Hujan Abu Tipis 1 Jam
KARANGASEM, KOMPAS — Hujan abu vulkanik tipis mengguyur wilayah utara Gunung Agung, sekitar Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (8/12), radius 5 kilometer dari kawah. Sebaran abu itu menghujani wilayah tersebut selama satu jam, mulai pukul 08.00 Wita.
Paparan abu ini bersamaan dengan kembali erupsinya Gunung Agung, yang tercatat dari Pos Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kecamatan Rendang pukul 07.59 Wita.
Erupsi itu diawali embusan asap putih tebal pukul 06.26 Wita, yang disusul mengepulnya abu berwarna kelabu setinggi 2.100 meter dari puncaknya. Meski intensitasnya relatif rendah, embusan abu vulkanik terpantau hingga pukul 13.00 Wita dan mereda hingga petang. Namun, kemudian muncul pijar api di puncak pukul 19.45 Wita, disertai abu tipis.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana mengatakan, erupsi itu masih lebih rendah dari erupsi 28 November. Saat itu, ketinggian embusan abu vulkanik mencapai 4.000 meter dari puncak kawah.
”PVMBG tetap merekomendasikan agar masyarakat tetap waspada dan menyediakan masker. Embusan abu vulkanik, seperti Jumat ini, masih bisa muncul setiap saat. Hujan pun bisa menjadi lahar hujan yang cukup besar,” kata Devy di pos pemantauan, semalam.
Embusan abu vulkanik, seperti Jumat ini, masih bisa muncul setiap saat. Hujan pun bisa menjadi lahar hujan yang cukup besar.
Ia mengingatkan, gejala ini dapat muncul setiap saat karena magma terus memompa di sekitar kawah. Hingga Jumat, sesuai pantauan PVMBG, magma berada 3 kilometer mendekati kawah puncak dan aktif mengisi kubangan kawah. Sebulan lalu, PVMBG mencatat magma masih 4 kilometer dari kawah.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung dikategorikan kembali memasuki masa tenang tiga hari lalu. Pada Kamis (7/12) pagi hingga petang, embusan asap terekam membubung 2.600 meter dari kawah. Ada yang terbawa abu tipis dan ada yang cuma terbawa angin di sekitar puncak.
Pantau sisi kawah
PVMBG masih memantau pemanasan di sisi kawah dan semburan abu dari tengah kawah. Melalui citra satelit, belum ada lubang baru dari dua lubang lama. Menurut Devy, erupsi masih bisa terjadi ke depan. ”Maka, kewaspadaan harus tetap terjaga. Tremor (kegempaan terus-menerus) di sekitar kawah gunung masih tercatat oleh seismograf di pos pemantauan,” ujarnya.
Meski tidak ada lubang baru, citra satelit mendeteksi ada gundukan di atas lubang yang berada di permukaan kawah. Selain itu, terpantau adanya rekahan yang melintang dari utara ke selatan di gundukan tersebut.
Di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, embusan abu tidak mengganggu aktivitas penerbangan. Puluhan pesawat aman mendarat ataupun lepas landas meski jumlah kedatangan penumpang mancanegara serta domestik berkurang separuhnya dari rata-rata per hari 13.000 orang.
Sementara Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki rencana penanganan kebencanaan. Belum ada rencana terstruktur, mulai dari penanganan pengungsi, seperti relokasi hunian sementara, hingga rencana ke depan. ”Kami masih menyusunnya. Sabar saja,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Karangasem I Gede Waskita Sutadewa. (AYS/GER/BAH/COK)