Mari Mengenal Instrumen Investasi
Niat memulai investasi untuk masa depan sudah ada, kemudian dana darurat sudah tersedia. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan oleh calon investor adalah memahami produk-produk investasi. Produk investasi harus kita pahami supaya kita tahu betul ke mana uang kita akan ditanamkan.
Jika diamati, ada lebih dari satu produk investasi di pasaran. Bahkan, produk-produk investasi itu terbilang banyak. Waktu dan tenaga juga harus disiapkan untuk mempelajarinya, dan itulah investasi pertama kita sebelum berinvestasi uang.
Produk pasar modal yang terjangkau oleh banyak kalangan adalah reksa dana. Reksa dana merupakan kumpulan dana masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menginvestasikan kumpulan dana ini untuk membeli berbagai produk keuangan, mulai dari deposito, obligasi, hingga saham.
Reksa dana dapat dibeli dengan investasi minimal Rp 100.000 atau bahkan Rp 10.000 saja untuk reksa dana mikro.
Membeli reksa dana dapat diibaratkan membeli gado-gado. Ada banyak unsur sayuran di dalamnya. Namun, untuk mendapatkan sepiring gado-gado, kita tidak perlu membeli seikat kangkung, 1 kilogram kentang, 1 kilogram timun, atau 1 kilogram kacang. Dalam sebungkus gado-gado, semua unsur itu sudah ada. Sedikit kangkung, sedikit timun, sedikit bayam, dan sedikit kacang pajang serta bumbu kacang.
Hanya saja, terkadang penjual gado-gado tidak mengolah gado-gadonya tepat dengan harapan kita. Bisa jadi bumbu terlalu pedas, bisa juga terlalu hambar karena cabai sedang mahal. Dengan demikian, sangat penting untuk memilih penjual gado-gado yang tepat.
Meski demikian, reksa dana cocok untuk mereka yang tidak memiliki waktu memantau investasinya setiap saat. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi secara profesional.
Mereka yang melakukan transaksi jual beli obligasi atau saham yang menjadi dasar aset reksa dana. Tidak seperti deposito yang memiliki masa jatuh tempo, investasi pada reksa dana dapat ditarik kapan saja.
Membeli reksa dana juga berarti melakukan diversifikasi. Dalam satu unit reksa dana sudah terdiri atas beberapa macam instrumen investasi, seperti beberapa seri obligasi atau beberapa macam saham. Dengan demikian, risiko sudah dikurangi dengan melakukan diversifikasi.
Harga unit reksa dana juga dinyatakan secara transparan. Setiap hari, nilai reksa dana diumumkan melalui berbagai media, seperti koran atau laman manajer investasi. Uang yang kita gunakan untuk membeli reksa dana tidak disimpan oleh manajer investasi, tetapi oleh bank kustodian.
Selain ada beberapa kelebihan, tentu ada beberapa kekurangan dari produk tersebut. Risiko penurunan nilai tetap ada. Tidak ada yang menjamin bahwa dana yang kita tempatkan pada reksa dana selalu untung.
Produk reksa dana terkait dengan produk pasar modal yang naik dan turun. Obligasi yang dibeli manajer investasi dapat saja mengalami gagal bayar. Reputasi dan kepiawaian manajer investasi pun dapat menjadi risiko jika strategi yang dilakukan manajer investasi salah sehingga kinerja reksa dana tidak maksimal.
Apabila dicermati, dari portofolio investasi, ada empat jenis reksa dana yang ada di pasaran.
1. Reksa dana pasar uang
Manajer investasi menempatkan sebagian dana di obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Selain itu, dananya dapat juga ditempatkan pada deposito. Risiko reksa dana ini sangat rendah, harganya tidak berfluktuasi. Produk ini cocok untuk pemula yang baru mengenal dunia investasi.
Imbal hasilnya sedikit di atas bunga deposito. Dalam satu tahun ini, imbal hasil reksa dana pasar uang sekitar 6 persen. Reksa dana ini cocok untuk menyimpan dana dalam jangka pendek, kurang dari satu tahun, dan cocok bagi mereka yang memerlukan likuiditas karena dapat ditarik kapan saja.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Manajer investasi menempatkan sebagian besar dana investor pada obligasi, setidaknya 80 persen menurut aturan Otoritas Jasa Keuangan. Obligasi yang dibeli dapat berupa obligasi pemerintah ataupun obligasi korporasi. Risiko reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang.
Walaupun disebut pendapatan tetap, harga obligasi dapat naik dan turun sehingga memengaruhi pula kinerja reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana ini cocok untuk investor yang moderat, sudah berani mengambil risiko lebih tinggi, daripada mereka yang berinvestasi di reksa dana pasar uang. Tahun ini, imbal hasil yang diberikan reksa dana pendapatan tetap sebesar 8-10 persen.
3. Reksa dana campuran
Reksa dana campuran, seperti namanya, merupakan reksa dana yang berisi beberapa jenis kelas aset, yaitu pasar uang, obligasi, dan saham. Reksa dana ini memberikan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.
Akan tetapi perlu diingat, karena ada unsur saham, risikonya pun lebih tinggi. Investor moderat dapat memilih reksa dana ini. Tahun ini, diperkirakan reksa dana campuran dapat menghasilkan imbal hasil sebesar 10 persen.
4. Reksa dana saham
Reksa dana saham memiliki risiko paling tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lain. Imbal hasilnya pun lebih tinggi, bisa mencapai 12 persen dalam satu tahun, tergantung dari situasi di pasar saham dan kepiawaian manajer investasi.
Ada beberapa manajer investasi yang meracik reksa dana dan kinerjanya mengalahkan indeks. Sebaliknya, ada pula reksa dana yang memiliki kinerja tidak baik, jauh di bawah indeks, karena manajer investasi salah strategi.
Pembelian reksa dana dapat dilakukan di bank-bank, dapat juga dibeli secara daring. Bahkan, telah ada agen penjual reksa dana daring dengan minimal pembelian Rp 100.000, bahkan Rp 10.000 per unit.
Selain itu, beberapa sekuritas juga menyediakan layanan pembelian reksa dana, tidak hanya saham. Beberapa manajer investasi juga sudah menjual langsung secara daring, melengkapi penjualan di bank. Pembelian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Setelah mengetahui jenis reksa dana, kenali juga bagaimana kebutuhan kita. Apakah investasi di reksa dana untuk kebutuhan jangka pendek, menengah, atau panjang.
Sebelum membeli reksa dana, kenali juga bagaimana profil risiko kita. Apakah Anda merupakan investor yang tidak mau menanggung risiko, investor moderat, atau investor agresif yang berani membeli reksa dana saham?
Biasanya, orang menjadi konservatif karena belum memahami risiko dan seluk-beluk dunia investasi. Setelah lebih paham, seorang investor konservatif bisa saja naik kelas dan menjadi investor moderat karena pemahaman yang semakin baik.
Selain keempat jenis reksa dana di atas, masih ada lagi jenis reksa dana lainnya, yaitu reksa dana proteksi, reksa dana indeks, dan reksa dana syariah, juga exchange traded fund. Mengenai reksa dana jenis ini, akan dibahas pada lain waktu dalam tulisan lain.
Mempelajari produk investasi merupakan investasi pada diri sendiri. Pelajari terlebih dahulu produk-produk investasi yang tepat sebelum menginvestasikan uang kita ke dalam sebuah produk investasi.