Warga Dunia Protes Trump
Demonstrasi memprotes pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel merebak di sejumlah negara.
JAKARTA, KOMPAS — Demonstrasi memprotes pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel merebak di sejumlah negara, Jumat (8/12). Di Indonesia, Presiden Joko Widodo menyatakan akan membela kepentingan Palestina semaksimal mungkin dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam.
Dalam pidatonya, Rabu lalu atau Kamis dini hari WIB, Trump mengatakan, AS mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia juga menyatakan memerintahkan Kementerian Luar Negeri AS untuk menyiapkan pemindahan kantor kedutaan besar negara itu untuk Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Akibat pernyataan Trump ini, demonstrasi kemarin terjadi di berbagai belahan dunia, antara lain di Iran, Jordania, Afghanistan, dan Malaysia. Ribuan warga memenuhi jalan-jalan di pusat kota seusai ibadah shalat Jumat.
Ayatollah Ahmad Khatami, ulama konservatif Iran, mengatakan, Trump telah nyata-nyata menghapus jalan damai yang dijalin selama bertahun-tahun atas Jerusalem. "Dia (Trump) membuktikan, obat bagi isu Palestina hanya intifadah," ujarnya.
Dia (Trump) membuktikan, obat bagi isu Palestina hanya intifadah.
Dalam demonstrasi di jalan-jalan di Amman, ibu kota Jordania, warga meneriakkan berbagai slogan mengecam AS. Poster yang dibawa antara lain berbunyi "Jerusalem adalah Arab" dan "Amerika merupakan kepala ular".
Di Kuala Lumpur, Malaysia, ribuan warga juga turun ke jalan. Mereka meminta AS tidak mencampuri urusan Jerusalem.
Di Jakarta, Kepolisian Daerah Metro Jaya mengatakan, pada Jumat terjadi dua unjuk rasa di depan Kedubes AS, yakni dari elemen Partai Persatuan Pembangunan dan unjuk rasa yang diikuti elemen Nahdlatul Ulama dengan jumlah peserta sekitar 500 orang. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, polisi meningkatkan patroli di sekitar Kedubes AS sebagai wujud perlindungan atas orang, aset, dan investasi asing di Indonesia.
Adapun di Tepi Barat, warga membakar ban-ban bekas. Akibatnya, asap tebal melingkupi kota-kota, antara lain Ramallah dan Bethlehem. Pengunjuk rasa melempari tentara Israel dengan batu. Hal itu dibalas tembakan gas air mata dan peluru karet.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas keamanan Israel terjadi di perbatasan Gaza dengan Israel. Sedikitnya 15 warga Palestina mengalami luka-luka akibat peristiwa itu.
Seruan para pemimpin
Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri mengatakan, keputusan AS menambah runyam proses menuju perdamaian sekaligus menambah tantangan atas stabilitas di Timur Tengah. Hal ini disampaikannya seusai bertemu dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Dalam pertemuan itu, Macron juga menyatakan siap meluncurkan pendekatan baru atas pernyataan dan rencana Trump itu.
PM Ceko yang baru, Andrej Babis, memilih tidak mengikuti saran presiden negara itu, Milos Zeman, yang meminta Ceko mengikuti langkah AS untuk memindahkan kedubes dari Tel Aviv ke Jerusalem. Babis menyatakan, ide Trump tidak baik, sebagaimana ditunjukkan reaksi dunia atas hal itu.
Menanggapi berbagai kecaman dari sejumlah negara, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, negaranya tidak akan serta-merta memindahkan kedubes ke Jerusalem. Diperlukan waktu beberapa tahun untuk mewujudkan pemindahan itu. Tillerson menyampaikan hal ini seusai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian di Paris.
Menurut Tillerson, pengakuan Trump atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel tidak mengindikasikan status final bagi kota itu. AS hanya memperjelas bahwa batas-batas Jerusalem akan dibahas secara langsung oleh pihak Israel dan Palestina.
Jokowi hubungi Qatar
Pemerintah Indonesia menyatakan akan memaksimalkan komunikasi ke sejumlah negara agar hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, 13 Desember mendatang. Dalam forum ini, Indonesia akan menyuarakan sikap tegasnya membela kepentingan Palestina.
"Saya menelepon Emir Qatar Sheikh Tamim. Apakah nanti semuanya bisa hadir di sidang majelis OKI di Istanbul, Turki? Alhamdulillah, kelihatannya semuanya akan hadir," kata Presiden Joko Widodo.
Apakah nanti semuanya bisa hadir di sidang majelis OKI di Istanbul, Turki? Alhamdulillah, kelihatannya semuanya akan hadir.
Saat menerima Menteri Luar Negeri Tunisia di Istana Bogor, Presiden Jokowi menyampaikan, negara-negara OKI harus bersatu. Setelah itu, barulah OKI dapat menyampaikan pesan yang keras terhadap sikap AS.
Sikap AS mengenai Jerusalem, menurut Presiden, membuatnya merasa jengkel dan dongkol. Pengumuman Pemerintah AS mengejutkan banyak pihak.
Presiden kembali mengulangi kekhawatirannya bahwa persoalan ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dan perdamaian dunia. Kekhawatiran yang sama disampaikan sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan anggota OKI kepada Presiden.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi melakukan hal serupa, menjalin komunikasi dengan pejabat setingkat menteri dari sejumlah negara. Pada Kamis malam lalu, Retno berkomunikasi dengan menlu dari negara-negara Uni Eropa.
Ia menyampaikan pesan dan harapan agar negara-negara itu tak mengikuti langkah AS, yakni mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut Retno, respons para menlu negara-negara Uni Eropa itu sangat positif.
Sementara itu, di New York, AS, dalam pertemuan khusus Komite Palestina PBB guna membahas langkah AS, Kamis silam, Wakil Tetap RI pada PBB/Dubes Triansyah Djani mengatakan, sikap AS harus ditolak. "Pengakuan sepihak AS atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel harus dikecam dan ditolak karena bertentangan dengan komitmen dunia bagi penyelesaian damai konflik Israel-Palestina," ujarnya.
Pengakuan sepihak AS atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel harus dikecam dan ditolak karena bertentangan dengan komitmen dunia bagi penyelesaian damai konflik Israel-Palestina.
Menurut dia, keputusan AS yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Hal ini dinilai pada akhirnya akan memperkeruh prospek perdamaian Timur Tengah.
Komite Palestina, yang di dalamnya Indonesia menduduki posisi sebagai wakil ketua, dalam pertemuan darurat pada Kamis silam itu mengeluarkan pernyataan mengecam langkah AS. Mereka juga meminta Washington untuk membatalkan keputusan unilateral tersebut.
Sesuai dengan mandat Majelis Umum PBB, komite ini bertujuan menggalang dukungan negara- negara anggota PBB terhadap perjuangan bangsa Palestina.