UNGARAN, KOMPAS — Durian dari desa agrowisata Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kini diburu penggemar buah yang lezat dan berbau menyengat ini. Durian Brongkol memiliki beberapa varian, yakni durian montong, musang king, bangkok, jambon, durian sukun, dan jenis durian vera.
”Buah durian Brongkol sejak dahulu banyak dicari penggemar durian. Terlebih, durian Brongkol pernah menyabet juara nasional pada lomba durian di Agrowisata Soropadan Temanggung pada 1996. Rasa duriannya, terutama jenis vera, sangat lezat, buahnya kuning, panjang, biji kecil, daging tebal, ada rasa pahitnya pula,” tutur Tukijan, warga Dusun Candisari, Brongkol, yang juga petani durian, Kamis (14/12).
Durian varian vera merupakan durian lokal khas desa yang berada di lereng Gunung Telomoyo itu. Saat musim panen kali ini, durian ini banyak dijual oleh warga di tepi jalan ruas Banyubiru-Brongkol-Jambu. Di sepanjang jalan desa ini terdapat lebih dari 25 kios yang menjual durian lokal dan varian durian unggulan lainnya.
Menurut Ibu Sapar Duren (57), salah satu penjual durian di Brongkol, durian vera yang besar, berbobot 3-4 kilogram, dijual Rp 60.000 per kilogran. Buah durian jenis lain ditawarkan pada kisaran Rp 80.000 hingga Rp 175.000 per biji.
”Sebagai bonus membeli durian di tempat saya, konsumen boleh membawa pulang biji durian untuk dibuat benih sendiri. Biji durian dapat buat bibit, tinggal ditanam di polybag yang mudah dipindahkan ke media tanah setelah tumbuh akar dan daun,” ujar Ibu Sapar.
Durian Brongkol varian vera yang berbobot 3-4 kilogram dijual Rp 60.000 per kg. Durian jenis lain ditawarkan Rp 80.000 hingga Rp 175.000 per biji.
Ia menambahkan, konsumen yang tidak mau repot bisa membeli bibit durian setinggi 1 meter dan siap tanam seharga Rp 300.000 per biji.
Petani durian yang juga Kepala Dusun Candisari, Brongkol, Slamet (37) mengemukakan, panen durian di Brongkol kini memasuki tahap kedua sampai akhir Desember. Panen berikutnya kemungkinan jatuh pada pertengahan Januari tahun depan.
Saat ini memang bukan panen raya durian mengingat panen raya biasanya pada Februari-Juni. Hanya, kondisi iklim bisa mengubah pola panen durian setempat.
Tiap petani memiliki kebun durian dengan jumlah pohon minimal 25 pohon. Banyak pohon durian yang tersebar di kebun-kebun yang menyatu dengan kawasan hutan di lereng Telomoyo. Jika pohon durian dirawat dengan baik, tak hanya buah duriannya legit dan lezat, tetapi satu pohon juga bisa menghasilkan lebih dari 40 biji durian.
Tiap petani memiliki kebun durian dengan jumlah pohon minimal 25 pohon. Banyak pohon durian yang tersebar di kebun-kebun yang menyatu dengan kawasan hutan di lereng Telomoyo.
”Saya sehari bisa panen sendiri ataupun menampung durian lebih dari 40 biji. Sebagian diambil pedagang, ada pula yang saya kirim ke penjual di Kota Semarang, Salatiga, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Sebagian lagi dibeli konsumen yang sudah langganan datang ke rumah,” kata Slamet.
Bahkan, dalam dua tahun ini, pemasaran durian Brongkol sudah meluas hingga Sumatera dan Kalimantan karena beberapa warga menjualnya melalui daring. Tidak jarang pula pelanggan mengajak turis dari Korea ataupun Jepang datang ke Brongkol untuk menikmati durian lokal.
Slamet menyebutkan, kelezatan durian lokal seperti varian vera tidak kalah dengan durian montong dari Jepara ataupun durian musang king asal Malaysia. Sudah lebih dari empat tahun, sejumlah petani juga mengembangkan durian musang king di kebun. Diakui, durian satu ini rasanya juga lezat, tetapi masih kalah lezat dibandingkan varian vera yang ada rasa pahitnya.
Kelezatan durian lokal seperti varian vera tidak kalah dengan durian montong dari Jepara ataupun durian musang king asal Malaysia.
Selain itu, durian Brongkol varian jambon juga banyak dicari penggemar durian. Dinamai durian jambon karena ketika kulit durian dibuka, daging durian berwarna merah muda. Durian jambon yang termasuk langka ini dibanderol Rp 150.000 per biji. Sayangnya, agak susah mendapatkan durian ini kecuali harus pesan lebih dulu.