Di Aceh Utara, ketinggian air terus naik. Sebanyak 19 kecamatan terendam dan 6.300 warga mengungsi. Jalan nasional Aceh-Sumatera Utara di kota Lhoksukon terendam air setinggi 50 sentimeter. ”Saat ini kami fokus pada tanggap darurat, evakuasi korban, dan distribusi logistik,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Muhammad Syahril di Banda Aceh, Senin.
Bendungan di Sungai Keureto jebol sehingga air luapan merendam permukiman. ”Kami meminta pemerintah mencari solusi agar bencana seperti ini tidak terulang,” kata Haris Maulana (28), warga Lhoksukon.
Banjir melanda Aceh sejak Jumat (1/12). Selain Aceh Utara, dalam sepekan terakhir, banjir juga melanda sembilan kabupaten/kota di Aceh, yakni Aceh Timur, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Besar, Kota Lhokseumawe, dan Banda Aceh. Ketinggian air bervariasi dari 50 cm hingga 1,5 meter. Adapun Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Simeulue diterjang longsor.
Kepala Daerah Aliran Sungai Krueng Aceh Sofyan mengatakan, hujan deras sepekan terakhir membuat sungai-sungai gagal menampung air. Daya tampung sungai menurun karena pendangkalan akibat aktivitas galian C, pengerukan tambang ilegal, dan penebangan pohon.
Di Sumatera Utara, banjir yang menggenangi Kota Tebing Tinggi mulai surut. Namun, sejumlah daerah di Kabupaten Serdang Bedagai masih tergenang akibat meluapnya Sungai Padang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Henry Suharto mengatakan, 3.700 rumah di tujuh kecamatan terendam banjir.
Di Pekanbaru, ketinggian muka air Sungai Siak yang membelah Kota Pekanbaru, Riau, meningkat. Ratusan rumah di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir terendam air setinggi 20 cm hingga 100 cm.
Di Solok, Sumatera Barat, tanah kompleks markas Kepolisian Resor Solok ambles. Tidak ada korban jiwa, tetapi dua bangunan, yakni kantin dan mushala, rusak. Jalan masuk ke asrama juga rusak berat.
Sementara di Lampung, banjir di 14 desa di Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, dua pekan terakhir, belum juga surut. Pada Senin kemarin, ketinggian air masih 50 cm. Warga berharap menerima bantuan kebutuhan pokok mencukupi karena 12 hari terakhir tidak bisa bekerja.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Lampung Hendrawan mengatakan, pemerintah perlu mencari solusi jangka panjang mengatasi banjir. Banjir yang lama surut menjadi indikator semakin berkurangnya daya dukung lingkungan.