JAKARTA, KOMPAS — Penerbangan maskapai nasional Garuda Indonesia di sejumlah bandara, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang Banten, mengalami penundaan dan pembatalan, Jumat (1/12). Kacaunya jadwal penerbangan Garuda di sejumlah bandara akibat penundaan dan pembatalan ini membuat sejumlah penumpang merasa kecewa. Terlebih belum ada pemberitahuan sebelumnya akan ditunda atau dibatalkannya jadwal penerbangan mereka.
Garuda dalam siaran pers tertulis memberikan sejumlah penjelasan atas kekacauan jadwal penerbangan mereka di sejumlah bandara pada hari ini. Menurut VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Hengki Heriandono, penundaan dan pembatalan penerbangan Garuda Indonesia di sejumlah rute pada hari ini disebabkan beberapa hal, antara lain proses masa pemulihan operasional penerbangan Garuda yang sebelumnya terdampak erupsi Gunung Agung, Bali.
Selama penutupan bandara Bali dan Lombok akibat erupsi Gunung Agung, Garuda telah membatalkan lebih dari 300 penerbangan yang menyebabkan crew dan pesawat sempat tertahan di beberapa bandara, baik domestik maupun internasional. Kondisi ini membuat Garuda melakukan penyesuaian besar-besaran terhadap penugasan crew dan pesawat.
Perubahan besar-besaran ini, menurut Hengki, memberikan dampak terhadap penjadwalan pesawat dan crew. Penundaan sejumlah sektor penerbangan Garuda itu terjadi disebabkan total trafik penerbangan di Bali berkontribusi terhadap 30 persen dari total penerbangan Garuda setiap harinya.
Dalam penjelasan resminya, Hengki juga menyatakan, selain faktor recovery operasional penerbangan Garuda pascaerupsi Gunung Agung, cuaca juga menjadi salah satu kendala signifikan terkait dengan penundaan penerbangan Garuda Indonesia pada hari ini. ”Komitmen keselamatan penerbangan merupakan prioritas utama bagi Garuda Indonesia. Karena itu, kami senantiasa berupaya memenuhi standar keselamatan dan keamanan penerbangan dalam menjalankan operasional penerbangan,” kata Hengki.
Salah seorang penumpang Garuda rute Jakarta-Yogyakarta, Hifdzil Alim, mengaku kecewa atas kekacauan jadwal penerbangan maskapai nasional itu hari ini. Hifdzil mengaku seharusnya dirinya berangkat dengan pesawat Garuda nomor penerbangan GA 212 pada pukul 14.20. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada kepastian kapan dia akan diberangkatkan ke Yogyakarta.
”Semestinya diberi tahu jauh sebelumnya kalau kemungkinan besar penerbangannya dibatalkan. Tetapi, ini tidak ada pemberitahuan. Masalah muncul ketika pesawat GA 214 boarding, tapi GA 212 belum boarding. Ternyata pesawat enggak diberangkatkan. Saya minta diterbangkan dengan pesawat berikutnya, tetapi itu pun enggak pasti,” ujar Hifdzil.
Semestinya diberi tahu jauh sebelumnya kalau kemungkinan besar penerbangannya dibatalkan. Tetapi, ini tidak ada pemberitahuan.
Dia mengaku hanya diberi makanan berat sebagai bentuk kompensasi atas penundaan dan pembatalan penerbangannya ke Yogyakarta.
Mestinya boarding pukul 16.30 dengan pesawat GA 191. Tetapi, sampai sekarang belum ada kepastian. Tidak ada pemberitahuan dari Garuda. Mereka sunyi senyap. Buyar semua jadwal saya hari ini.
Sementara itu, calon penumpang di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, juga mengaku bingung atas kekacauan jadwal penerbangan Garuda. Salah seorang penumpang, Jacko Hutabarat, mengatakan, seharusnya dirinya berangkat menuju Jakarta dengan penerbangan pukul 17.00. Akan tetapi, sampai saat ini Jacko mengaku masih tertahan di Bandara Kualanamu.
”Mestinya boarding pukul 16.30 dengan pesawat GA 191. Tetapi, sampai sekarang belum ada kepastian. Tidak ada pemberitahuan dari Garuda. Mereka sunyi senyap. Buyar semua jadwal saya hari ini,” kata Jacko.
Terhadap penundaan dan pembatalan sejumlah penerbangan ini, Garuda, lanjut Hengki, sudah menyampaikan permohonan maaf kepada semua penumpangnya. ”Garuda Indonesia juga akan menerapkan delay management policy kepada semua penumpang yang terdampak, termasuk memberikan snack meals, biaya kompensasi, penyediaan fasilitas hotel penumpang, hingga mengupayakan pemberangkatan penumpang pada beberapa penerbangan Garuda Indonesia yang tersedia,” ujar Hengki. (*)