Perangi Konten Negatif di Medsos, Media Arus Utama Jadi Acuan
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap informasi di internet, terutama di media sosial, mencapai 65 persen. Karena tingkat kepercayaan yang cukup besar itu, pemberantasan konten negatif sekaligus produksi konten positif harus terus digencarkan.
Informasi berkonten negatif umumnya bermuatan ujaran kebencian, kebohongan, perundungan, intoleransi, dan pornografi.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani mengatakan, tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia pada informasi apa pun di internet sebesar 65 persen.
”Peningkatan jumlah pengguna internet yang pesat tidak dibarengi dengan peningkatan literasi digital. Akibatnya, semua informasi di internet dipercaya begitu saja tanpa mengecek siapa yang menerbitkan, media mana, pers atau bukan. Berbahaya kalau mereka percaya informasi yang bukan dari pers,” katanya di Jakarta, Jumat (8/12).
Untuk memberantas konten-konten negatif, pada awal 2017, Polri telah menambah tiga biro dan direktorat setingkat eselon dua. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Setyo Wasisto memaparkan, pihaknya telah membentuk direktorat siber untuk penegakan hukum, direktorat pengamanan khusus untuk patroli di dunia maya, serta biro multimedia.
”Ini bentuk komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari konten-konten negatif yang menggerus nilai-nilai bangsa Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, saat menyampaikan amanat Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Setyo mengatakan, media pers arus utama pun harus lebih kuat dan kokoh dalam menghadapi penyebaran konten negatif di internet. Media pers arus utama harus menjadi referensi kebenaran informasi-informasi yang beredar di internet.
Setyo juga mengimbau masyarakat untuk berinternet secara sehat agar tidak percaya begitu saja pada informasi berkonten negatif. Strategi ini terdiri dari tiga unsur, yaitu cek secara logika, etika, dan estetika.
Sementara itu, Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Shinto Nugroho mengatakan, pihaknya telah menghapus 3 juta video yang sarat konten negatif di Youtube secara global sejak Juni 2017. ”Video anak di Youtube yang mengandung perundungan pun langsung kami hapus hingga tak bisa lagi diakses,” katanya.
Selain itu, Shinto mengatakan, Google dan Youtube telah menerapkan sistem pembelajaran mesin atau machine learning untuk mengenali konten-konten negatif sehingga mempermudah penindakannya. Sistem ini memungkinkan Google dan Youtube semakin sensitif pada kata-kata yang mencirikan konten negatif dalam berbagai bahasa.
Penyaringan konten oleh Youtube dan Google dinilai penting. Menurut Program Manager Maarif Institute Helmi Khelmy K Pribadi, 40 persen pelajar percaya pada informasi yang ada di Youtube karena telah tersaring.
Konten positif
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Teknologi Herry Abdul Aziz mengatakan, media sosial bisa mengubah ranah informasi. Ketika informasi ranah privasi dipublikasikan ke media sosial, maka informasi tersebut menjadi ranah publik. Karena itu, dalam bermedia sosial, masyarakat harus bijak mengolah informasi ranah pribadinya menjadi suatu konten positif.
Yosi Makalu, anggota Cameo Project, memaparkan, daya tarik konten negatif adalah kekhawatiran. Daya tarik ini dapat dilawan oleh kreativitas yang ada pada konten positif. Cameo Project merupakan duta program Youtube Creators for Change dari Indonesia.
Martin Anugrah, anggota Cameo Project, menambahkan, konten positif perlu dijadikan tren agar dapat memerangi konten negatif. ”Sekarang apa pun yang tren pasti diikuti,” ujarnya.
Produksi konten positif diharapkan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Purwadi Sutanto sebagai salah satu cara untuk mendorong kebinekaan.
Jika masyarakat, khususnya pemuda, terbiasa membuat konten positif di media sosial, zaman digitalisasi dan globalisasi dapat dihadapi tanpa merusak karakter bangsa. (DD09)