JAKARTA, KOMPAS — Dua roket eksperimen buatan peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan berhasil diuji terbang di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12). Roket bergaris tengah 450 milimeter (RX 450) dan 122 milimeter (RX 122) meluncur dari lokasi peluncuran milik Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Lapan yang menghadap Samudra Hindia.
Kepala Program Peluncuran Roket Bagus H Jihat dalam keterangan pers menjelaskan, RX 450 merupakan roket versi ketiga, hasil penyempurnaan roket yang dibuat pada 2015 dan 2016. Adapun RX 122 adalah cikal bakal dari roket pertahanan R-HAN 122 B. ”Tahun depan, Rx 320 akan diluncurkan untuk menguji sistem separasi muatan,” ujarnya.
Deputi Bidang TeknoIogi Penerbangan dan Antariksa Lapan Rika Andiarti menilai, kinerja terbang roket RX 450 ini lebih baik dibandingkan dua desain roket sebelumnya. Meski demikian, penyempurnaan desain roket tipe ini masih akan terus dilakukan pada tahun berikutnya.
Dalam Rencana Strategis tahun 2019, kata Rika, Lapan sudah membuat program untuk peningkatan unjuk kerja roket tersebut pada sistem penerimaan data dan jangkauan terbangnya. Tahun mendatang roket RX 550 juga akan diuji statik.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan Lapan saat ini. Roket ini merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan. Generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 milimeter.
Roket ini nantinya akan digunakan untuk tujuan damai. Salah satunya sebagai roket pengorbit satelit (RPS) dan roket Sonda Lapan. Program pengembangan RPS ini ini disinergikan dengan rencana pembangunan Bandar Antariksa, yang tercantum dalam Undang-Undang Keantariksaan.
Lebih lanjut, Thomas mengatakan, penguasaan teknologi roket mengalami banyak kendala teknis dan nonteknis. Selain keterbatasan anggaran, realisasi program ini belum ditunjang dengan sumber daya manusia dan industri pendukung yang memadai.
Selama ini kesulitan juga dihadapi dalam pengadaan bahan bakar roket atau propelan. Roket yang dikembangkan Lapan selama ini menggunakan bahan bakar roket atau propelan buatan sendiri, antara lain aluminium perklorat.
Beberapa waktu lalu, Adi Sadewo Salatun mengatakan, jika peluncuran Rx 420 berhasil, akan dibangun roket dua tingkat dengan diameter berturut-turut 420-320. Setelah itu mengarah pada RPS yang terdiri dari 4 buah propulsi 420 dan satu propulsi 320. Roket pengorbit ini dapat membawa nanosatelit yang persiapannya akan memakan waktu dua tahun.
Dalam peluncuran roket, kata Thomas, sementara ini Lapan menggunakan lokasi di Pamengpeuk, Garut, yang menghadap Samudra Hindia. Sesuai kesepakatan dengan pemerintah daerah setempat, lokasi peluncuran roket di Garut ini digunakan untuk uji terbang roket dan kegiatan riset lain, seperti uji statik, uji pesawat tanpa awak, serta pengamatan antariksa dan atmosfer. Lokasi ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi antariksa dan wisata ilmiah.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.