MOSKWA, JUMAT — Tim nasional sepak bola Jerman bakal menghadapi tantangan berat mempertahankan gelar juara dunia di Piala Dunia Rusia 2018. Turnamen akbar yang kaya kejutan itu akhir-akhir ini kerap menjadi ”kuburan” bagi para juara bertahan dan tim favorit juara macam Jerman.
Sebelum bisa mempertahankan gelarnya, ”Der Panzer” bakal dihadang lawan-lawan di ”grup neraka” Grup F, yaitu Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan. Itu merupakan hasil undian pembagian grup Piala Dunia Rusia 2018 yang digelar di Istana Kremlin, Moskwa, Jumat (1/12).
Swedia memiliki reputasi menakutkan setelah menyingkirkan Belanda dan Italia dalam kualifikasi serta play off menuju Rusia. Adapun Korsel saat ini memiliki banyak talenta berkelas dunia seperti Son Heung-min dan Ji Dong-won yang muncul akibat penggemblengan sepak bola usia muda di Jerman.
Untuk itu, bakal sulit menerka kiprah Jerman di Rusia meskipun mereka dijagokan menjadi juara bersama Spanyol, Brasil, dan Perancis. Namun, siapa juaranya masih jadi enigma.
Paul Gascoigne, pesepak bola legendaris tim nasional Inggris, pernah berkata, dirinya tidak akan mau menerka apa yang akan terjadi di sepak bola, apalagi memprediksi tim mana yang bakal meraih Piala Dunia di Rusia. Bagi dirinya, sepak bola penuh ketidakpastian atau hal yang sulit diterka.
Empat tahun silam, di Piala Dunia Brasil, banyak pengamat menjagokan tuan rumah bakal berjumpa juara bertahan, Spanyol, di partai puncak. Ekspektasi itu masuk akal. Brasil adalah tuan rumah dengan segudang talenta berbakat seperti Neymar dan Oscar. Adapun tim Spanyol tengah di era keemasan menyusul kesuksesan di Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.
Hasilnya? Brasil menderita aib terbesarnya dalam Piala Dunia seusai digilas Jerman 7-1 di semifinal, sementara kiprah Spanyol jauh lebih buruk lagi. ”La Furia Roja”, yang kala itu mengenakan kostum spesial berwarna merah keemasan sebagai penanda era emas mereka, kandas di fase penyisihan grup.
Setali tiga uang, tulah juara bertahan juga menimpa Italia, juara Piala Dunia Jerman 2006. Digadang-gadang sebagai tim dengan kekuatan mental dan pertahanan terbaik di dunia saat itu, ”Gli Azzurri” pulang membawa malu. Mereka tersingkir di penyisihan grup setelah gagal bersaing dengan dua tim semenjana, Paraguay dan Slowakia. Italia bahkan jadi juru kunci tanpa kemenangan.
Aib Italia itu hanya dapat ditandingi oleh Perancis, salah satu favorit juara di Rusia 2018. Pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, tim berjuluk ”Ayam Jantan” itu juga tersingkir dini di penyisihan grup. Mereka menjadi juru kunci di grup yang dihuni Denmark, Senegal, dan Uruguay dengan hanya mengemas satu poin. Padahal, empat tahun sebelumnya, di Piala Dunia Perancis 1998, mereka menjadi juara dunia.
Agaknya benar apa yang ditulis Jonathan Wilson, jurnalis asal Inggris dalam bukunya berjudul Anatomi Inggris. Piala Dunia tidak pernah bisa adil. Tim kaya taktik, pengalaman, atau bertabur bintang bukan jaminan juara. Satu momen seperti kartu merah, gol dianulir, bahkan penalti, bisa menentukan hasil akhir sebuah laga. (AFP/JON)