Uni Eropa Tolak Rayuan Netanyahu soal Jerusalem
BRUSSELS, SELASA – Uni Eropa menolak rayuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk satu suara mendukung kebijakan sepihak Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dalam pertemuan dengan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, yang berakhir pada Senin (11/12) malam waktu setempat, Netanyahu mengajak para sekutu Barat-nya untuk mengakui status baru Jerusalem seperti yang telah diumumkan Trump pada Rabu (6/12).
Presiden Trump pada Rabu pekan lalu di Gedung Putih, Washington DC, AS mengumumkan secara resmi pengakuan atas Jerusalem sebagai hanya ibu kota Israel.
Alih-alih mendapatkan dukungan, Netanyahu justru ditekan oleh para menteri luar negeri blok 28 negara Eropa itu agar dia ikut menolak langkah unilateral Trump.
Langkah Trump itu melanggar kebijakan luar negeri AS yang dijaga dengan hati-hati selama hampir 70 tahun dan konsensus internasional yang mempertahankan status quo Jerusalem.
Netanyahu, dalam kunjungan pertamanya ke markas Uni Eropa di Brussels, Senin (11/12) mengatakan, keputusan Trump “membantu perdamaian” sehingga sangat pantas untuk didukung.
“Langkah Trump membuat perdamaian di Timur Tengah menjadi mungkin, karena dia mengakui sebuah realitas, yang merupakan substansi perdamaian, landasan perdamaian," kata Netanyahu.
Ditolak
Alih-alih mendapatkan dukungan, Netanyahu justru ditekan oleh para menteri luar negeri blok 28 negara Eropa itu agar dia ikut menolak langkah unilateral Trump.
Para menteri luar negeri Uni Eropa menegaskan, langkah sepihak Trump merupakan hambatan terbesar bagi proses perdamaian Israel dan Palestina yang telah lama diperjuangkan.
Para menteri luar negeri Uni Eropa menegaskan, langkah sepihak Trump merupakan hambatan terbesar bagi proses perdamaian Israel dan Palestina yang telah lama diperjuangkan.
Indonesia juga kembali menegaskan dukungannya yang kuat bagi langkah-langkah perjuangan hak dan kemerdekaan Palestina, termasuk status Jerusalem sebagai ibu kota masa depannya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, menyampaikan dukungan itu saat bertemu Menlu Palestina Riyad Al-Maliki di Amman, Jordania, Senin (11/12) pukul 21.15 waktu setempat atau Selasa (12/12) pukul 02.05 WIB.
Sementara itu Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah membawa kasusnya sendiri ke Kairo, Mesir, untuk bertemu para pemimpin Arab terkait Jerusalem pada Senin (11/12) waktu setempat.
Abbas juga terbang ke Istanbul, Turki, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) membahas nasib kota Jerusalem pada Rabu (13/12).
Dalam pertemuan tingkat tinggi OKI itu, Abbas ingin memperkuat dukungan dari para pemimpin Muslim bahwa bahwa langkah AS adalah “kesalahan yang mengerikan”.
Di Gaza, Senin, para pejuang Hamas menembakkan sebuah roket ke Israel dan militer Israel mengatakan bahwa mereka menanggapi dengan serangan udara dan tembakan tank yang menargetkan sebuah posisi Hamas, kelompok yang mengendalikan wilayah tersebut.
Unjuk rasa massa warga Palestina telah memasuki hari kelima pada Senin (11/12) waktu setempat dan berakhir bentrok dengan aparat aparat keamanan Israel di mana puluhan warga Palestina terluka.
Di lapangan di wilayah Palestina, unjuk rasa massa yang memasuki hari kelima pada Senin (11/12) waktu setempat pun berakhir bentrok dengan aparat aparat keamanan Israel di mana puluhan warga Palestina terluka. Unjuk rasa serupa juga terjadi di Beirut, Lebanon.
Memicu kekerasan
Pada unjuk rasa hari pertama, tak lama setelah Trump mengumumkan pengakuannya atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel, setidaknya dua orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam unjuk rasa di Palestina.
Israel yang mencaplok Jerusalem Timur setelah Perang Arab-Israel 1967, menganggap seluruh kota itu ibu kotanya. Palestina menginginkannya sebagai ibu kota negara merdeka mereka di masa depan.
Pemerintah Trump mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen terhadap proses perdamaian dan keputusannya tidak mempengaruhi perbatasan atau status Jerusalem di masa depan.
Dikatakan kesepakatan damai masa depan yang kredibel akan menempatkan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, semua sekutu dekat Israel menolaknya, termasuk di Uni Eropa.
Para menteri Uni Eropa mengatakan, logika AS dan Israel salah. Mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel secara sepihak berisiko menimbulkan kekerasan dan tertutupnya peluang perdamaian.
Setelah pertemuan antara Netanyahu dan para menteri luar negeri EU, seorang diplomat senior Swedia mengatakan, tak ada seorang pun dalam pertemuan itu yang mendukung keputusan Trump.
Setelah pertemuan antara Netanyahu dan para menteri luar negeri EU, seorang diplomat senior Swedia mengatakan, tak ada seorang pun dalam pertemuan itu yang mendukung keputusan Trump.
Juga tidak ada negara Eropa yang mengikuti langkah AS untuk memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem.
"Saya tidak berpikir ada negara Uni Eropa lainnya yang akan melakukannya," kata Margot Wallstrom, Wakil Perdana Menteri Swedia.
Posisi Israel semua mendapat banyak dukungan dari beberapa negara Uni Eropa. Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Ceko mengatakan akan mulai mempertimbangkan untuk memindahkan Kedutaan Besar Ceko dari Tel Aviv ke Jerusalem. Hongaria berencana mengambil langkah serupa.
Namun Praha kemudian mengatakan bahwa mereka menerima kedaulatan Israel hanya di Jerusalem Barat.
Budapest juga menegaskan dukungannya pada solusi dua negara bagi penyelesaian krisis Israel-Palestina atau Timur Tengah umumnya.
Budapest juga menegaskan dukungannya pada solusi dua negara bagi penyelesaian krisis Israel-Palestina atau Timur Tengah umumnya.
Pada Senin kemarin, Menteri Luar Negeri Ceko Lubomir Zaoralek mengatakan keputusan Trump tidak dapat membantu perdamaian Israel-Palestina.
"Saya khawatir hal itu tidak dapat membantu kita. Saya yakin bahwa tidak mungkin untuk mengurangi ketegangan dengan solusi sepihak," kata Zaoralek.
"Kami berbicara tentang sebuah negara Israel namun pada saat bersamaan kami harus berbicara tentang sebuah negara Palestina," katanya.(AFP/REUTERS/CAL)