Erdogan Ingatkan Trump, Jerusalem “Garis Merah” bagi Islam
WASHINGTON DC, SELASA – Para pemimpin dunia memperingatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Selasa (5/12), bahwa dia menyulut kemarahan umat Muslim dan menghancurkan proses perdamaian di Timur Tengah jika mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Langkah Trump yang berencana memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem jelas dapat memantik api kemarahan luas di dunia Islam sehingga sebaiknya tidak perlu dilakukan.
Status Jerusalem adalah isu utama dalam konflik Israel-Palestina, karena keduanya mengklaim kota tua itu sebagai ibu kota mereka.
Status Jerusalem adalah isu utama dalam konflik Israel-Palestina, karena keduanya mengklaim kota tua itu sebagai ibu kota mereka.
Peringatan datang bertubi-tubi pada Selasa (5/12) ini dari para pemimpin dunia, antara lain dari Turki, Liga Arab, Palestina, dan dua sekutu AS yakni Perancis dan Arab Saudi.
Dalam pidatonya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan, status Jerusalem adalah sebuah "garis merah" bagi umat Islam. Ankara juga bakal memutuskan hubungan dengan Israel jika Trump bersikeras.
Ketua Liga Arab Ahmed Abul Gheit mengatakan, negara-negara anggotanya sudah mengambil sebuah untuk melakukan pertemuan darurat di Kairo untuk merespons rencana Trump.
Liga Arab akan membahas kemungkinan konsekuensi-konsekuensi negatif dari keputusan “berbahaya” Trump jika ia mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Liga Arab juga akan membahas kemungkinan konsekuensi-konsekuensi negatif dari keputusan “berbahaya” Trump itu jika ia jadi mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Konsekuensi itu tidak hanya terhadap situasi di Palestina tetapi juga untuk wilayah Arab dan Islam.
Pejabat AS mengatakan, Trump diperkirakan tidak akan segera memindahkan kedutaan ke Jerusalem – kampanye utama yang ditunda pemerintahannya, yang sedianya diumumkan pada Rabu (6/12).
Politik domestik AS kemungkinan terus mendorong Trump mengambil keputusan untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel, yang segera diikuti pemindahan Kedubes AS ke sana dari Tel Aviv.
"Terkait masalah itu, presiden sudah sangat jelas untuk segera melangkah. Ini bukan soal ‘jika’, tetapi soal ‘kapan’," kata juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley, sambil menambahkan, pengumuman akan segera disampaikan "dalam beberapa hari mendatang."
Perundingan damai
Trump mengatakan ingin menggulirkan kembali perundingan damai yang terhenti antara Israel dan Palestina untuk mencapai "kesepakatan akhir".
Langkah Trump yang bermaksud mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel jelas akan menghancurkan upaya merintis kembali perundingan damai Israel-Palestina.
Namun, seorang pejabat senior Palestina memperingatkan, langkah Trump yang bermaksud mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel jelas akan menghancurkan upaya merintis kembali perundingan damai tersebut.
Nabil Shaath, penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa ini mengatakan, rencana Trump memindahkan Kedubes AS ke Jerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel jelas menghancurkan semua upaya Trump sebagai broker perdamaian.
Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rdeneh, menyebutkan, Abbas telah menghubungi para pemimpin negara Mesir, Jordania, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Perancis. “Kami yakin, langkah AS itu, jika dilakukan, akan membawa kawasan ini ke arah baru dan fase berbahaya yang tak bisa dikendalikan,” katanya.
Kami yakin, langkah AS itu, jika dilakukan, akan membawa kawasan ini ke arah baru dan fase berbahaya yang tak bisa dikendalikan.
Saeb Erakat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sebelumnya memperingatkan, perubahan sikap AS di Jerusalem akan membawa bencana besar.
Para pemimpin Palestina telah melobi para pemimpin regional untuk menggagalkan kebijakan Trump itu. Kelompok bersenjata Hamas mengancam untuk melakukan "intifada" baru.
Gheit meminta Washington untuk mempertimbangkan kembali rencananya. Sekutu AS, Arab Saudi menyuarakan "keprihatinan serius dan dalam" atas langkah yang mungkin diambil Trump.
"Langkah ini akan memiliki implikasi yang serius dan akan semakin memperkeruh konflik Palestina-Israel," kata kantor berita Saudi Press Agency mengutip Kementerian Luar Negeri Arab Saudi
"Ini juga akan menghalangi upaya terus-menerus untuk menghidupkan kembali proses perdamaian."
Presiden Perancis Emmanuel Macron memperingatkan Trump bahwa status Jerusalem harus diputuskan "dalam kerangka negosiasi antara Israel dan Palestina."
Presiden Perancis Emmanuel Macron memperingatkan Trump bahwa status Jerusalem harus diputuskan "dalam kerangka negosiasi antara Israel dan Palestina."
Di tengah ketidaksepakatan internal Gedung Putih, beberapa pejabat pemerintah AS tidak dapat atau tidak mau mengatakan dengan pasti apa yang bakal diputuskan Trump.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman telah mendesak Trump untuk memahami "kesempatan bersejarah".
Semua kedutaan asing di Israel berada di Tel Aviv dan mereka memiliki kantor konsulat jenderalnya di Jerusalem.
Trump kemungkinan setuju dengan masukan dari para pembantunya soal penundaan memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem enam bulan ke depan.
Para diplomat dan pengamat mengatakan, Trump mungkin akan menyampaikan pidatonya pada Rabu (6/12) tentang sikapnya mendukung klaim Israel atas Jerusalem sebagai ibu kotanya.
Namun, "Presiden masih mempertimbangkan pilihannya," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS saat ditanya tentang kemungkinan tersebut.
Para diplomat dan pengamat mengatakan, Trump juga mungkin akan menyampaikan pidatonya pada Rabu (6/12) tentang sikapnya mendukung klaim Israel atas Jerusalem sebagai ibu kotanya.
Dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada Minggu (3/12), Menteri Luar Negeri Jordania Ayman Safadi memperingatkan, setiap perubahan status Jerusalem akan memiliki "konsekuensi berat."
Sangat penting untuk mempertahankan status historis dan hukum Jerusalem dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan keputusan apapun yang bertujuan mengubah status tersebut.
Sangat penting, demikian Safadi, "untuk mempertahankan status historis dan hukum Jerusalem dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan keputusan apapun yang bertujuan mengubah status tersebut," kantor berita resmi Jordania
Pada 1995, Kongres AS mengeluarkan apa yang disebut "Jerusalem Embassy Act" yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan menyatakan bahwa Kedubes AS harus dipindahkan ke sana.
Namun, dengan alasan demi “keamanan nasional”dan setelah mendapat desakan dari beberapa mantan Presiden AS seperti George W Bush, Bill Clinton, dan Barack Obama, Trump akan menunda keputusan untuk mengumumkan sikapnya atas Jerusalem.
Israel merebut sebagian besar wilayah timur Jerusalem selama Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mendudukinya. Israel mengklaim bagian barat dan timur kota adalah sebagai bagian "ibu kota abadi yang tak terpisahkan".
Namun, Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibu kota negaranya dan dengan keras menentang dominasi Israel.(AFP/REUTERS)