanggar privasi pengguna. Terlebih, saham perusahaan kami juga telah terdaftar di New York Stock Exchange sejak tahun 2014 sehingga kami tidak akan melakukan kegiatan yang akan merugikan diri kami sendiri,” kata Lin.
Lin juga menyoroti anggapan negatif masyarakat tentang kecerdasan buatan yang dinilai dapat mengancam kehidupan manusia.
Menurut dia, kecerdasan buatan dapat memberikan dampak positif, misalnya membantu masyarakat memecahkan berbagai masalah dalam hal kesehatan, keuangan, atau bersosialisasi dengan masyarakat.
Vice President Of Cheetah Mobile Johnny Li saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (30/11), mengatakan, ”Setiap kemajuan teknologi memiliki dampak positif dan negatif. Kecerdasan buatan dibuat manusia sehingga saya yakin manusia tetap dapat mengontrol kecerdasan buatan. Suatu hal yang tidak bisa dilakukan adalah menolak mengikuti perkembangan teknologi,” kata Lin.
Perkembangan kecerdasan buatan memang dikaitkan dengan ancaman kehidupan manusia yang akan tergantikan oleh kehidupan program komputer.
Sebelumnya, perkembangan kecerdasan buatan dikaitkan dengan ancaman kehidupan manusia yang akan tergantikan kehidupan program komputer.
CEO The Tesla dan SpaceX Elon Musk tiga tahun lalu mengingatkan bahwa kecerdasan buatan akan menjadi ancaman besar bagi manusia.
Ketidakteraturan dan kemungkinan kekacauan akan muncul ketika kecerdasan buatan mendominasi dan menggantikan peran manusia (Kompas, 3/5). (DD14)