Pertamina Antisipasi Lonjakan BBM pada Libur Akhir Tahun
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Libur panjang akhir tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 membuat permintaan bahan bakar minyak diprediksi mengalami lonjakan. Sejumlah langkah antisipasi kelangkaan BBM disiapkan oleh Pertamina.
Deputi Direktur Pemasaran dan Distribusi BBM Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto, Jumat (15/12), mengatakan, konsumsi BBM dan elpiji akan mengalami peningkatan, antara lain Premium dengan kenaikan 2 persen, Pertalite 12 persen, Pertamax 7 persen, Pertamax Turbo 15 persen, Dexlite 10 persen, Pertamina Dex 12 persen, Avtur 11,5 persen, dan elpiji 4 persen. Hanya konsumsi Solar yang diperkirakan turun, yaitu 6 persen.
”Penurunan konsumsi solar disebabkan pembatasan operasional angkutan barang pada H-3 hingga H+3 dan penurunan kegiatan angkutan industri,” kata Gigih seusai jumpa pers kesiapan BBM menjelang Natal dan Tahun Baru di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta.
Untuk mengantisipasi tingginya permintaan bahan bakar saat libur panjang akhir tahun, Pertamina mengupayakan sejumlah langkah antisipasi. Upaya-upaya itu antara lain meningkatkan persediaan BBM, elpiji, dan Avtur di tingkat terminal bahan bakar minyak (TBBM), depot pengisian pesawat udara (DPPU), dan depot LPG.
Upaya lainnya ialah penambahan mobil tangki, agen atau pangkalan siaga elpiji, serta menyiagakan kantong SPBU dan stasiun pengangkutan dan pengisian bulk elpiji (SPPBE) di jalur wisata dan daerah rawan kemacetan.
Gigih mengatakan, terdapat 35 SPBU kantong dan 51 SPPBE kantong yang disiagakan dengan sebaran di Sumatera Selatan, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. ”Peningkatan stoknya dimulai sejak 1 hingga 17 Desember,” ujarnya.
Hal lain yang harus diantisipasi adalah penumpukan kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). Gigih menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perdagangan, Badan Pengatur Jalan Tol, dan Jasa Marga untuk mencegah penumpukan kendaraan di SPBU.
Kepolisian, Jasa Marga, dan Pertamina akan berbagi informasi tentang SPBU yang mengalami penumpukan kendaraan.
Kepolisian, Jasa Marga, dan Pertamina akan berbagi informasi tentang SPBU yang mengalami penumpukan kendaraan. Dari sana kemudian kepolisian dan Pertamina memecah antrean dengan mengarahkan sejumlah kendaraan untuk beralih ke SPBU lain di sepanjang jalur yang mereka lintasi.
”Dalam keadaan darurat, ada motorist yang membawa BBM dalam kemasan,” kata Gigih.
Jalan tol padat
Berdasarkan data dari Jasa Marga, kepadatan kendaraan akan terjadi di sejumlah ruas jalan tol di Jawa Barat. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menjelaskan, ruas jalan tol tersebut meliputi Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama, GT Cengkareng, GT Cileunyi, dan GT Ciawi.
Puncak arus mudik Natal melalui GT Cikarang Utama diprediksi terjadi pada H-3 Natal, yakni sekitar 103.000 kendaraan atau naik 32,05 persen dari lalu lintas normal di hari biasa (78.000 kendaraan).
Di GT Cengkareng jumlah kendaraan saat puncak arus mudik Natal diperkirakan 95.087 kendaraan. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,3 persen dari lalu lintas normal (90.249 kendaraan).
Budi memaparkan, di GT Cileunyi, prediksi puncak arus mudik Natal akan terjadi pada 23 Desember 2017. Sebanyak 34.217 kendaraan diperkirakan akan melintasi GT Cileunyi. Sementara di GT Ciawi 36.557 kendaraan diprediksi akan melintas pada masa puncak kepadatan tanggal 22 Desember 2017.
Kalau bisa berangkat lebih awal, sebelum tanggal 22 Desember sudah mudik.
”Kami mengimbau masyarakat untuk mengatur pola perjalanan agar tidak terjebak kemacetan. Kalau bisa berangkat lebih awal, sebelum tanggal 22 Desember sudah mudik,” ujar Budi.
Dilarang melintas
Untuk menjaga kelancaran lalu lintas saat libur panjang akhir tahun nanti, Ditjen Hubdar Kemenhub memberlakukan pengaturan operasional kendaraan angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih di jalan tol. Aturan itu akan berlaku pada 22 Desember 2017 pukul 00.00 sampai dengan 23 Desember 2017 pukul 24.00.
Kemenhub memberlakukan pengaturan operasional kendaraan angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih di jalan tol. Aturan itu akan berlaku pada 22 Desember 2017 pukul 00.00 sampai dengan 23 Desember 2017 pukul 24.00.
Pengaturan operasional kendaraan angkutan barang ini dikecualikan bagi kendaraan pengangkut bahan bakar (BBM & BBG), ternak, barang antaran pos dan uang, serta bahan-bahan kebutuhan pokok.
”Hampir sama dengan tahun sebelumnya. Namun, di tahun ini pengaturan operasional kendaraan angkutan barang kami berlakukan lebih singkat,” ujar Budi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gilang Tarigan, Rabu (13/12), mengatakan, kebijakan dari Kemenhub itu merupakan sebuah kemajuan. Gilang mengapresiasi pemerintah tidak melarang truk, tetapi hanya membatasi. Dengan demikian, kata Gilang, kegiatan ekspor-impor tidak mengalami gangguan.
”Karena umumnya semua pabrik akhir tahun kejar target. Jadi dengan kebijakan ini, sekarang mereka tetap bisa beroperasi tetapi hanya bisa lewat jalan nasional,” kata Gilang. (DD10)