Sesuai mengumumkan sikap Indonesia, Presiden meminta Retno memanggil lagi Donovan yang beberapa hari sebelumnya sudah dipanggil terkait masalah Jerusalem.
Pada Kamis malam, Donovan menemui Retno di sela-sela Bali Democracy Forum di Tangerang, Banten. Seusai pertemuan, Donovan menyebut ada tiga inti pertemuan itu.
Pertama, Retno menyampaikan sikap Indonesia atas pengumuman AS terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Kedua, AS menegaskan tetap mendukung proses perdamaian Israel-Palestina, termasuk solusi dua negara apabila disepakati, dan netralitas Jerusalem sebagai kota suci bagi Islam, Kristen, dan Yahudi.
”Yahudi tetap menangis di Tembok Ratapan, umat Kristen tetap melintasi Jalan Salib, dan umat Islam tetap beribadah di Masjid Al Aqsa,” ujar Donovan.
Poin ketiga dari pertemuan itu adalah klarifikasi atas kesalahan penerjemahan pengumuman Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Dalam versi bahasa Indonesia tertulis AS sudah berkonsultasi dengan sejumlah pihak, termasuk Indonesia, sebelum menyatakan pengakuan atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Bagian tersebut dinyatakan tidak ada dalam pengumuman versi bahasa Inggris. Oleh karena itu, Donovan menyatakan, pengumuman yang benar adalah yang versi bahasa Inggris.
Donovan juga menyatakan, Menlu Retno dan Indonesia tidak mengetahui sikap resmi AS sebelum diumumkan Trump.
Retno, dalam beberapa kali komunikasi dengan AS sejak Senin hingga Rabu, hanya menyampaikan keberatan atas rencana pengakuan AS.
Setelah rencana itu diwujudkan dalam pengumuman pada Kamis dini hari waktu Jakarta, Indonesia kembali menyampaikan ketegasannya.
Sebelum pertemuan Kamis malam di Tangerang, Donovan sudah dipanggil Retno ke Bogor pada Senin (4/12) pagi. Pada Rabu (6/12) malam, Retno menghubungi Menlu AS Rex Tillerson dan menyampaikan sikap Indonesia soal masalah Jerusalem.