BANYUWANGI, KOMPAS — Go-Jek, aplikasi layanan on-demand dan dompet digital di Indonesia, mengakuisisi tiga perusahaan teknologi keuangan, yakni Kartuku, Midtrans, dan Mapan. Akuisisi ini diyakini bakal memperkuat Go-Jek dalam penyediaan ekosistem pembayaran, baik bagi institusi keuangan, usaha kecil menengah, pengemudi mitra, maupun konsumen di kota dan daerah.
Tiga usaha rintisan (startup) bidang teknologi finansial (fintech) tersebut dinilai sebagai yang terdepan secara nasional. Kartuku dikenal sebagai perusahaan layanan pembayaran luar jaringan (offline), sementara Midtrans adalah perusahaan payment gateway dalam jaringan (daring/online), dan Mapan merupakan jaringan arisan barang.
Ketiganya akan mendukung Go-Jek memperluas cakupan Go-Pay di industri jasa dompet digital dan proses pembayaran independen di Tanah Air. Bisnis perusahaan-perusahaan tersebut saat ini memproses total transaksi lebih dari Rp 67,5 triliun per tahun, baik melalui kartu kredit, debit, maupun dompet digital.
Keputusan itu dinilai menjadi lompatan besar bagi Go-Jek yang selama ini melayani aplikasi ride-hailing menjadi teknologi multi-platform yang melayani pembayaran digital di Indonesia. Pendiri sekaligus CEO Go-Jek Nadiem Makarim, di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (15/12), berharap langkah itu akan mendorong Goj-Jek memperluas dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia.
”Setiap hari kami termotivasi oleh cerita mitra dan konsumen kami tentang bagaimana teknologi Go-Jek telah mengubah dan mempermudah kehidupan mereka. Keberadaan Go-Jek mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tidak hanya menghubungkan para penjual dan konsumen, tetapi juga mendorong pertumbuhan usaha kecil dan mikro serta memberikan peluang nyata bagi peningkatan kesejahteraan para pelaku sektor informal. Sejak kami membawa misi memberikan manfaat sosial semaksimal dan seluas mungkin bagi jutaan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Keberadaan Go-Jek mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tidak hanya menghubungkan para penjual dan konsumen, tetapi juga mendorong pertumbuhan usaha kecil dan mikro serta memberikan peluang nyata bagi peningkatan kesejahteraan para pelaku sektor informal.
Go-Jek merupakan platform layanan konsumen berbasis aplikasi dengan lebih dari 15 juta pengguna aktif mingguan saat ini. Go-Jek juga merupakan layanan terbesar di Indonesia untuk ride-hailing, layanan antar makanan, jasa antar barang instan, dan penyedia dompet digital dengan 900.000 mitra pengemudi, lebih dari 125.000 merchant yang mayoritas adalah usaha mikro kecil dan menengah, serta memiliki lebih dari 100 juta transaksi yang diproses melalui platform ini setiap bulan.
Andre Soelistyo, Go-Jek Group President, mengatakan, tahun 2018 akan menjadi tahun ketika Go-Pay akan berkembang di luar ekosistem Go-Jek, menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan tepercaya, baik secara daring maupun luring.
Akuisisi ini mengakselerasi penetrasi dan jangkauan Go-Pay ke ranah pembayaran luring melalui Kartuku, ranah pembayaran online melalui Midtrans, serta meningkatkan inklusi finansial bagi masyarakat unbanked melalui Mapan.
”Akuisisi ini mengakselerasi penetrasi dan jangkauan Go-Pay ke ranah pembayaran luring melalui Kartuku, ranah pembayaran online melalui Midtrans, serta meningkatkan inklusi finansial bagi masyarakat unbanked melalui Mapan. Kolaborasi ini mendorong percepatan inklusi finansial untuk jutaan orang Indonesia serta meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri,” ujar Andre.
Setelah akuisisi ini, tim manajemen dan seluruh karyawan dari masing-masing perusahaan akan beroperasi sebagaimana sebelumnya. Namun, mereka dapat mengambil manfaat sinergi sebagai bagian dari Go-Jek Group.
Ketiga pimpinan dari masing-masing perusahaan yang diakuisisi akan memegang posisi senior manajemen di dalam Go-Jek Group. Aldi Haryopratomo dari Mapan akan memimpin Go-Pay, Ryu Kawano Suliawan dari Midtrans akan memimpin pengembangan platform merchant dalam Go-Jek Group, sementara Thomas Husted dari Kartuku akan memegang peranan sebagai CFO di Go-Jek Group.